Kami memohon donasi dengan suka rela untuk mendukung situs ini, agar situs anda -islamqa.info – berkelanjutan dalam melayani Islam dan umat Islam insyaallah
Nasehat apa yang disampaikan kepada seseorang yang kehilangan hartanya di perusahan investasi ?
Alhamdulillah.
Pada saat terjadi kerugian:
Musibah yang menimpa manusia pada dirinya, harta atau pada keluarganya, atau pada masyarakatnya bukan keburukan murni, yang menjadikan seseorang tidak sabar, namun sebuah kebaikan bagi orang yang beriman jika ia baik dalam menerimanya dan berinteraksi dengannya, maka:
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ رواه مسلم (2999) .
“Urusan seorang mukmin itu menakjubkan, sungguh semua urusannya baik, dan tidaklah hal itu dimiliki kecuali bagi orang yang beriman, jika ia mendapatkan kebahagiaan ia bersyukur, maka hal itu lebih baik baginya, dan jika ia tertimpa musibah ia bersabar, maka hal itu lebih baik baginya”. (HR. Muslim: 2999)
مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ
“Barang siapa yang Allah menginginkan kebaikan kepadanya, maka Dia akan meraihnya”.
Al Hafidz berkata: “Abu Ubaid Al Harawi berkata: “artinya adalah ia akan mengujinya dengan musibah untuk memberinya pahala atas musibah tersebut”.
إِذَا أَحَبَّ اللَّه قَوْمًا اِبْتَلاهُمْ , فَمَنْ صَبَرَ فَلَهُ الصَّبْر ، وَمَنْ جَزَع فَلَهُ الْجَزَع وَرُوَاته ثِقَات
“Jika Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka, maka barang siapa yang sabar maka baginya kesabaran, dan barang siapa yang tidak sabar maka baginya ketidaksabaran”. (Perawinya bisa dipercaya)
Dan dari Syakhbarah bahwa Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
مَنْ أُعْطِيَ فَشَكَرَ , وَابْتُلِيَ فَصَبَرَ , وَظَلَمَ فَاسْتَغْفَرَ , وَظُلِمَ فَغَفَرَ , أُولَئِكَ لَهُمْ الأَمْن وَهُمْ مُهْتَدُونَ أَخْرَجَهُ الطَّبَرَانِيُّ بِسَنَدٍ حَسَن اهـ كلام الحافظ .
“Barang siapa yang telah diberikan lalu ia bersyukur, dan diuji lalu ia bersabar, dan berlaku dzolim lalu ia beristighfar, dan didzolimi lalu ia memaafkan, bagi mereka ini keamanan dan mereka mendapatkan petunjuk”. (HR. Thabrani dengan sanad yang hasan. Selesai. Ucapan Al Hafidz)
وبشّر الصابرين الذين إذا أصابتهم مصيبة قالوا إنا لله وإنا إليه راجعون أولئك عليهم صلوات من ربهم ورحمة وأولئك هم المهتدون
البقرة/155-157 .
“Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata: “sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali. Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. Al Baqarah: 155-157)
Al Qurthubi berkata:
“Allah ‘Azza wa Jalla telah menjadikan kalimat istirja’/kembali kepada Allah yaitu ucapan orang yang tertimpa musibah: إنا لله وإنا إليه راجعون “sesungguhnya kita milik Allah dan sungguh kita akan kembali kepada-Nya” adalah tempat kembali bagi orang-orang yang terkena musibah, dan menjadi penjagaan bagi mereka yang diuji dengan syetan, agar syetan tidak menguasai orang yang terkena musibah, lalu mengganggunya dengan fikiran hina, sehingga menggerakkan apa yang tenang, dan nampak apa yang tersembunyi; karena jika ia kembali dengan kalimat ini yang menggabungkan antara banyak makna kebaikan dan keberkahan. Karena ucapannya: innalillahi “sungguh kami ini milik Allah” adalah pengakuan akan ibadah, kepemilikan, dan pengakuan seorang hamba kepada Allah dengan apa yang telah menimpanya, dan seorang raja melakukan sesuatu bagaimanapun sesuai dengan kehendak-Nya, dan ucapan: wa inna ilaihi raji’un “dan sungguh kita akan kembali kepada-Nya” adalah pengakuan bahwa Allah akan menghancurkan kita kemudian akan membangkitkan kita, maka bagi-Nya hukum sejak azali dan kepada-Nya akan kembali di akherat, dan di dalamnya juga mengandung harapan pahala dari sisi Allah.
Dan termasuk keberkahan dari segera beristirja’ ini (ucapan innalillahi), apalagi ditambah dengan apa yang telah disebutkan tadi, apa yang diriwayatkan dari Ummu Salamah –radhiyallahu ‘anha- bahwa ia berkata:
سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : ما من مسلم تصيبه مصيبة ، فيقول ما أمره الله به : إنا لله وإنا إليه راجعون ، اللهم أجرني في مصيبتي ، وأخلف لي خيراً منها ، إلا أخلف الله خيراً منها .
“Saya telah mendengar Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “Tidaklah ada seorang muslim yang terkena musibah, dan berucap apa yang telah Allah perintahkan kepadanya: “Sungguh kami ini milik Allah dan sungguh kepada-Nya kami kembali. Ya Allah, berilah pahala dari musibahku, dan gantikanlah untukku yang lebih baik darinya”, maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik lagi”.
مَا مِنْ مُصِيبَةٍ تُصِيبُ الْمُسْلِمَ إِلا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا عَنْهُ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا رواه البخاري ومسلم
“Tidaklah sebuah musibah menimpa seorang muslim, kecuali dengannya Allah akan mengampuninya, sampai sebuah duri yang menancap dikakinya sekalipun”. (HR. Bukhori dan Muslim)
إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الأُولَى رواه البخاري (1238) ومسلم (926) .
“Sungguh kesabaran itu pada saat benturan pertama kali”. (HR. Bukhori: 1238 dan Muslim: 926)
An Nawawi berkata:
“Artinya adalah kesabaran yang sempurna yang menyebabkan adanya pahala yang besar karena banyaknya kesulitan yang dialami di sana”. Selesai.
فَأَمَّا الإِنسَانُ إِذَا مَا ابْتَلاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ (15) وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ
الفجر / 16
“Adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kenikmatan, berkatalah dia, “Tuhanku telah memuliakanku.”, Sementara itu, apabila Dia mengujinya lalu membatasi rezekinya, berkatalah dia, “Tuhanku telah menghinaku.” (QS. Al Fajr: 15-16)
رحمة من عندنا
Yaitu; kami angkat darinya deritanya dan Kami singkap darinya bahaya yang merupakan bentuk rahmat, kasih sayang dan ihsan Kami kepadanya.
وذكرى للعابدين
Yaitu; menjadi pengingat bagi orang yang diuji fisiknya, harta, atau anaknya, maka ia bisa berqudwah kepada Nabi Ayyub yang telah Allah uji dengan yang lebih berat dan beliau bersabar dan mengharap ridho Allah sampai Allah berikan jalan keluar kepadanya.
Dan telah ada orang tua yang datang kepada Al Walid bin Abdul Malik dari Abas, ia seorang yang buta, pada saat beliau duduk di suatu sore, ia bertanya kepada Al Walid tentang keadaannya ?, dan berkata: “Wahai Amirul mukminin, pada suatu malam, tidak lah ada di Abas orang yang lebih banyak hartanya dari pada saya, kuda, onta, anak, juga tidak ada orang yang lebih mulia dari pada saya, dan paling banyak kedudukannya.
Lalu ada banjir menerjang kami membawa keluarga, anak dan harta saya, tidak tersisa kecuali seorang pembantu yang masih remaja, dan anak onta kecil, lalu saya mengarah ke seorang anak itu dan membawanya, kemudian saya mengejar anak onta itu, pada saat saya tidak mampu mengejarnya, saya letakkan si anak ini di atas tanah, dan saya berjalan di belakang anak onta tersebut, lalu saya mendengar tangisan anak tersebut, pada saat saya kembali ternyata ia sudah dimakan serigala, lalu saya mengejar onta tadi, pada saat saya memegangnya, ia menendang muka saya, sehingga mata saya menjadi buta, dan saya pingsan. Pada saat saya sadar, saya pada sore hari saya termasuk pemilik harta benda, uang halal, anak, kedudukan dan kehormatan di kabilah, dan sekarang pada pagi hari saya dengan kedua tangan kosong, tidak punya mata juga, anak, keluarga, dan tidak juga harta. Maka aku memuji Allah dengan semua itu”. Al Walid berkata: “Bawalah orang ini ke Urwah bin Zubair, bahwa di dunia ini ada orang yang lebih banyak ujiannya dari pada dia, dan lebih tegar dan sabar”.
Jika anda diuji dengan ujian, maka bersabarlah dengan kesabaran orang yang dermawan, karena hal itu akan lebih menguatkan.
Dan jika anda diuji dengan musibah, maka pakailah pakaian diam, karena hal itu lebih selamat.
Janganlah mengeluh kepada sesama hamba, karena anda mengeluh kepada penyayang yang tidak menyayangi
Dan berapa banyak ujian itu menjadi nikmat bagi orang yang mengalaminya, dan berapa banyak seorang hamba, kemiskinan dan sakit lebih baik baginya, kalau saja dia sehat badannya dan banyak hartanya maka ia akan menjadi sombong dan memberontak.
ولو بسط الله الرزق لعباده لبغوا في الأرض
الشورى / 27
“Seandainya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya, niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di bumi.”. (QS. Asy Syuro: 27)
Berpalinglah dari kerisauannmu dan semua urusan (kembalikan) kepada takdir
Dan berbahagialah dengan kebaikan saat ini, yang dengannya anda akan lupa dengan apa yang telah lalu.
Berapa banyak perkara yang menjadikanmu benci, namun pada akhirnya anda ridho
Dan bisa jadi anda berada pada kesulitan yang berat, dan bisa jadi suatu saat menjadi luas seperti angkasa.
Allah yang melakukan sesuai dengan kehendak-Nya, maka janganlah kamu menentang-Nya.
Allah yang akan menggantimu dengan kebaikan, maka analogikanlah atas apa yang telah lalu.
Demikian juga dengan orang yang berpetualang dengan harta orang lain, atau dengan simpanan saudari, ibu atau istrinya dan tidak menjelaskan kepada mereka apa yang akan dilakukan sebenarnya dengan hartanya, demikian juga orang yang berhutang dengan riba, untuk masuk ke perusahaan investasi ini, dan bisa jadi dengan tersingkapnya apa yang sebenarnya terjadi menjadi pelajaran besar dan hikmah yang diambil manfaatnya.
وَلا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى
Dan firman Allah:
وَإِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوا
Dan firman Allah:
اعدلوا هو أقرب للتقوى
Dan firman Allah:
كونوا قوامين بالقسط
Dan pasar calo yang haram tidak boleh membeli hutang dan harta yang belum selesai belum selesai diraihnya dengan harga yang lebih murah, karena hal itu akan menggabungkan antara riba fadhal dengan riba nasi’ah, dan riba termasuk dosa terbesar.
Dan kepada para pengacara muslim harus berusaha untuk membantu mereka yang lemah untuk mendapatkan hak mereka dan mengharap pahala dari menolong harta sosial, dan membebaskan mereka orang-orang yang tidak bersalah, dan mengajukan usulan dan nasehat dalam agama.
Semoga Allah mengganti mereka yang terdampak dan menggangi mereka dengan kebaikan dari sisi-Nya, dan memberikan rizeki kesabaran kepada mereka, atas apa yang telah menimpa mereka, karena Allah adalah sebaik-baik Pemberi rizeki.