Kamis 27 Jumadil Ula 1446 - 28 November 2024
Indonesian

Dakwah Ke Agama Islam

Pertanyaan

Bagaimana berdakwah ke dalam agama Islam

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Allah telah menciptakan manusia dan ditempatkan di Bumi tidak dibiarkan begitu saja, akan tetapi dibuatkan apa yang menjadi kebutuhannya dari makanan, minuman dan pakaian. Menurunkan pada masa yang berbeda manhaj (pedoman) yang berjalan di atas petunjuk—Nya. Untuk kebaikan manusian dan kebahagiaannya di setiap zaman dan tempat dengan mengikuti manhaj Allah dan membuang selaiannya.

وأن هذا صراطي مستقيماً فاتبعوه ولا تتبعوا السبل فتفرق بكم عن سبيله ذلكم وصاكم به لعلكم تتقون ) الأنعام/153

“Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” QS. Al-An’am: 153.

Agama Islam adalah agama langit yang terakhir dan Al-Qur’an adalah kitab langit terakhir dan Muhammad sallallahu alaihi wa sallam adalah para nabi dan rasul yang terakhir. Dimana Allah telah memerintahkan untuk menyampaikan agama ini kepada seluruh manusia.

( وأوحى إلي هذا القرآن لأنذركم به ومن بلغ ) الأنعام/19

“Dan Al Quran ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al-Quran (kepadanya).” QS> Al-An’am: 19

Allah telah mengutus utusan-Nya Muhammad sallallahu alaihi wa sallam dengan agama Islam untuk seluruh manusia sebagaimana firman Subhanahu:

( قل يا أيها الناس إني رسول الله إليكم جميعاً ) الأعراف/158.

“Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua.” QS. Al-A’raf: 158.

Berdakwah ke agama Islam termasuk amalan yang terbaik. Karena di dalamnya menunjukkan manusia ke jalan yang lurus dan mengarahkan yang membahagiakannya di dunia dan akhirat.

ومن أحسن قولاً ممن دعا إلى الله وعمل صالحاً وقال إنني من المسلمين ) فصلت/33

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" QS. Fusilat: 33

Berdakwah ke agama Islam adalah risalah mulia karena ia adalah tugas para Nabi dimana Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa risalahnya dalam kehidupan. Dan risalah pengikutnya adalah berdakwah kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman:

( قل هذه سبيلي أدعو الله على بصيرة أنا ومن اتبعني وسبحان الله وما أنا من المشركين ) يوسف/108.

“Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik." QS. Yusuf: 108

Umat Islam secara umum dan para ulama secara khusus diperintahkan untuk berdakwah kepada agama Islam. Sebagaimana Firman Allah Ta’ala:

( ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر وأولئك هم المفلحون ) آل عمران/104.

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” QS. Ali Imron: 104

Dan sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam:

( بلغوا عني ولو آية ) أخرجه البخاري/3461

“Sampaikan dariku meskipun hanya satu ayat.” HR. Bukhori. 3461

Dakwah kepada Allah adalah risalah yang agung, penting dan mulia. Dimana ia adalah berdakwah kepada manusia untuk beribadah kepada Allah saja. Dan memindahkan dari kegelapan menuju cahaya. Memanen kebaikan pengganti kejelekan dan kebenaran pengganti kebatilan. Oleh karena itu orang yang menunaikan membutuhkan ilmu, fikih, kesabaran, kelembutan, kemudahan, kesopanan, mencurahkan harta dan jiwa serta mengetahui kondisi dan kebiasaan. Allah ta’ala berfirman:

( ادع إلى سيبل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم بالتي هي أحسن إن ربك هو أعلم بمن ضل عن سبيله وهو أعلم بالمهتدين ) النحل/125

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” QS. An-Nahl: 125

Sungguh Allah telah memberi kemulyaan kepada Rasul-Nya seraya berfirman:

( فبما رحمة من الله لنت لهم ولو كنت فظاً غليظ القلب لانفضوا من حولك فاعف عنهم واستغفر لهم وشاورهم في الأمر ) آل عمران/159

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.” QS. Ali Imron: 159

Juru dakwah terkadang mendapatkan halangan dengan berdebat, terutama dengan ahli kitab. Dimana Allah telah memerintahkan kepada kita kalau sampai ke perdebatan, agar berdebat dengan sebaik mungkin hal itu dengan sopan dan lembut. Mengetengahkan prinsip-prinsip dasar Islam sebagaimana ketika datang dalam kondisi bersih dan jernih dengan lembut tanpa paksaan. Sebagaimana firman Allah Ta’la:

( ولا تجادلوا أهل الكتاب إلا بالتي هي أحسن إلا الذين ظلموا منهم و قولوا آمنا بالذي أنزل إلينا وأنزل إليكم وإلهنا وإلهكم واحد ونحن له مسلمون ) العنكبوت/46

“Dan janganlah kamu berdebat denganAhli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri." QS. Al-Ankabut: 46

Berdakwah kepada Allah mempunyai keutamaan agung dan pahala yang banyak. Nabi sallallahu alaihi wa salam bersabda:

( من دعا إلى هدى كان له من الأجر مثل أجور من تبعه لا ينقص ذلك من أجورهم شيئاً , ومن دعا إلى ضلالة كان عليه من الإثم ، مثل آثام من تبعه لا ينقص ذلك من آثامهم  شيئاً ) رواه مسلم/2674 .

“Siapa yang mengajak kepada petunnjuk, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yangmengikutinya tanpa mengurangi  pahala dari mereka sedikitpun. Dan siapa yang mengajak kepada kesesatan, maka dia akan mendapatkan dosa dan seperti dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun juga.” HR. Muslim, 2674.

Kalau pembangnunan materi membutuhkan kesungguhan dan kesabaran agar sempurna, maka pembangunan jiwa dan membawa kepada kebenaran membutuhkan kesabaran dan pengorbanan. Dahulu Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam telah berdakwah ke agama Islam, maka beliau sabar atas gangguan orang kafir, Yahudi dan orang-orang Munafik. Dimana mereka telah menghina dan mendustakannya. Menyakiti dan melemparnya dengan batu seraya mengatakan ‘Dia adalah tukang sihir atau gila. Mereka menuduh beliau tukang syair atau dukun, maka beliau sallallahu alaihi wa sallam tetap sabar akan semua ini sampai Allah memenanggankannya, menampakkan agaman-Nya. Seorang penyeru dakwah agar mencontoh kepadanya.

( فاصبر إن وعد الله حق ولا يستخفنك الذين لا يوقنون ) الروم/60 .

“Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu.” QS. Ar-Rum: 60.

Seharusnya orang islam mencontoh dengan Rasulnya, berjalan di atas petunjukkan serta berdakwah ke agama Islam. Juga bersabar atas gangguan di jalan Allah. Sebagaimana yang dilakukan oleh Rasul mereka sallallahu alaihi wa sallam:

( لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن كانوا يرجو الله واليوم الآخر وذكر الله كثيراً ) الأحزاب/21.

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” QS. Al-Ahzab: 21

Tidak ada kebaikan dan kebahagiaan umat ini kecuali mengikuti agama ini. Oleh karena itu Allah memerintahkan untuk menyampaikan kepada seluruh manusia sebagaimana firman-Nya:

( هذا بلاغ للناس ولينذروا به وليعلموا أنما هو إله واحد وليذكر أولوا الألباب ) إبراهيم/52 .

“(Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran.” QS. Ibrohim: 52.

Refrensi: Dari kitab ‘Usulud Din Al-Islami karangan Syekh Muhammad bin Ibrohim At-Tuwaijiri