Selasa 9 Ramadhan 1445 - 19 Maret 2024
Indonesian

Keutamaan Penghafal Al-Qur’an Di Dunia Dan Akhirat

Pertanyaan

Apa manfaat yang didapatkan bagi penghafal (Al-Qur’an)) d dunia dan di akhirat? Dan apa yang didapatkan kerabat dan keturunannya? Bagaimana dengan generasi sebelum dan sesudahnya?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Pertama:

Sesungguhnya menghafal Al-Qur’an itu adalah ibadah, dimana pelakunya mengharapkan wajah dan pahala Allah di akhirat. Tanpa niatan ini, dia tidak akan mendapatkan pahala bahkan akan disiksa karena memalingkan ibadah ini ke selain Allah Azza Wajalla.

Seharusnya penghafal Qur’an jangan meniatkan dalam hafalannya manfaat dunia yang dihasilkan karena hafalannya bukan barang dagangan yang dijadikan bisnis di dunia. Bahkan ia adalah ibadah yang dipersembahkan di sisi Tuhannya Tabaroka wa ta’ala. Allah telah memberikan kekhususan kepada penghafal Qur’an dengan beberapa kekhususan di dunia dan di akhirat, diantaranya:

1.Bahwa dia didahulukan daripada yang lainnya dalam shalat sebagai imam. Dari Abu Mas’ud Al-Ansori berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

" يؤم القوم أقرؤهم لكتاب الله فإن كانوا في القراءة سواء فأعلمهم بالسنة فإن كانوا في السنة سواء فأقدمهم هجرة فإن كانوا في الهجرة سواء فأقدمهم سلما ولا يؤمن الرجل الرجل في سلطانه ولا يقعد في بيته على تكرمته إلا بإذنه. رواه مسلم (673)

“Yang mengimami suatu kaum adalah yang paling banyak hafalan Kitab Allah. kalau dalam bacaan (hafalan) itu sama, maka yang lebih mengetahui sunnah. Kalau dalam sunah sama, maka yang paling dahulu hijrahnya. Kalau dalam hijrahnya sama, maka yang paling dahulu masuk Islam. Dan jangan seseorang menjadi Imam atas saudaranya dalam kekuasaannya. Dan jangan duduk di tempat duduk khusus di rumahnya kecuali atas seizinnya. HR. Muslim, 673.

Dari Abdullah bin Umar berkata, “Ketika generasi pertama dari kalangan orang-orang Muhajirin di temapat Quba’ sebelum kedatangan Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam, yang menjadi imam mereka adalah Salim budak Abu Huzaifah dimana beliau paling banyak (hafalan) Qur’an.” HR. Bukhori, (660).

2. Beliau didahulukan atas lainnya dalam kuburan dihadapkan ke kiblat kalau mengharuskan dikubur bersama lainnya. Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu nahuma berkata:

كان النَّبي صلى الله عليه وسلم يجمع بين الرجلين من قتلى " أحد " في ثوب واحد ثم يقول : أيهم أكثر أخذاً للقرآن ؟ فإذا أشير له إلى أحدهما قدَّمه في اللحد وقال : أنا شهيد على هؤلاء يوم القيامة وأمر بدفنهم في دمائهم ولم يغسلوا ولم يصل عليهم. رواه البخاري (1278)

“Dahulu Nabi sallallahu alaihi wa sallam mengumpulkan dua orang yang wafat pada ‘Perang Uhud’ dalam satu baju kemudian beliau bersabda, “Siapa diantara mereka yang paling banyak mengambil Qur’an? Ketika ditunjuk salah satunya, maka beliau dahulukan ke dalam liang lahad. Seraya bersabda, “Saya menjadi saksi untuk mereka di hari kiamat. Dan beliau memerintahkan untuk menguburkan dengan darahnya tanpa dimandikan dan tanpa dishalati.” HR. Bukhori, (1278).

3. Didahulukan dalam kepemimpinan kalau dia mampu mengembannya. Dari Amir bin Wailah sesungguhnya Nafi’ bin Abdul Harits bertemu dengan Umar di Asfan. Dimana dahulu Umar telah mengangkatnya di Mekkah. Maka beliau mengatakan, “Siapa yang anda angkat untuk penduduk wadi (Mekkah)? Maka dia menjawab, “Ibnu Abza? (Umar) bertanya, “Siapa Ibnu Abza? Dijawab, “Diantara budak-budak kami. Berkata, “Apakah anda angkat untuk mereka seorang budak? Dijawab, “Beliau pembaca (penghafal) Kitab Allah Azza Wajalla dan beliau pandai dalam bidang ilmu Faroid (ilmu warisan). Maka Umar mengatakan, “Maka sesungguhnya Nabi kamu semua sallallahu alaihi wa sallam telah bersabda, “Sesungguhnya Allah mengangkat dengan Kitab ini suatu kaum dan merendahkan kaum lainnya.” HR. Muslim, 817.

Sementara di akhirat:

4. Kedudukan penghafal Qur’an adalah di akhir ayat yang dihafalkannya. Dari Abdullah bin Amr dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

" يقال لصاحب القرآن : اقرأ وارتق ورتل كما كنت ترتل في الدنيا فإن منزلتك عند آخر آية تقرأ بها "

رواه الترمذي (2914) و قال : هذا حديث حسن صحيح ، وقال الألباني في " صحيح الترمذي برقم (2329) : حسن صحيح ، وأبو داود (1464) "

“Dikatakan kepada pemilik Qur’an, “Bacalah dan naiklah serta bacalah secara tartil. Sebagaimana anda membaca tartil di dunia. Karena kedudukan anda di ayat terakhir yang anda baca.” HR. Tirimizi, (2914) dan berkomentar: Hadits ini Hasan Shoheh. Albani mengomentari di Shoheh Tirmizi no. 2329 Hasan Shoheh. Abu Dawud, (1464.

Maksud bacaan disini adalah mengahafalkan.

5.Dia bersama para Malaikat sebagai teman di rumahnya. Dari Aisyah radhiallahu anha dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

مثل الذي يقرأ القرآن وهو حافظ له مع السفرة الكرام البررة ومثل الذي يقرأ وهو يتعاهده وهو عليه شديد فله أجران. رواه البخاري (4653) و مسلم (798)

“Perumpamaan orang yang membaca Qur’an sementara dia telah menghafalkannya. Maka bersama para Malaikat yang mulia. Dan perumpamaan yang membaca dalam kondisi berusaha keras (belajar membacanya) maka dia mendapatkn dua pahala.’ HR. Bukhori, 4653 dan Muslim, 798.

6.Dia akan diberi mahkota kemulyaan dan gelang kemulyaan. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi sallallahu alahi wa sallam bersabda:

: يجيء القرآن يوم القيامة فيقول : يا رب حلِّه ، فيلبس تاج الكرامة ثم يقول : يا رب زِدْه ، فيلبس حلة الكرامة ، ثم يقول : يا رب ارض عنه فيرضى عنه ، فيقال له: اقرأ وارق وتزاد بكل آية حسنة " . رواه الترمذي ( 2915 ) وقال : هذا حديث حسن صحيح ، وقال الألباني في " صحيح الترمذي " برقم ( 2328 ) : حسن .

“Qur’an datang pada hari kiamat dan mengatakan, “Wahai Tuhan, pakaikanlah. Maka dia memakai mahkota karomah (kemulyaan) kemudian mengatakan, “Wahai Tuhan, tambahkanlah dia. Maka dia memakai gelang karomah (kemulyaan). Kemudian mengatakan, “Wahai Tuhan, redoilah dia, maka (Allah) meredoinya. Dikatakan kepadanya, “Bacalah dan naiklah. Ditambah setiap ayat suatu kebaikan.” HR. Tirmizi, (2915) dan mengatakan, “Hadits ini Hasan Shoheh. Albani mengatakan di Shoheh Tirmizi, no. 2328. Hasan.

7. Qur’an akan memberikan syafaat kepadanya di sisi Tuhannya. Dari Abu Umamah Al-Bahili berkata, saya mendengar Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

اقرءوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا لأصحابه اقرءوا الزهراوين البقرة وسورة آل عمران فإنهما تأتيان يوم القيامة كأنهما غمامتان أو كأنهما غيايتان أو كأنهما فرقان من طير صواف تحاجان عن أصحابهما اقرءوا سورة البقرة فإن أخذها بركة وتركها حسرة ولا تستطيعها البطلة قال معاوية بلغني أن البطلة السحرة. رواه مسلم (804) و البخاري معلقا

“Bacalah Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat menjadi syafaat kepada pemiliknya. Bacalah Zahrawain (dua cahaya) surat Al-Baqarah dan Surat Ali Imran. Karena keduanya akan datang pada hari kiamat seperti mendung atau seperti awan atau seperti dua kelompok dari burung yang berbulu (membantu) menghalangi untuk pemiliknya. Bacalah surat Al-Baqarah, karena mengambilnya berkah dan meninggalkannya suatu kerugian. Dan (tukang sihir) tidak dapat (mengganggunya). Muawiyah mengatakan, sampai kepadaku bahwa arti ‘Batolah ‘ adalah tukang sihir. HR. Muslim, (804) dan Bukhori secara menggantung.

Kedua:

Sementara kerabat dan keturunannya. Telah ada dalil terkait kedua orang tuanya, keduanya akan dipakaikan dua gelang dimana (nilainya) tidak dapat menyamai dunia seisinya. Hal itu tiada lain karena perhatian dan pengajaran kepada anaknya. Meskipun keduanya tidak faham, maka Allah memulyakan keduanya karena anaknya. Sementara orang yang menghalangi anaknya dari (belajar) Qur’an dan melarang darinya, maka ini termasuk tidak mendapatkan ( kebaikan).

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah sallallahu alahi wa sallam bersabda:

يجيء القرآن يوم القيامة كالرجل الشاحب يقول لصاحبه : هل تعرفني ؟ أنا الذي كنتُ أُسهر ليلك وأظمئ هواجرك ، وإن كل تاجر من وراء تجارته وأنا لك اليوم من وراء كل تاجر فيعطى الملك بيمينه والخلد بشماله ويوضع على رأسه تاج الوقار ، ويُكسى والداه حلَّتين لا تقوم لهما الدنيا وما فيها ، فيقولان : يا رب أنى لنا هذا ؟ فيقال لهما : بتعليم ولدكما القرآن. رواه الطبراني في " الأوسط " ( 6 / 51

“Al-Qur’an datang pada hari kiamat seperti lelaki pucat, menanyakan kepada pemiliknya, “Apakah kamu mengenaliku? Saya yang dahulu dimana saya begadang malam hari dan (menahan) dalam kehausan. Sesungguhnya setiap pedagang dibelakang ada perniagaannya. Dan saya sekarang untuk anda dibelakang semua pedagang. Dan diberikan kerajaan (Malik) dikananya dan Khuldi (kekal) di kirinya serta ditaruh di atas kepalanya mahkota wiqor. Dipakaikan untuk kedua orang tuanya dua gelang yang tidak ada (bandingan) nilainya dunia dan seisinya. Keduanya mengatakan,”Wahai Tuhan, dari manakah ini? Dikatakan kepada keduanya, “Karena hasil pengajaran Al-Qur’an kepada anak anda berdua.” HR. Tobroni, di Ausath, (6/51).

Dari Buraidah radhiallahu anhu berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

من قرأ القرآن وتعلَّم وعمل به أُلبس والداه يوم القيامة تاجاً من نور ضوؤه مثل ضوء الشمس ، ويكسى والداه حلتين لا تقوم لهما الدنيا فيقولان : بم كسينا هذا ؟ فيقال : بأخذ ولدكما القرآن. رواه الحاكم (1/756)

“Siapa yang membaca Qur’an, belajar dan mengamalkannya. Maka dipakaikan pada hari kiamat kepada kedua orang tuanya mahkota dari cahaya, cahayanya seperti pancaran cahaya matahari. Dipakaikan dua gelang untuk orang tuanya dimana tidak dapat dibandingkan dengan dunia seisinya. Kedua berkata, “Kenapa kita dipakaikan ini? Dikatakan, “Karena  kedua anak anda mengambil Qur’an.” HR. Hakim, (1/756).

Kedua hadits dapat menghasankan satu dengan lainnya. Silahkan melihat ‘Silsilah Shohehah, (2829).

Wallahu a’lam .

Refrensi: Syekh Muhammad Sholeh Al-Munajid