Senin 22 Jumadits Tsani 1446 - 23 Desember 2024
Indonesian

Apakah hadis-hadis tentang hal-hal ghaib di masa depan adalah wahyu dari Allah ?

8490

Tanggal Tayang : 20-12-2024

Penampilan-penampilan : 232

Pertanyaan

Saya mengetahui bahwa Nabi shallallahu a’alaihi wasallam tidak berbicara urusan agama dari dirinya sendriri, lalu bagaimana dia bisa mengetahui tanda-tanda kiamat dan lain sebagainya, apakah Allah memberitahunya tentang hal tersebut ? saya mohon penjelasan

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Semua berita yang datang dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang hal-hal ghaib, baik yang lampau, yang sekarang terjadi, dan yang akan datang, seperti; awal penciptaan, hari kebangkitan, surga, neraka, tanda-tanda kiamat, malaikat, dan para Nabi, semua hal itu berasal dari wahyu Allah Subhanahu wata’ala, sebagaimana Allah berfirman:

وما ينطق عن الهوى إن هو إلاّ وحيٌ يوحى

(dan tidak pula berucap (tentang Al-Qur’an dan penjelasannya) berdasarkan hawa nafsu(-nya). Ia (Al-Qur’an itu) tidak lain, kecuali wahyu yang disampaikan (kepadanya)), QS. An-Najm :3-4

Allah berfirman:

تلك من أنباء الغيب نوحيها إليك

(Itu adalah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu (Nabi Muhammad)), QS. Hud :49

Allah berfirman:

قُل لا أقول لكم عِندي خزائُن الله ولا أعلمُ الغيبَ ولا أقول لكم إِنِّي مَلك إِن أتَّبع إِلاَّ ما يُوحى إِليْ

(Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan (rezeki) Allah ada padaku, aku (sendiri) tidak mengetahui yang gaib, dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.). QS. Al-An’am :50.

Untuk itulah maka wajib hukumnya mempercayai Rasululllah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam setiap perkara yang diberitakan olehnya tentang hal-hal ghaib dan hal-hal lainya, karena ia adalah seorang yang jujur dan dapat dipercaya, dan barang siapa yang tidak membenarkan apa yang telah disampaikannya, walaupun hanya tentang satu berita yang sudah jelas, maka orang tersebut jika ia seorang muslim maka ia  telah murtad dan keluar dari Islam.

Refrensi: Ditulis oleh Syekh Abdurrahman Al-Barrok