Kami memohon donasi dengan suka rela untuk mendukung situs ini, agar situs anda -islamqa.info – berkelanjutan dalam melayani Islam dan umat Islam insyaallah
Saya ingin bertanya seputar sebagian aplikasi dan website yang banyak tersebar di facebook hari-hari ini, dan yang mengabarkan tentang keadaan teman-temannya, misalnya: fulan ini menjaga rahasia-rahasiamu, fulan ini yang paling ikhlas kepadamu, orang ini akan selalu membelamu, fulan ini seperti kembaranmu, fulan ini membawa kebahagiaan kepadamu. Bagaimanakah hukumnya menyebarkan masalah ini ?, termasuk hukum syar’i terkait dengan masalah tersebut ?, dan apakah hukumnya sama dengan hukumnya perbintangan ?
Alhamdulillah.
Kami belum mengenal sama sekali terkait dengan aplikasi tersebut.
Akan tetapi secara umum yang kami pastikan adalah bahwa hal ghaib itu tidak diketahui hakekatnya kecuali hanya oleh Allah, tidak mungkin seseorang akan mengetahui bahwa fulan ini akan menjaga rahasiamu, atau yang paling tulus kepadamu, atau yang dapat membahagiakanmu, kecuali jika ia selalu inten berinteraksi dengannya, mengetahui keadaannya beberapa waktu, atau hal tersebut karena informasi darimu pada beberapa sikap yang menggambarkan hal itu, dan bersama dengan itu tetap saja hal itu termasuk dalam wailayah praduga.
Kalau anda katakan misalnya; sungguh teman ini paling bahagia saat aku melihatnya, dan saya merasa sakit saat kehilangan dia.
Maka hal ini maknanya bahwa ia telah memberikan kebahagiaan kepada anda !
Jika anda mengatakan:
“Sungguh fulan merasakan sakit saat saya sakit, ia bersamaku dalam banyak kesulitan, membantuku dalam banyak sisi, tidak pelit menasehati dan memberikan petunjuk kepadaku.
Maka akan dikatakan kepadamu; ia adalah orang yang paling tulus kepadamu, secara dzohir, dan Allah Maha Mengetahui apa yang tersembunyi.
Akan tetapi seperti yang anda ketahui, hal ini termasuk sia-sia, pengulangan sesuatu dengan cara yang berbeda, ramalan atau perdukunan.
Dan atas dasar itulah, maka aplikasi/praktek seperti ini tidak lepas dari dua hal:
Pertama:
Aplikasi model seperti ini hendaknya mengabarkan kepadamu terkait dengan sifat temanmu, berdasarkan informasi yang anda sebutkan, dan hal itu bisa dilakukan oleh siapa saja, namun hal itu tetap saja menghukumi secara zhahir/lahir saja, bisa jadi kenyataannya tidak demikian, berapa banyak orang yang menipu, ia menampakkan dengan penampilan sebagai orang jujur dan dapat dipercaya, dan sebaliknya juga demikian.
Dan berapa banyak orang yang berlaku baik kepada temannya sepanjang waktu, memuliakan interaksi bersamanya, lalu temannya menghukumnya karena satu dosa atau satu kesalahan yang ia rasakan, lalu ia tidak mengingat kecuali satu kesalahan tersebut, ia menghukumnya karena satu kesalahan tersebut, dan melupakan semua perlakuan baik lain kepadanya, dan penghormatan-penghormatan sebelumnya.
Kedua:
Aplikasi tersebut tidak bertumpu kepada informasi yang anda sebutkan, namun hanya bertumpu pada penyebutan nama teman, tanggal lahir, foto, atau gambaran profilnya, untuk memberikan informasi kepada anda terkait dengan sifat-sifatnya, maka semua itu termasuk perdukunan, ramalan hal ghaib, maka tidak boleh berinteraksi dengan aplikasi model seperti itu, juga tidak boleh mempercayainya, berdasarkan hadits Shofiyyah binti Abi Ubaid dari sebagian istri Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ ، لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةُ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
رواه مسلم 2230
“Barang siapa yang telah mendatangi peramal, lalu ia bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka shalatnya tidak diterima selama 40 malam”. (HR. Muslim: 2230)Dari Abu Hurairah bahwa Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
مَنْ أَتَى عَرَّافًا أَوْ كَاهِنًا ، فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ ، فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
رواه الترمذي ( 135 ) ، وأبو داود ( 3904 ) وابن ماجه ( 639 ) ، وصححه الألباني في صحيح الترمذي
“Barang siapa yang telah mendatangi peramal atau dukun, lalu ia membenarkan apa yang ia katakan, maka ia telah kufur dengan apa yang telah diturunkan kepada Muhammad”. (HR. Timridzi: 135, Abu Daud: 3904, Ibnu Majah: 639 dan telah ditashih oleh Albani di dalam Shahih Tirmidzi)
Telah dijelaskan sebelumnya pada jawaban soal nomor: 121011 , penjelasan tentang perbedaan antara deteksi kepribadian berdasarkan dasar-dasar ilmiyah, dan yang lain berkaitan dengan model perdukunan, maka silahkan merujuk ke sana.
Wallahu A’lam