Kamis 27 Jumadil Ula 1446 - 28 November 2024
Indonesian

Nasehat-nasehat Syar’i Bagi Para Wisudawati Kampus

Tanggal Tayang : 04-09-2018

Penampilan-penampilan : 3586

Pertanyaan

Mohon dengan hormat kiranya anda bisa memberikan nasehat bagi para wisudawati kampus –mereka para mahasiswi yang telah menyelesaikan studinya di universitas-, apa yang harus dikerjakan oleh mereka setelah menyelesaikan kuliahnya, sebelum menikah atau pada saat menikah ?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Inilah beberapa nasehat yang kami khususkan bagi mereka yang telah menyelesaikan studinya, maka kami katakan:

  1. Bagi seorang mahasiswi yang telah menyelesaikan studinya hendaknya mengintrospeksi dirinya selama beberapa tahun kuliah yang telah dihabiskan di bangku kuliah atau lembaga lainnya. Apa saja maksiat yang telah dia perbuat ?, apa saja hak-hak Allah yang terabaikan ?, maka hendaknya ia bertaubat kepada Allah dengan sejujur-jujurnya taubat. Karena taubat adalah kewajiban seumur hidup, seorang muslim itu tidak terlepas dari kemaksiatan atau kurang maksimal dalam memenuhi hak-hak Allah, maka dalam hal ini wajib bertaubat. Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

(كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ،  وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ) رواه الترمذي (2499) وحسنه الألباني في صحيح الترمذي

“Setiap anak Adam adalah pelaku kesalahan, dan sebaik-baik pelaku kesalahan adalah mereka yang bertaubat”. (HR. Tirmidzi: 2499 dan telah dihasankan oleh Albani dalam Shahih Tirmidzi)

Jika seorang mahasiswi telah berkomitmen kepada agamanya selama masa kuliahnya, maka hendaknya dia bersyukur kepada Allah –Ta’ala- Yang telah menyelamatkan dirinya dari maksiat yang dilakukan oleh orang lain, hendaknya dia menjaga untuk bisa tetap istiqamah, tetap komitmen kepada agamanya, dan hendaknya selalu berusaha bahwa harinya lebih baik dari kemarin, dan kemarin lebih baik dari hari ini.

  1. Nasehat juga bagi para mahasiswi agar tidak menggebu-gebu untuk menyempurnakan studinya, juga untuk mencari pekerjaan, karena –sayangnya- tidak ada di banyak negara muslim lapangan pekerjaan yang layak bagi wanita yang tidak mengandung perbuatan haram.

Meskipun terkadang ada fatwa pada kadar tertentu bagi sebagian mahasiswi, dan pada sebagian spesialis agar mereka melanjutkan studinya, atau bekerja,  namun tentunya setelah berkonsultasi kepada ulama terpercaya ilmu dan agamanya; hal ini tentu karena kondisi tertentu bagi mereka.

  1. Bagi para wisudawati agar mereka mengembangkan rentang waktu antara masa kelulusan dengan menikah untuk berdakwah di jalan Allah, banyak para wanita yang membutuhkan para dai wanita untuk mengajak mereka tetap berada di jalan yang lurus. Keberadaan dai wanita ini sangat dibutuhkan, namun sayangnya sedikit di antara mereka para wisudawati ini yang mau menjalaninya. Sebenarnya banyak di antara mereka yang mampu memberi manfaat bagi para wanita di kalangan mereka, namun kami melihat kebanyakan mereka kurang bersemangat dan malas

Allah Ta’ala berfirman:

( فَلَمَّا نَسُواْ مَا ذُكِّرُواْ بِهِ أَنجَيْنَا الَّذِينَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوءِ وَأَخَذْنَا الَّذِينَ ظَلَمُواْ بِعَذَابٍ بَئِيسٍ بِمَا كَانُواْ يَفْسُقُونَ ) الأعراف/ 165

“Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik”. (QS. Al A’raf: 165)

Syeikh Abdurrahman As Sa’di –rahimahullah- berkata:

“Beginilah sunnatullah kepada para hamba-Nya, bahwa jika hukuman telah diturunkan, maka akan diselamatkan mereka yang melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar”. (Tafsir As Sa’di: 306)

  1. Menggunakan kesempatan untuk belajar, menghafal Al Qur’an, hal itu sebelum datang masa sibuk untuk persiapan menikah. Setelah menikah bisa jadi kesempatan belajar dan menghafal Al Qur’an semakin sedikit, disebabkan oleh pekerjaan rumah, dan menunaikan hak suami dan merawat anak-anak.

Dari Amr bin Maimun Al Audi berkata: “Rasulullah –shallallau ‘alaihi wa sallam- bersabda kepada seorang laki-laki yang beliau nasehati:

( اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ ) .رواه الحاكم ( 4 / 341 ) وصححه الألباني في " صحيح الترغيب والترهيب " ( 3355 (

“Bersegeralah melakukan lima hal sebelum datang lima hal: 1). Masa mudamu sebelum datang masa tuamu, 2). Masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, 3). Masa kayamu sebelum datang masa miskinmu, 4). Waktu luangmu sebelum datang masa sibukmu, 5). Masa hidupmu sebelum datang kematianmu”. (HR. Hakim: 4/341 dan telah ditashih oleh Albani dalam Shahih Targhib wa Tarhib: 3355).

  1. Bagi siapa saja dari para wisudawati universitas yang mau bekerja dan masuk di bursa kerja, maka hendaknya mereka selalu bertakwa kepada Allah di sana, dan hendaknya berusaha agar mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan syari’at dan lingkungannya tidak ada perbuatan haram, seperti; nyanyian, berbaur lawan jenis. Dan barang siapa yang bekerja untuk mengajar anak-anak perempuan, maka hendaknya mereka bersungguh-sungguh memperhatikan mereka, mempunyai kemauan keras agar mereka mendapatkan hidayah, komitmen kepada agamanya, karena banyak fitnah di mana yang menimpa kaum muslimin dan muslimat, hal yang sudah menjadi mayoritas itu akan mengalahkan keberanian. Maka seorang muslim membuthkan orang yang mempunyai azam yang kuat, berada di sisinya, menyuruhnya melakukan ketaatan, khsususnya bagi para wanita; karena para penebar fitnah kepada mereka lebih banyak, sementara pencegahannya rata-rata masih lemah.

Kami telah menyebutkan dalil-dalil yang mengharamkan berbaur lawan jenis pada jawaban soal nomor: 1200 dan kami telah jelaskan juga hukumnya bekerja di tempat yang berbaur lawan jenis pada jawaban soal nomor: 39178 , dan anda semua akan mendapatkan rambu-rambu pekerjaan wanita pada jawaban soal nomor: 22397.

  1. Berusaha keras untuk mencari teman yang shalihah dari sesama mereka, dan cirri teman yang shalihah adalah yang membantunya untuk taat kepada Allah dan menunjukkan pada sesuatu yang bermanfaat, dan menguatkan untuk melangkah di jalan hidayah.

Dari Mu’ad bin Jabal –radhiyallahu ‘anhu- dari Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

(إِنَّ الشَّيْطَانَ ذِئْبُ الْإِنْسَانِ كَذِئْبِ الْغَنَمِ ، يَأْخُذُ الشَّاةَ الْقَاصِيَةَ وَالنَّاحِيَةَ ، وَإِيَّاكُمْ وَالشِّعَابَ ، وَعَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ) رواه أحمد (22029) ، وحسَّنه محققو المسند .

“Sungguh syetan itu srigalanya manusia sama dengan srigalanya domba, ia akan menerkam domba yang menjauh dan menyendiri, dan jauhilah oleh kalian berada pada kubu-kubuan, anda semua hendaknya berada di dalam jama’ah”. (HR. Ahmad: 22029 dan dihasankan oleh pada peneliti Musnad Imam Ahmad)

  1. Menjauhi hal-hal yang akan memicu gejolaknya syahwat, baik dengan sarana buku yang dibaca, gambar yang dilihat,  film yang ditonton; karena pada masa-masa inilah wanita berada di dalam bahaya, berjalan mengikuti gejolak syahwat tersebut tidak menjamin kebaikan akibat yang ditimbulkannya, yang pasti berdosa sejak awal perbuatan tersebut, maka bagi para wisudawati agar berhati-hati dalam masalah ini, meminta pertolongan kepada Allah –Ta’ala- agar diberikan tsabat (keteguhan) dalam beragama, karena fitnah itu akan menyambar akal, menggerakkan batu, tidak ada tempat kembali bagi seorang muslim kecuali kepada Rabbnya, dan memohon kepada-Nya keteguhan dalam kebenaran, dan mengalahkan nafsu yang menyuruh kepada kejahatan.

Semoga nasehat-nasehat kami ini sesuai dengan petunjuk Allah, dan kami berharap semoga Allah memberikan taufik-Nya kepada para akhwat untuk mengamalkannya.

Allah adalah Maha Pemberi Taufik

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam