Kamis 18 Ramadhan 1445 - 28 Maret 2024
Indonesian

Mimpi

Pertanyaan

Saya berharap anda semua bisa membantu kebingungan saya. Saya sudah shalat istikharah sejak lima hari lalu, saya telah memohon kepada Allah jika dengan kemampuan saya bisa merubah orang non muslim menjadi muslim dan memperlihatkan kepadanya jalan kebenaran, karena cinta saya kepada Islam dan kepada Allah. Saya terobsesi dengan pemikiran ini, karena angan-angan saya dalam hidup, meskipun satu kali dalam hidup saya; karena sungguh saya sangat mencintai Allah dari lubuk hati yang paling dalam. Saya telah memohon kepada Allah dalam shalat istikharah jika impian saya akan terwujud dan saya juga mohon petunjuk untuk hal ini.

Akan tetapi saya pagi ini telah bermimpi, bahwa saya dan anak paman saya, kita menghabiskan liburan kita di hotel dan –tiada daya dan upaya kecuali dari Allah- saya telah mendapatkan bahwa kita sedang memegang khamr, warnanya hijau, dan kita rindu untuk mencicipinya, dan kita telah mencicipinya –tiada daya dan upaya kecuali dari Allah-. Dan setelah beberapa saat, saya melihat kakak sulung saya masuk, dan saya dan anak paman saya ini sangat ketakutan. Kemudian saya melihat saudari sulung saya dengan baju kurung hitam dikejar anjing coklat. Pada saat saya bermimpi, saya benar-benar takut dan saya takut untuk melakukan dosa dan pada saat itu saya bangun, dan saya dalam posisi miring ke kiri, saya mereka tenang karena hanya mimpi.

Jam menunjukkan pukul 05.30 pagi, dan saat itu saya bergegas untuk shalat subuh. Pada saat saya sholat saya sangat bahagia, dan saya merasa di dalam sanubari merasa bahagia, dan perasaan ini menguatkan ku bahwa Allah bersamaku, dan mengetahui apa yang ada di dalam jiwaku. Dan belum pernah merasakan perasaan ini sebelumnya, dan saya tidak tahu apa artinya hal ini. Apakah saya harus mendengarkan mimpi saya atau mendengarkan hatiku ?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Ketahuilah bahwa apa yang dilihat di dalam mimpinya orang yang tidur itu dibagi menjadi dua:

  1. Mimpi yang benar (ru’ya)
  2. Kembang tidur

Kembang tidur dibagi dua:

  1. Intimidasi setan
  2. Firasat diri

Dan mungkin bisa dikatakan, bahwa apa yang dilihat orang tidur, dibagi menjadi tiga kelompok:

  1. Mimpi dari Allah
  2. Setan memberikan rasa takut
  3. Firasat diri

Yang menunjukkan pembagian ini adalah hadits shahih dari Muslim, no: 2263 dari hadits Abu Hurairah dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

 إِذَا اقْتَرَبَ الزَّمَانُ لَمْ تَكَدْ رُؤْيَا الْمُسْلِمِ تَكْذِبُ وَأَصْدَقُكُمْ رُؤْيَا أَصْدَقُكُمْ حَدِيثًا وَرُؤْيَا الْمُسْلِمِ جُزْءٌ مِنْ خَمْسٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ وَالرُّؤْيَا ثَلاثَةٌ : فَالرُؤْيَا الصَّالِحَةِ بُشْرَى مِنَ اللَّهِ وَرُؤْيَا تَحْزِينٌ مِنَ الشَّيْطَانِ وَرُؤْيَا مِمَّا يُحَدِّثُ الْمَرْءُ نَفْسَهُ ، فَإِنْ رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يَكْرَهُ فَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ وَلا يُحَدِّثْ بِهَا النَّاسَ ...

“Jika zaman sudah berdekatan, hampir saja mimpi seorang muslim dusta, mimpi yang paling jujur adalah berdasarkan ucapan yang paling jujur, mimpi seorang muslim bagian dari 45 bagian dari kenabian dan mimpi itu ada tiga: -Mimpi yang baik merupakan kabar gembira dari Allah, - Mimpi yang menyedihkan dari setan, - Mimpi dari bisikan hatinya.  Jika seseorang dari bermimpi apa yang dia tidak sukai, maka berdirilah shalat dan jangan menceritakan kepada orang lain.”

Dari Auf bin Malik dari Rasulullah bersabda:

إِنَّ الرُّؤْيَا ثَلاثٌ : مِنْهَا أَهَاوِيلُ مِنَ الشَّيْطَانِ لِيَحْزُنَ بِهَا ابْنَ آدَمَ ، وَمِنْهَا مَا يَهُمُّ بِهِ الرَّجُلُ فِي يَقَظَتِهِ فَيَرَاهُ فِي مَنَامِهِ ، وَمِنْهَا جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ (صحيح سنن ابن ماجه، رقم  3155)

“sungguh mimpi itu ada tiga, di antaranya adalah: Rasa takut dari setan untuk menjadikan anak Adam bersedih, obsesi seseorang pada saat dia terjaga lalu terbawa saat tidur, dan bagian dari 46 bagian kenabian”. (Shahih Ibnu Majah: 3155)

Dan dari Abu Hurairah dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

الرُّؤْيَا ثَلاثٌ : فَبُشْرَى مِنَ اللَّهِ ، وَحَدِيثُ النَّفْسِ ، وَتَخْوِيفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ فَإِنْ رَأَى أَحَدُكُمْ رُؤْيَا تُعْجِبُهُ فَلْيَقُصَّ إِنْ شَاءَ وَإِنْ رَأَى شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلا يَقُصَّهُ عَلَى أَحَدٍ وَلْيَقُمْ يُصَلِّي  (صحيح سنن ابن ماجه، رقم 3154)

“Mimpi itu ada tiga; kabar gembira dari Allah, firasat diri, dan rasa takut dari setan. Jika salah seorang dari kalian bermimpi yang menakjubkan, maka ceritakanlah jika dia mau, dan jika melihat sesuatu yang tidak dia sukai, maka jangan ceritakan kepada seseorang, dan hendaknya dia bangun untuk sholat”. (Shahih Ibnu Majah: 3154)

Dari sini ada beberapa hadits shahih yang di dalamnya terdapat petunjuk adab bagi orang yang bermimpi (saat sudah bangun).

  1. Dari Qatadah berkata: Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ مِنَ اللَّهِ وَالْحُلُمُ مِنَ الشَّيْطَانِ فَإِذَا حَلَمَ أَحَدُكُمْ حُلُمًا يَخَافُهُ فَلْيَبْصُقْ عَنْ يَسَارِهِ وَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ شَرِّهَا فَإِنَّهَا لا تَضُرُّهُ (رواه البخاري، رقم  3292)

 “Mimpi yang baik dari Allah dan ada mimpi dari setan. Jika seseorang bermimpi dan merasa takut, maka hendaknya meludah ke sisi kirinya dan berlindung kepada Allah dari kejahatannya. Maka dia tidak akan membahayakannya”. (HR. Bukhori: 3292)

  1. Dari Abu Salamah berkata: “Aku bermimpi yang menyebabkan aku sakit dan aku tidur tanpa selimut, lalu aku bertemu Abu Qatadah kemudian aku ceritakan hal itu kepadanya, lalu ia berkata: “Saya telah mendengar Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

الرُّؤْيَا مِنَ اللَّهِ وَالْحُلْمُ مِنَ الشَّيْطَانِ فَإِذَا حَلَمَ أَحَدُكُمْ حُلْمًا يَكْرَهُهُ فَلْيَنْفُثْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلاثًا وَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ شَرِّهَا فَإِنَّهَا لَنْ تَضُرَّهُ (رواه مسلم 2261)

 “Mimpi (Ru’yah) itu dari Allah, dan ada mimpi (Al Hulum) dari setan, maka jika seseorang bermimpi yang ia tidak sukai, maka hendaknya tiupkan ke sisi kirinya tiga kali, dan berlindung dari kejahatannya kepada Allah, maka ia tidak akan membahayakannya”. (HR. Muslim: 2261)

  1. “Dari Abu Hurairah berkata: “Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ رُؤْيَا يَكْرَهُهَا فَلْيَتَحَوَّلْ وَلْيَتْفُلْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلَاثًا وَلْيَسْأَلِ اللَّهَ مِنْ خَيْرِهَا وَلْيَتَعَوَّذْ مِنْ شَرِّهَا (صحيح سنن ابن ماجه)

“Jika salah seorang dari kalian bermimpi, yang tidak disukainya, maka hendaknya berubah posisi dan meludah ke kiri sebanyak tiga kali, dan memohon kebaikannya kepada Allah dan berlindung dari keburukannya kepada-Nya”. (Shahih Sunan Ibnu Majah)

  1. “Dari Jabir dari Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bahwa beliau bersabda:

إِذَا رَأَى أَحَدُكُمُ الرُّؤْيَا يَكْرَهُهَا فَلْيَبْصُقْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلَاثًا وَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ ثَلَاثًا وَلْيَتَحَوَّلْ عَنْ جَنْبِهِ الَّذِي كَانَ عَلَيْهِ (رواه مسلم، رقم  2262)

“Jika salah seorang dari kalian bermimpi yang tidak disukainya, maka hendaknya meludah ke kiri sebanyak tiga kali, dan berlindung dari setan kepada Allah tiga kali, dan merubah posisinya ke sisi yang lainnya”. (HR. Muslim: 2262)

  1. Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah menjelaskan kepada kami perbedaan antara ru’yah dengan hulum. “Dari Abu Sa’id Al Khudri bahwa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

إِذَا رَأَى أَحَدُكُمُ الرُّؤْيَا يُحِبُّهَا فَإِنَّهَا مِنَ اللَّهِ فَلْيَحْمَدِ اللَّهَ عَلَيْهَا وَلْيُحَدِّثْ بِهَا وَإِذَا رَأَى غَيْرَ ذَلِكَ مِمَّا يَكْرَهُ فَإِنَّمَا هِيَ مِنَ الشَّيْطَانِ فَلْيَسْتَعِذْ مِنْ شَرِّهَا وَلا يَذْكُرْهَا لِأَحَدٍ فَإِنَّهَا لَنْ تَضُرَّهُ  (رواه البخاري 7045)

 “Jika salah seorang dari kalian bermimpi yang dia sukai, maka hal itu dari Allah, hendaknya memuji Allah dan menceritakannya. Dan jika dia bermimpi yang lainnya, yang tidak ia sukai, maka hal itu dari setan, hendaknya berlindung dari kejahatannya kepada Allah, dan tidak menceritakannya kepada seorang pun, maka dia tidak akan membahayakannya”. (HR. Bukhori: 7045)

Maka menjadi jelas bahwa mimpi yang baik dan membahagiakan itu dari Allah, dan mimpi buruk yang tidak disukai manusia itu mimpi dari setan, maka ia wajib berlindung dari kejahatannya.

  1. Dari Abu Hurairah berkata: “Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

فَإِنْ رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يَكْرَهُ فَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ وَلا يُحَدِّثْ بِهَا النَّاسَ (رواه مسلم، رقم 2263)

 “...Maka jika salah seorang dari kalian bermimpi sesuatu yang tidak disukai, hendaknya berdiri lalu shalat dan tidak menceritakan kepada banyak orang”. (HR. Muslim: 2263)

  1. Dari Jabir dari Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bahwa beliau berkata kepada orang arab baduwi yang datang kepada beliau seraya berkata, “Sungguh saya telah bermimpi bahwa kepala saya dipotong dan saya mengikutinya. Maka Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- memperingatinya dan bersabda:

لا تُخْبِرْ بِتَلَعُّبِ الشَّيْطَانِ بِكَ فِي الْمَنَامِ (رواه مسلم، رقم 2268 )

 “Jangan kabarkan permainan setan kepadamu dalam tidur”. (HR. Muslim: 2268)

Dapat diringkas adab-adab terpenting yang berkaitan dengan orang yang  bermimpi sesuatu yang tidak dia sukai dalam tidurnya dari beberapa hadits ini, maka adab-adab yang terpenting adalah:

  1. Agar diketahui bahwa mimpi dari setan ini, ingin menjadikannya sedih, maka jadikan setan itu gagal dan tidak perlu dihiraukan.
  2. Hendaknya berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk
  3. Hendaknya berlindung kepada Allah dari keburukan mimpi ini.
  4. Hendaknya meniup ke sebelah kiri sebanyak tiga kali, dan orang yang merenungi riwayat-riwayat adab dalam hadits ini, menjelaskan bahwa telah ada perintah untuk meniup dan meludah, maka semoga maksudnya dalah seorang hamba meniup dengan sedikit ludah.
  5. Tidak menceritakan mimpi tersebut kepada siapapun
  6. Merubah posisi dari posisi sebelumnya, maka jika dia miring ke kiri hendaknya dia berpindah ke sisi kanan, dan begitu sebaliknya.
  7. Hendaknya berdiri dan lalu shalat

Jika seorang hamba berkomitmen kepada adab-adab ini, maka diharapkan mimpi yang tidak disukai ini tidak membahayakan dirinya, sebagaimana yang telah ada pada nash-nash di atas,

wallahu A’lam.

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam