Selasa 9 Ramadhan 1445 - 19 Maret 2024
Indonesian

Allah Menciptakan Orang Cacat Mental

Pertanyaan

Kenapa Allah menciptakan orang-orang yang cacat mental?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Al-Hamdulillah. Sesungguhnya di antara pondasi ajaran Islam adalah mengimani hikmah Rabb Subhanahu wa Ta'ala dalam penciptaan dan syariat-Nya. Dalam arti, bahwa Allah tidak akan menciptakan sesuatu dengan sia-sia. Allah juga tidak akan mensyariatkan sesutu yang tidak memiliki kemaslahatan bagi hamba-hamba-Nya. Segala yang ada adalah di bawah kekuasaan dan kehendak-Nya. Allah berfirman:

"Allah menciptakan segala sesuatu.." (Az-Zumar : 65)

Di antara konsekuensi kebijaksanaan Allah adalah diciptakannya hal-hal yang saling berlawanan. Allah menciptakan para malaikat dan syetan, siang dan malam, baik dan buruk, bagus dan jelek, keburukan dan kebaikan, menciptakan perbedaan dan keberpautan antara sesama hamba-nya pada akal dan tubuhnya juga dalam kekuatan mereka. Allah juga menciptakan di antara mereka ada yang kaya dan miskin, sekat dan sakit, berakal dan bodoh. Di antara hikmah dalam penciptaan Allah bahwa Allah akan memberi cobaan kepada mereka, dan menjadikan sebagian mereka sebagai cobaan bagi yang lain. Agar menjadi jelas siapa yang bersyukur dan siapa yang kufur kepada-Nya. Allah berfirman:

"Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir…" (Al-Insan : 1-3)

Juga firman Allah:

"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun…" (Al-Mulk : 1)

Seorang mukmin yang sehat bila melihat orang yang cacat akan dapat mengetahui kenikmatan Allah dan bersyukur atas nikmat tersebut, memohon kepada Allah untuk memberinya keselamatan. Ia juga tahu bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Para hamba tidak akan mampu menguasai hikmah dari semua itu. Allah tidak bisa ditanya tentang apa yang Dia perbuat, justru mereka yang akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan mereka. Segala hikmah Allah yang kita ketahui dari Rabb kita harus kita imani. Dan yang tidak mampu kita ketahui, kita serahkan kepada Rabb kita. Allah lebih mengetahui dan lebih bijaksana. Kita hanya memiliki ilmu yang Allah ajarkan kepada kita, dan Dia-lah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.

Refrensi: Syekh Abdurrahman Albarrak