Kami memohon donasi dengan suka rela untuk mendukung situs ini, agar situs anda -islamqa.info – berkelanjutan dalam melayani Islam dan umat Islam insyaallah
Alhamdulillah.
Pertama:
Disunnahkan bagi yang melepas temannya (untuk bepergian) dan dia ingin melakukan safar agar membaca:
استودع الله دينك وأمانتك وخواتيم عملك
“Allah telah menitipkan agamamu, amanahmu dan penghujung amalmu”.
Sebagaimana yang telah ditetapkan riwayatnya dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- di dalam Sunan Abu Daud: 2601 dan yang lainnya, dari Abdullah Al Khathmi berkata: “Bahwa Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- jika ingin melepas pasukan beliau bersabda:
أَسْتَوْدِعُ اللَّهَ دِينَكُمْ وَأَمَانَتَكُمْ وَخَوَاتِيمَ أَعْمَالِكُمْ
وصححه الشيخ الألباني.
“Aku menitipkan Allah (pada) agama, amanah dan penghujung amal kalian”. (Dishahihkan oleh Syeikh Albani)
Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- berkata:
“Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- melepas safarku seraya bersabda:
أَسْتَوْدِعُكَ اللَّهَ الَّذِي لَا تَضِيعُ وَدَائِعُهُ
رواه ابن ماجة (2825) وغيره ، وصححه الألباني
“Aku menitipkanmu kepada Allah Yang tidak akan hilang semua titipan-Nya”. (HR. Ibnu Majah: 2825 dan yang lainnya dan dishahihkan oleh Albani)
Dari Anas –radhiyallahu ‘anhu- berkata:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُرِيدُ سَفَرًا فَزَوِّدْنِي قَالَ: ( زَوَّدَكَ اللَّهُ التَّقْوَى ) ، قَالَ زِدْنِي قَالَ: ( وَغَفَرَ ذَنْبَكَ ) ، قَالَ زِدْنِي بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي قَالَ: ( وَيَسَّرَ لَكَ الْخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ )
رواه الترمذي (3444) ، وصححه الشيخ الألباني.
“Telah datang seorang laki-laki kepada Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- seraya bersabda: “Wahai Rasulullah, sungguh saya ingin melakukan safar maka berikanlah kepadaku bekal perjalanan, beliau bersabda: “Semoga Allah memberikan bekal taqwa kepadamu”. Ia berkata mohon ditambah lagi, beliau menjawab: “Dan semoga Dia mengampuni dosamu”. Ia berkata lagi: “Demi Allah, mohon ditambahkan lagi”, beliau bersabda: “Dan semoga Allah memudahkan bagimu (untuk melakukan kebaikan) di mana saja kamu berada”. (HR. Tirmidzi: 3444 dan dishahihkan oleh Albani)
Dari Salim bahwa Ibnu Umar dahulu berkata kepada seseorang yang akan melakukan safar:
ادْنُ مِنِّي أُوَدِّعْكَ كَمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوَدِّعُنَا ، فَيَقُولُ : أَسْتَوْدِعُ اللَّهَ دِينَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيمَ عَمَلِكَ
رواه الترمذي (3443) وصححه ، وصححه الألباني
"Mendekatlah kepadaku, aku akan meninggalkanmu sebagaimana dahulu Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- meninggalkan kami, beliau bersabda: “Aku menitipkan kepada Allah agama, amanah dan penutup amalmu”. (HR. Tirmidzi: 3443 dan dishohehkan juga dishahihkan oleh Albani)
Inilah beberapa doa orang yang mukim kepada orang musafir.
Adapun doa orang yang musafir kepada orang yang mukim yang telah kami ketahui dalam hal ini adalah apa yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Sinni pada amal siang dan malam hari: 516 dari Musa bin Wirdan, Abu Hurairah berkata:
ألا أعلمك كلمات علمنيهن رسول الله صلى الله عليه وسلم ؟
إذا أردت سفرا ، أو تخرج مكانا تقول لأهلك : أستودعكم الله الذي لا يخيب ودائعه .
وفي إسناده ابن لهيعة ، وهو ضعيف ، سيء الحفظ .
وحسنه الشيخ الألباني رحمه الله في " الصحيحة" (16) ، وينظر أيضا : "السلسلة الضعيفة" (1470(
“Maukah kamu aku ajarkan beberapa kalimat yang telah Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan kepadaku ?, jika kamu ingin bebergian atau keluar menuju tempat tertentu kamu ucapkan kepada keluargamu: “Aku menitipkan kalian kepada Allah Yang tidak pernah gagal (dalam menjaga) titipan-Nya”. (Di dalam sanadnya ada Ibnu Luhai’ah, ia seorang yang lemah, hafalannya buruk, dihasankan oleh Syeikh Albani –rahimahullah- di dalam As Shahihah: 16 dan baca juga: As Silsilah Ad Dha’ifah: 1470)
Kalaupun ia berkata kepada orang yang meninggalkannya:
"جزاك الله خيرا "
“Semoga Allah membalas kebaikanmu”.
Atau mendoakannya dalam kebaikan, maka hal ini adalah baik dan disyariatkan, in sya Allah.
An Nawawi –rahimahullah- berkata:
“Dan disunnahkan untuk berpamitan kepada keluarga, kerabat, teman-teman, dan tetangganya dan meminta kepada mereka untuk mendoakannya dan ia mendoakan mereka”. (Al Adzkar: 217)
Kedua:
Adapun mengeraskan suara dengan doa tersebut, sesuai dengan kebiasaan setempat, sehingga bisa didengar oleh pelakunya, maka beberapa hadits sebelumnya menunjukkan bahwa Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- beliau memperdengarkan doa beliau kepada orang yang beliau pamiti, begitu juga yang dilakukan oleh Ibnu Umar dan para sahabat Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- lainnya.
Wallahu A’lam