Kamis 27 Jumadil Ula 1446 - 28 November 2024
Indonesian

Kumpulan Dari Adab Berdoa

Pertanyaan

Apa adab berdoa, tatacaranya, wajib dan sunahnya? Bagaiamana memulai dan mengakhiri? Apakah memungkinkan mendahulukan perminataan urusan dunia sebelum akhirat? Sejauh mana keshohehan mengangkat dua tangan dalam berdoa dan tatacaranya kalau memang shoheh?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Pertama:

Sesungguhnya Allah mencintai untuk diminta, dan dianjurkan dalam segala sesuatu. Dan marah bagi orang yang tidak meminta. Dan mengajak hamba-Nya untuk meminta kepada-Nya. Allah berfirman:

( وقال ربكم ادعوني أستجب لكم ) غافر/60

“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” QS. Ghofir: 60

Doa dalam agama mendapat tempat yang tinggi dan mulia. Sampai Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

( الدعاء هو العبادة ) رواه الترمذي (3372) وأبو داود (1479 ) و وابن ماجه (3828) وصححه الألباني في "صحيح الترمذي" (2590

“Doa adalah ibadah,” HR. Tirmizi, (3372) Abu Dawud, (1479) Ibnu Majah, (3828) Dinyatakan shoheh oleh Albani di Shoheh Tirmizi, (2590).

Kedua:

Adab dalam berdoa:

1.Orang yang berdoa harus mengesakan Allah Ta’ala dalam Rububiyah, Uluhiyah dan Asma’ wa sifat-Nya. Terpenuhi hatinya dengan tauhid. Syarat Allah mengabulkan doa adalah penerimaan seorang hamba dalam ketaatn dan meninggalkan kemaksiatan kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman:

( وإذا سألك عبادي عني فإني قريب أجيب دعوة الداع إذا دعان فليستجيبوا لي وليؤمنوا بي لعلهم يرشدون ) البقرة/186

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” QS. A-Baqarah: 186

2.Ikhlas hanya untuk Allah dalam berdoa. Allah Ta’ala berfirman:

( وما أمروا إلا ليعبدوا الله مخلصين له الدين حنفاء ) البينة/5

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.” QS. Al-Bayyinah: 5

Doa adalah ibadah sebagaimana sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam. Dan ikhlas termasuk syarat dikabulkannya.

3.Memohon kepada Allah Ta’ala dengan Nama-nama-Nya yang indah. Allah Ta’ala berfirman:

ولله الأسماء الحسنى فادعوه بها وذروا الذين يلحدون في أسمائه ) الأعراف/180 .

“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya.” QS. Al-A’raf: 180

4.Menyanjung kepada Allah Ta’ala sebelum berdoa yang layak untuk-Nya. Diriwayatkan Tirmizi dari Fudholah bin Ubaid radhiallahu anhu berkata,

بَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاعِدٌ إِذْ دَخَلَ رَجُلٌ فَصَلَّى فَقَالَ : اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( عَجِلْتَ أَيُّهَا الْمُصَلِّي ، إِذَا صَلَّيْتَ فَقَعَدْتَ فَاحْمَدْ اللَّهَ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ ، وَصَلِّ عَلَيَّ ، ثُمَّ ادْعُهُ )

“Ketika Rasulullah sallallahu alaihi wa sallalm duduk, tiba-tiba ada seseorang datang dan menunaikan shalat. Dan berdoa, “Ya Allah ampuni diriku dan sayangi diriku. Maka Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang shalat ini tergesa-gesa. Ketika anda shalat dan duduk, maka memujilah kepada Allah yang layak untuk-Nya dan bershalawat kepadaku kemudian baru berdoa.”

Dalam redaksi lain untuknya, (3477).

( إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيدِ اللَّهِ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ ثُمَّ لْيُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ لْيَدْعُ بَعْدُ بِمَا شَاءَ ) . قَالَ : ثُمَّ صَلَّى رَجُلٌ آخَرُ بَعْدَ ذَلِكَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَصَلَّى عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( أَيُّهَا الْمُصَلِّي ، ادْعُ تُجَبْ ) صححه الألباني في "صحيح الترمذي" (2765 ، 2767

“Kalau salah seorang diantara kamu shalat (berdoa), maka mulailah dengan memuji dan menyanjung kepada Allah. Kemudian bershalawatlah kepada Nabi sallallahu alaihi wa sallam kemudia setelah itu berdoa sesuai dengan apa yang dia mau. Berkata,”Kemudian ada orang lain shalat setelah itu, dan memuji kepada Allah, bershalawat kepada Nabi sallallahu alahi wa sallam. Maka Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Wahai orang shalat, berdoalah (pasti) dikabulkan.” Dinyatakan shoheh oleh Albani di Shoheh Tirmizi, (2765, 2767).

5.Bersholawat kepada Nabi sallallahu alaihi wa sallam, Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

( كل دعاء محجوب حتى تصلي على النبي صلى الله عليه وسلم ) رواه الطبراني في "الأوسط" (1/220) ، وصححه الشيخ الألباني في "صحيح الجامع" (4399) .

“Setiap doa tertutup sampai dia bershalawat kepada Nabi sallallahu alaihi wa sallam.” HR. Tobroni dalam ‘Ausath, (1/220) dan dinyatakan shoheh oleh Albani di ‘Shoheh Jami’, (4399).

6.Menghadap kiblat, diriwayatkan oleh Muslim, (1763) dari Umar bin Khottob radhiallahu anhu berkata:

لَمَّا كَانَ يَوْمُ بَدْرٍ نَظَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْمُشْرِكِينَ وَهُمْ أَلْفٌ وَأَصْحَابُهُ ثَلاثُ مِائَةٍ وَتِسْعَةَ عَشَرَ رَجُلا ، فَاسْتَقْبَلَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقِبْلَةَ ثُمَّ مَدَّ يَدَيْهِ فَجَعَلَ يَهْتِفُ بِرَبِّهِ : ( اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِي مَا وَعَدْتَنِي ، اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِي ، اللَّهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الإِسْلامِ لا تُعْبَدْ فِي الأَرْضِ ) فَمَا زَالَ يَهْتِفُ بِرَبِّهِ مَادًّا يَدَيْهِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ حَتَّى سَقَطَ رِدَاؤُهُ عَنْ مَنْكِبَيْهِ . . . الحديث

“Ketika perang Badar, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam melihat orang-orang musyrik mereka 1000 orang sementara para shahabatnya 319 orang. Maka Nabi sallallahu alaihi wa sallam menghadap kiblat kemudian menengadahkan kedua tangannya dan memohon kepada Tuhannya, “Ya Allah kabulkan untukku apa yang Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah berikan apa yang Engkau janjikan untukku. Ya Allah kalau sekirangnya kelompok dari orang Islam ini musnah, maka tidak ada yanag disembah di muka bumi.” Beliau terus memohon kepada Tuhannya seraya menengadahkan kedua tangannya dan menghadap kiblat sampai jatuh selendangnya dari pundak beliau. Alhadits.

Nawawi rahimahullah mengatakan dalam Syarkh Muslim, “Di dalamnya ada anjuran menghadap kiblat dalam berdoa. Dan mengangkat kedua tangannya.

7. Mengangkat kedua tangan. Diriwayatkan oleh Abu Dawud, (1488) dari Salman radhiallahu anhu berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

( إِنَّ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَيِيٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِي مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا ) ، وصححه الشيخ الألباني في "صحيح أبي داود" (1320

“Sesungguhnay Tuhan Kamu Tabaraka wa Ta’ala itu Maha Malu serta Maha Dermawan. Malu dari hamba-Nya  ketika mengangkat kedua tangan kepada-Nya, dan dikembalikan dalam kondisi kosong.” Dishohehkan oleh Syekh Albani di ‘Shoheh Abi Dawud, (1320)

Sehingga sisi dalam telapak tangan menghadap ke langit seperti sifat orang yang meminta, mengharap, fakir serta menunggu untuk dikasih. diriwayatkan Abu Dawud, (1486) dari Malik bin Yasar radhiallahu anhu sesungguhnya Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

( إِذَا سَأَلْتُمْ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ بِبُطُونِ أَكُفِّكُمْ وَلا تَسْأَلُوهُ بِظُهُورِهَا ) ، وصححه الشيخ الألباني في "صحيح أبي داود" (1318

“Kalau kamu semua meminta kepada Allah, maka mintalah dengan sisi dalam telapak tangan kalian semua. Jangan meminta dengan sisi luar telapak tangannya.” Dinyatakan shoheh oleh Albani di ‘Shoheh Abi Dawud, (1318).

Apakah kedua tangannya dirapatkan ketika mengangkat keduanya atau diantara keduanya direnggangkan?

Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah menegaskan dalam ‘Syarkh Mumti’, (4/25) bahwa ia dirapatkan. Ini teks perkataannya, “Sementara merenggangkan dan saling menjauhkan diantara keduanya, saya belum mengetahui itu ada asalnya baik dalam sunah maupun perkataan para ulama’. Selesai

8.Yakin dikabulkan oleh Allah dan hatinya hadir. Berdasarkan sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam: 

( ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاهٍ ) رواه الترمذي (3479) ، وحسنه الشيخ الألباني في "صحيح الترمذي" (2766

“Berdoalah kepada Allah sementara anda semua dalam kondisi yakin dikabulkan. Ketahuilah bahwa Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai dan sia-sia. HR.Tirmzi, (3479) di hasankan oleh Albani di ‘Shoheh Tirmizi, (2766).

9.Memperbanyak permintaan, sehingga seorang hamba meminta kepada Tuhannya apa yang dikehendaki dari kebaikan dunia dan akhirat. Terus menerus dalam berdoa dan tidak tergesa-gesa untuk dikabulkan. Berdasarkan sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam:  

( يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ ، مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ ، قِيلَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، مَا الاسْتِعْجَالُ ؟ قَالَ يَقُولُ : قَدْ دَعَوْتُ ، وَقَدْ دَعَوْتُ ، فَلَمْ أَرَ يَسْتَجِيبُ لِي ، فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ ) رواه البخاري (6340) ومسلم (2735

“Dikabulkan seorang hamba (berdoa) selagi tidak berdoa untuk dosa dan memutus kerabat. Dan tidak tergesa-gesa.” Dikatakan, “Wahai Rasulullah. Apa tergesa-gesa itu? Maka beliau menjawab, “Sungguh saya telah berdoa, telah berdoa. Dan saya tidak melihat dikabulkan untukku, sehingga dia menyesal dan waktu itu dia tinggalkan berdoa.” HR. Bukhori, 6340 dan Muslim, (2735)

10.Menegaskan dalam berdoa. Berdasarkan sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam: 

( لا يَقُولَنَّ أَحَدُكُمْ : اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي إِنْ شِئْتَ ، اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي إِنْ شِئْتَ ، لِيَعْزِمْ الْمَسْأَلَةَ ، فَإِنَّ اللهَ لا مُكْرِهَ لَهُ ) رواه البخاري (6339) ومسلم (2679

“Jangan salah seorang diantara kamu mengatakan, “Ya Allah ampuni diriku kalau Anda berkehendak. Ya Allah sayangi diriku kalau Anda berkehendak. Agar menegaskan dalam permintaan karena sesungguhnya Allah (memberi dengan kedermawan-Nya) dan tidak menolak seorangpun.” HR. Bukhori, (6339) dan Muslim (2679).

11.Merendahkan diri, khusu’, penuh harap dan rasa takut. Allah berfirman: 

( ادعوا ربكم تضرعاً وخفية ) الأعراف/55

“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.” QS. Al-A’raf: 55. Dan firmanNya;

 ( إنهم كانوا يسارعون في الخيرات ويدعوننا رغباً ورهباً وكانوا لنا خاشعين ) الأنبياء/90

“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami.” QS. Al-Anbiya’: 90

واذكر ربك في نفسك تضرعاً وخيفة ودون الجهر من القول بالغدو والآصال ) الأعراف/205”Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang.” QS. Al-A’raf: 205

12.Berdoa tiga kali. Diriwayatkan Bukhori, (240) dan Muslim, (1794) dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu berkata: 

( بَيْنَمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي عِنْدَ الْبَيْتِ وَأَبُو جَهْلٍ وَأَصْحَابٌ لَهُ جُلُوسٌ وَقَدْ نُحِرَتْ جَزُورٌ بِالأَمْسِ ، فَقَالَ أَبُو جَهْلٍ : أَيُّكُمْ يَقُومُ إِلَى سَلا جَزُورِ بَنِي فُلانٍ فَيَأْخُذُهُ فَيَضَعُهُ عَلَى ظَهْرِ مُحَمَّدٍ إِذَا سَجَدَ ، فَانْبَعَثَ أَشْقَى الْقَوْمِ فَأَخَذَهُ فَلَمَّا سَجَدَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَضَعَهُ بَيْنَ كَتِفَيْهِ ، قَالَ : فَاسْتَضْحَكُوا وَجَعَلَ بَعْضُهُمْ يَمِيلُ عَلَى بَعْضٍ . وَأَنَا قَائِمٌ أَنْظُرُ لَوْ كَانَتْ لِي مَنَعَةٌ طَرَحْتُهُ عَنْ ظَهْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَاجِدٌ مَا يَرْفَعُ رَأْسَهُ حَتَّى انْطَلَقَ إِنْسَانٌ فَأَخْبَرَ فَاطِمَةَ فَجَاءَتْ وَهِيَ جُوَيْرِيَةٌ فَطَرَحَتْهُ عَنْهُ ثُمَّ أَقْبَلَتْ عَلَيْهِمْ تَشْتِمُهُمْ ، فَلَمَّا قَضَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلاتَهُ رَفَعَ صَوْتَهُ ثُمَّ دَعَا عَلَيْهِمْ - وَكَانَ إِذَا دَعَا دَعَا ثَلاثًا ، وَإِذَا سأَلَ سَأَلَ ثَلاثًا - ثُمَّ قَالَ : اللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِقُرَيْشٍ ثَلاثَ مَرَّاتٍ ، فَلَمَّا سَمِعُوا صَوْتَهُ ذَهَبَ عَنْهُمْ الضِّحْكُ وَخَافُوا دَعْوَتَهُ ، ثُمَّ قَالَ : اللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِأَبِي جَهْلِ بْنِ هِشَامٍ وَعُتْبَةَ بْنِ رَبِيعَةَ وَشَيْبَةَ بْنِ رَبِيعَةَ وَالْوَلِيدِ بْنِ عُقْبَةَ وَأُمَيَّةَ بْنِ خَلَفٍ وَعُقْبَةَ بْنِ أَبِي مُعَيْطٍ - وَذَكَرَ السَّابِعَ وَلَمْ أَحْفَظْهُ - فَوَالَّذِي بَعَثَ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْحَقِّ لَقَدْ رَأَيْتُ الَّذِينَ سَمَّى صَرْعَى يَوْمَ بَدْرٍ ثُمَّ سُحِبُوا إِلَى الْقَلِيبِ قَلِيبِ بَدْرٍ

     “Ketika Rasulullah sallallahu alaihi wa sallalm shalat di Baitullah sementara Abu Jahal dan teman-temannya duduk. Dan kemarin telah menyembelih unta. Maka Abu Jahal mengatakan, “Siapa diantara kaum yang bisa pergi ke tempat penyembelihan di Bani Fulan mengambil dan menaruh di atas punggung Muhammad ketika sujud. Maka kaum terjelek pergi dan mengambilnya, ketika Nabi sallallahu alaihi wa sallam sujud ditaruh diantara punggungnya. Berkata, mereka saling mentertawakan. Sampai sebagian miring ke sebagian lainnya. Sementara saya berdiri melihatnya. Kalau sekiranya saya mempunyai pelindung, pasti saya bersihkan dari punggung Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam. Sementara Nabi sallallahu alaihi wa sallam sujud tidak mengangkat kepalanya sampai ada seseorang pergi memberitahukan kepada Fatimah. Kemudian beliau datang dan Juwairiyah, untuk membersihkan darinya. Kemudian beliau menghadap mereka dan mencelanya. Ketika Nabi sallallahu alaihi wa sallam shalatnya, beliau mengeraskan suaranya dan mendoakan kejelekan kepada mereka. –biasanya beliau kalau berdoa diulang tiga kali, kalau meminta diulang tiga kali- kemudian mengatakan, “Ya Allah, timpakan kejelekan kepada Quraisy tiga kali. Ketika mereka mendengar suaranya. Mereka berhenti tertawa dan takut akan doanya. Kemudian beliau melanjutkan doa seraya mengatakan, “Ya Allah berikan kejelekan kepada Abu Jahal bin Hisyam, Utbah bin Robi’ah, Syaibah bin Robi’ah. Walid bin Uqbah, Umayyah bin Kholaf serta Uqbah bin Abi Mu’aid –beliau menyebutkan ketujuh Cuma saya tidak hafal- demi (Allah) yang mengutus Muhammad sallallahu alaihi wa sallam dengan kebenaran, sungguh saya telah melihat orang-orang yang disebut bergelimpangan pada perang Badar kemudian dilemparkan diantara sumur Badar.”

13.Makanan dan pakaiannya baik. Diriwayatkan Muslim (1015) dari Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda: 

( أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لا يَقْبَلُ إِلا طَيِّبًا ، وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ ، فَقَالَ : ( يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنْ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ ) ، وَقَالَ : ( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ ) ، ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ ، وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ )

“Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya Allah memerintahkan orang-orang mukmin sebagaimana Allah memerintahkan kepada para utusan. Maka Allah berfirman, “Wahai Rasul, makanlah dari yang baik dan beramal sholeh sesungguhnya Saya Maha Mengetahui apa yang kamu lakukan. Kemudian firman, “Wahai orang beriman makanlah dari yang baik dari apa yang diberikan rezki kepada kamu semua. Kemudian disebutkan seseorang lama bepergian, kumal dan berdebu. Mengangkat kedua tangannya ke langit serta mengatakan Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku. Sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan mengkonsumsi yang haram. Bagaimana akan dikabulkan hal itu.”

Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Maka makanan halal dan minuman, pakaian dan mengkonsumi yang halal termasuk sebab dikabulkan doa. Selesai

14.Melirihkan dalam berdoa dan tidak mengeraskan. Allah Ta’ala berfirman:

( ادعوا ربكم تضرعا وخفية ) الأعراف/55

“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.” QS. Al-A’raf: 55

Dan Allah menyanjung hamba-Nya Zakariya alaihis salam dalam firman-Nya:

( إذ نادى ربه نداءً خفياً ) مريم/3

“Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.” QS. Maryam: 3

         Telah ada penjelasan intisari doa, dan sebab yang membantu orang berdoa agar terealisasikan ijabah, adab, waktu, tempat-tempat mulia yang hampir dapat terkabulkan (doa). Bagitu juga kondisi orang yang berdoa, penghalang dikabulkan doa serta macam-macam istijabah (dikabulkan doa).

Semua itu ada dalam jawaban soal no. 5113.

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam