Senin 22 Jumadits Tsani 1446 - 23 Desember 2024
Indonesian

Peneliti Yang Bukan Muslim Bertanya Tentang Dalil Berbicaranya Jibril 'Alaihi Salam Kepada Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam

Pertanyaan

Saya belajar di sebuah niversitas di Inggris. Saya lontarkan pertanyaan ini kepada Anda agar saya bisa mengambil faedah untuk penelitian saya (lalu dia menyebutkan materinya). Pertanyaan: Apakah dalil tentang berbicaranya Jibril 'Alaihi Salam kepada Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Alaihi Salam telah berbicara kepada Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam tanpa penghalang dan Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam telah melihat Jibril 'Alaihi Salam dalam bentuknya yang asli. Hal ini ditetapkan di dalam banyak ayat.

1. Firman Allah Ta'ala:

"Demi bintang apabila telah terbenam. Kawanmu (Muhammad) tidaklah sesat dan tidak menyimpang. Dan tidaklah dia berbicara dari hawa nafsunya. Ucapannya tidaklain kecuali wahyu yang diwahyukan kepadanya. Yang diajarkan kepadanya oleh yang sangat kuat."

(QS. An-Najm :1-5).

Para ahli tafsir telah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan yang sangat kuat dalam ayat di atas adalah Jibril 'Alaihi Salam yang mengajarkan wahyu kepada Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam. Dan di antara bentuk wahyu adalah berbicara langsung antara malaikat dengan Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam maka hal ini menunjukkan bahwa Jibril 'Alaihi Salam berbicara langsung kepada Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam.

Dan di antara dalil yang menguatkan hal ini adalah firman Allah:

"Sesungguhnya Al-Quran ini benar-benar diturunkan dari Robbul A'lamin. Yang diturunkan oleh Ruhul Amin ke dalam hatimu agar engkau menjadi salah seorang pemberi peringatan. Dengan bahasa Arab yang jelas." (QS. Asy Syu'ara 192-195)

Dan firman Allah:

"Katakanlah olehmu (Muhammad): "Barangsiapa yang memusuhi Jibril maka sesungguhnya dia telah menurunkan Al Quran kepada hatimu dengan izin Allah yang membenarkan apa-apa yang ada di hadapannya dan sebagai petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang mukmin." (Al Baqarah : 97)

2. Demikian juga tentang kisah permulaan turunnya wahyu yang masyhur, ketika Rasululllah Shalallahu 'Alaihi Wassalam menyepi di gua Hira, tiba-tiba datanglah Jibril 'Alaihi Salam dan menyuruhnya membaca.

Dari Aisyah Ummul mukminin Radhiyallahu 'Anha, dia berkata: "Awal turunnya wahyu kepada Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam adalah mimpi yang benar ketika tidur, maka tidaklah dia bermimpi kecuali dia datang seperti falaq subuh. Lalu beliau diberi kecintaan menyepi, lalu dia menyepi di gua Hira lalu dia beribadah di dalamnya selama beberapa malam sebelum dia kembali kepada keluarganya untuk mengambil bekal. Kemudian dia kembali ke Khadijah lalu mengambil bekal lagi sampai datanglah kebenaran kepadanya ketika dia di gua Hira. Lalu datanglah kepadanya seorang malaikat lalu berkata, "Bacalah!" Dia menjawab, "Saya tidak bisa membaca." Kata Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam, "Lalu dia memegangku dan memelukku sehingga aku merasakan sesak lalu dia melepaskanku, lalu berkata, "Bacalah!" Aku menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Lalu dia memegangku dan mendekapku sampai aku merasa sesak lalu dia melepaskanku, lalu berkata, "Bacalah!" Aku menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Kemudian dia mendekapku lagi ketiga kalinya, lalu melepaskan aku kemudian berkata, "Bacalah dengan menyebut nama Robbmu Yang telah menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Robbmu Yang paling mulia .." Lalu setelah itu Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam pulang dengan membawa ayat itu dengan hati yang terguncang. (HR Bukhari nomor 3 dan Muslim nomor 231).

3. Dari Aisyah Radhiyallahu "Anha, bahwa Harits bin Hisyam Radhiyallahu "Anhu, bertanya kepada Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam, dia berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana datangnya wahyu kepadamu?" Maka Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam menjawab, "Kadang-kadang dia datang kepadaku seperti suara gemerincing lonceng, dan inilah yang paling berat bagiku lalu diwahyukan kepadaku maka akupun hafal apa yang dikatakannya. Dan kadang-kadang malaikat menyerupai seorang lelaki kepadaku lalu dia berbicara kepadaku, maka akupun hafal apa yang dikatakannya." (HR. Bukhari nomor 2).

4. Hadis Jibril yang panjang ketika dia datang menyerupai seorang lelaki asing, lalu dia duduk di dekat Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam dan bertanya kepadanya tentang islam, iman, dan ihsan dan dijawab oleh Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam dan beliau mengetahui bahwa dia adalah Jibril 'Alaihi Salam. Setelah dia selesai bertanya dan telah pergi, maka Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam pun mengabarkan kepada para sahabat bahwa ini adalah Jibril yang datang kepada mereka untuk mengajari mereka tentang agama mereka. (Lihat Shahih Bukhari nomor 48 dan Shahih Muslim nomor 9).

5. Apa yang diterangkan dalam peristiwa Isra dan Mi'raj. Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam bertanya kepada Jibril dan Jibril menjawabnya. Lihat Shahih Bukhari nomor 2968, Shahih Muslim nomor 238, dan hadis-hadis lainnya yang mengisahkan tentang Isra dan Mi'raj.

6. Dan juga hadis-hadis yang banyak yang di dalamnya Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam berkata, "Telah datang kepadaku Jibril, lalu berkata, ".." Seperti contohnya sabda Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam, "Telah datang kepadaku Jibril, lalu berkata, "Barangsiapa yang mati dari umatmu dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun, maka dia akan masuk surga." Lalu aku bertanya, " Walaupun dia melakukan ini dan ini ?" Dia menjawab, "Ya." (HR. Bukhari nomor 2213 dan Muslim nomor 137).

7. Ketika Rasul Shalallahu 'Alaihi Wassalam pulang dari Khandak beliau dan para sahabatnya meletakkan senjata dan mandi, lalu datanglan Jibril 'Alaihi Salam yang kepalanya kotor dengan debu, lalu dia berkata, "Kamu telah meletakkan senjata? Demi Allah, kamu tidak meletakkannya." Maka Rasul Shalallahu 'Alaihi Wassalam berkata, "Lalu di mana?" Jibril 'Alaihi Salammenjawab, "Di sana." Sambil berisyarat ke Bani Quraidhah. Lalu Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam keluar menemui mereka. (HR Bukhari nomor 2602 dan Muslim 3315).

Dan banyak lagi dalil lainnya. Wallahu A'lam.

Refrensi: Syeikh Muhammad Sholih Al-Munajid