Selasa 9 Ramadhan 1445 - 19 Maret 2024
Indonesian

Menggabungkan Dua Ayat Tentang Berita Gembira Bahwa Maryam Dikaruniai Anak Isa –‘alaihis salam-

102852

Tanggal Tayang : 04-05-2015

Penampilan-penampilan : 8044

Pertanyaan

Saya pernah berbicara kepada seorang non muslim ketika ia berkata bahwa ada ayat al Qur’an yang bertentangan satu sama lain –na’udzubillah-. Saya mengetahui betul bahwa pernytaan itu bersumber dari rusaknya pemikirannya atau buruknya cara menterjemahkan al Qur’an, akan tetapi saya tidak mampu membantahnya dengan cukup karena sedikitnya ilmu saya. Kesimpulan tuduhan bahwa ada dua ayat yang bertentangan adalah:
Disebutkan dalam sebuah ayat bahwa ada banyak malaikat yang memberikan kabar gembira kepada Siti Maryam, yaitu: dalam ayat 42 dalam surat Ali Imran:
وَإِذْ قَالَتِ الْمَلاَئِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللّهَ اصْطَفَاكِ وَطَهَّرَكِ وَاصْطَفَاكِ عَلَى نِسَاء الْعَالَمِينَ ٤٢
“Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu)”. (QS. Ali Imran: 42)
Namun dalam ayat yang lain bahwa yang memberi kabar gembira adalah hanya satu malaikat:
فَاتَّخَذَتْ مِن دُونِهِمْ حِجَاباً فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَراً سَوِيّاً ١٧
“Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna”. (QS. Maryam: 17)
Pertanyaannya adalah apakah mereka satu malaikat atau banyak malaikat ?, mohon penjelasan dari masalah ini bagi saya khususnya

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Kesimpulan anda benar bahwa orang yang menganggap di dalam al Qur’an ayat-ayatnya bertentangan satu sama yang lain disebabkan karena rusaknya cara berfikirnya, bisa jadi karena buruknya pemahamannya atau karena keras kepala, maka dari itu ia mencari ayat-ayat yang musytabihat (samar-samar) untuk mengoyahkan keimanan sebagian umat Islam yang belum memahami agama Islam dengan utuh. Oleh karenanya nasehat dan penjelasan ini harus diusahakan untuk semua saudara seiman dari umat Islam. Tidak boleh seseorang membantah orang-orang bathil sebelum memiliki senjata ilmu untuk menjawab syubhat mereka, dan menyerahkan urusan ini kepada para ulama yang mendalam ilmunya, dan para penuntut ilmu yang kuat belajarnya. Karena bisa jadi syubhat itu masuk pada hati seseorang yang kosong hingga memberikan dampak negatif yang besar.

Adapun secara khusus dalam masalah di atas –alhamdulillah- sebenarnya tidak bertentangan satu sama lain. Para ulama tafsir terdahulu sudah menjawabnya seperti Imam ar Raazi dalam tafsirnya ketika mentafsiri ayat dari surat Ali Imran:

“Bahwa yang di maksud dengan kata “Malaikat” dalam ayat tersebut adalah malaikat Jibril seorang, sebagaimana firman Allah yang lain:

(ينزل الملائكة بالروح من أمره على من يشاء من عباده )

“Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya”. (QS. an Nahl: 2)

Malaikat yang di maksud adalah malaikat Jibril.

Yang demikian ini tidak lah aneh menurut bahasa Arab dengan menyebutkan bentuk jama’ namun yang di maksud hanya satu orang. Ada banyak contoh yang terdapat di dalam al Qur’an, di antaranya adalah:

(الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ) آل عمران (173(

“ (Yaitu) orang-orang (yang menta`ati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung." (QS. Ali Imran: 173)

Maksud dari kata “manusia” yang pertama adalah Nu’aim bin Mas’ud. Sedangkan maksud dari kata “manusia” yang kedua adalah Abu Sufyan dan rekanannya, bukan semua manusia.

Imam Ibnu ‘Athiyah berkata dalam tafsirnya “al Muharrar al Wajiz”: “Penyebutan kata “malaikat” dengan maksud malaikat Jibril saja, karena beliau bagian dari para malaikat, maka yang tertera di dalam ayat adalah nama jenisnya, sebagaimana firman Allah:

(الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ

“(Yaitu) orang-orang (yang menta`ati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan….”.  (QS. Ali Imran: 173)

Wallahu a’lam.

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam