Alhamdulillah.
Allah telah memberikan sifat kepada Al-Qur’an dengan banyak sifat diantaranya adalah ia adalah Kitab Yang Sangat Mulia. Allah berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِالذِّكْرِ لَمَّا جَاءَهُمْ وَإِنَّهُ لَكِتَابٌ عَزِيزٌ * لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ تَنْزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ
فصلت / 41 - 42
“Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al Quran ketika Al Quran itu datang kepada mereka, (mereka itu pasti akan celaka), dan sesungguhnya Al Quran itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. QS. Fusilat: 41-42.
Allah berfirman:
ق وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ
ق / 1
“Qaaf Demi Al Quran yang sangat mulia. QS. Qaaf:1
Dan sifat-sifat Qur’an lainnya yang banyak.
Siapa yang berpegang teguh dengan Al-Qur’an maka dia akan mulia dan tinggi dikarenakan berpegang teguh dengan Al-Qur’an. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, (817) dari Amir bin Wailah,
نَّ نَافِعَ بْنَ عَبْدِ الْحَارِثِ، لَقِيَ عُمَرَ بِعُسْفَانَ، وَكَانَ عُمَرُ يَسْتَعْمِلُهُ عَلَى مَكَّةَ، فَقَالَ: مَنِ اسْتَعْمَلْتَ عَلَى أَهْلِ الْوَادِي، فَقَالَ: ابْنَ أَبْزَى، قَالَ: وَمَنِ ابْنُ أَبْزَى؟ قَالَ: مولى من موالينا. قَالَ: فَاسْتَخْلَفْتَ عَلَيْهِمْ مَوْلًى؟ قَالَ: إِنَّهُ قَارِئٌ لِكِتَابِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَإِنَّهُ عَالِمٌ بِالْفَرَائِض
قَالَ عُمَرُ: أَمَا إِنَّ نَبِيَّكُمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ قَالَ: إِنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا، وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ
Umar mengatakan, “Sesungguhnya Nabi kamu sallallahu’alaihi wa sallam telah bersabda, “Sesungguhnya Allah mengangkat suatu kaum dengan kitab ini dan merendahkan yang lainnya.
Kesimpulannya, bahwa keterikatan dengan Al-Qur’an adalah suatu kemuliaan dan meninggikan (derajatnya) bagi yang terikat dengannya. Bagaimanapun sisi keterikatannya, baik secara tulisan, gambar, ucapan, hafalan, bacaan, amal dan mengamalkan. Maka semua sisi keterikatan dan sibuk dengan Kitabullah, adalah kemuliaan terhadap orang yang terikat dengannya. Dan mengangkat (derajat) nya di dunia dan akhirat. Sesuai dengan sejauh mana keterikatan dengannya. Sesungguhnya Allah telah menjadikan kadarnya pada segala sesuatu.
Tidak nampak masalah bahwa Al-Qur’an ketika turun di Mekkah, ia menjadi mulia negeri Allah yang suci. Dan turunnya Al-Qur’an menjadi mulia bulan Ramadan. Dan turunnya ke dalam hati Muhammad sallallahu’alaihi wa sallam menjadi mulia, semoga Allah memuliakannya. Dan yang membawa Al-Qur’an dari langit disisi Tuhan seluruh Alam, menjadi mulia pembawanya Malaikat yang terpercaya Malaikat Jibril alaihis salam. Karena Al-Qur’an adalah perkataan paling mulia ia karena merupakan kalam Tuhan seluruh Alam.
Diantara suatu kesalahan dikatakan bahwa semuanya ini hanya sebagai sebab saja. Dan membatasi kemuliaan hanya karena itu saja. Bagaimanapun sisi pembatasan tersebut. Hal ini termasuk mengatakan kepada Allah tanpa ada ilmu. Dan itu juga termasuk dipaksakan dan tidak dibutuhkan akan hal itu. Bahkan termasuk suatu kesalahan ada orang yang menyangka bahwa turunnya AL-Qur’n adalah permulaan kemuliaan dari semua yang disebutkan tadi. Maka Jibril termasuk Malaikat termulia, utusan dari Tuhan Seluruh Alam kepada para Nabi-Nya sebelum menurunkan Al-Qur’an. Mekkah, kota Allah yang suci, Nabi Ibromin yang mensuciknnya dan kemuliaannya telah ada sebelum turunnya AL-Qur’an. Nabi Allah Muhammad sallallahu’alaihi wa sallam keturunan nabi Adam paling mulya, penutup para Nabi dan Adam dibiarkan di atas tanahnya dalam kondisi belum ditiupkan rohnya.
Tujuan akhir dari apa yang dikatakan orang adalah bahwa diantara sebab kemuliaan adalah keterikatannya dengan kitabullah. Bagi setiap orang yang terikat dengannya. Meskipun hanya satu sisi diantara semua sisi yang ada, sebagaimana yang tadi disebutkan.
Wallahu A’lam