Ahad 21 Jumadits Tsani 1446 - 22 Desember 2024
Indonesian

Telaga Dan Sungai Kautsar

Pertanyaan

Apa itu Kautsar? dan apa yang khusus untuk Nabi sallallahu alaihi wa sallam?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Kata الكوثر  dalam bahasa arab adalah sifat yang menunjukkan banyak yang berlebihan.

Sementara dalam syariat itu mempunyai dua arti,

Arti pertama:

Nama sungai di surga yang Allah berikan kepada Nabi-Nya sallallahu alaihi wa sallam. Dan arti ini yang dimaksudkan dalam firman Allah ta’ala:

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ

سورة الكوثر: 1

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.” (QS. Al-Kautsar: 1)

Sebagaimana yang ditafsirkan oleh Nabi sallallahu alaihi wa sallam akan hal itu sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim di Shahih nya (607) dari Anas radhiallahu anhu, dia berkata:

بينما نحن عند النبي صلى الله عليه وسلم إذ غفا إغفاءة , ثم رفع رأسه متبسما فقلنا : ما أضحكك يا رسول الله ؟ قال : نزلت علي سورة . فقرأ . بسم الله الرحمن الرحيم . إنا أعطيناك الكوثر إلى آخرها , ثم قال : أتدرون ما الكوثر ؟ قلنا : الله ورسوله أعلم . قال : فإنه نهر وعدنيه ربي عليه خير كثير , وهو حوض ترد عليه أمتي يوم القيامة الحديث .

“Ketika kami berada  di sisi Nabi sallallahu alaihi wa sallam,  tiba-tiba beliau terkantuk-kantuk, kemudian beliau mengangkat kepalanya dalam keadaan tersenyum, maka kami bertanya, ‘Apa yang membuat anda tertawa wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Telah diturunkan kepadaku suatu surat, kemudian beliau membaca:

بسم الله الرحمن الرحيم . إنا أعطيناك الكوثر إلى آخرها

“Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.” (QS. Al-Kautsar: 1 Sampai akhir surat)

Kemudian beliau berkata, “Apakah kalian mengetahui apa itu Kautsar?” Kami menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.’ Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya dia adalah sungai yang dijanjikan Tuhanku untuku, di dalamnya banyak sekali kebaikan. Ia adalah telaga dimana nanti pada hari kiamat ummatku akan mendatanginya.”

Adapun dalam riwayat Tirmizi, (3284) dari Ibnu Umar radhillahu anhuma dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

الكوثر نهر في الجنة حافتاه من ذهب ومجراه على الدر والياقوت (الحديث، وقال الترمذي : إنه حسن صحيح . وصححه الألباني كما في صحيح سنن الترمذي 3 / 135 ) .

“Kautsar adalah sungai di surga, kedua tepinya emas dan airnya mengalir diatas mutiara dan permata” (Al-Hadits. Tirmizi mengomentari, ini adalah hadits hasan Shahih  dishahih kan oleh Al-Albani sebagaimana  dalam kitab Shahih  Sunan At-Tirmizi, 3/135).

Makna kedua:

Nama bagi telaga yang agung. Telaga adalah tempat berkumpulnya air, diciptakan di padang mahsyar pada hari kiamat. Akan didatangi oleh Umatnya Muhammad sallallahu alaihiwa sallam. Telaga ini airnya dari sungai Kautsar yang ada di surga. Oleh karena itu dinamakan telaga kautsar. Dalil akan hal itu adalah apa yang diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih nya, (4255) dari hadits Abu Dzar:

أن الحوض يشخب ( يصب ) فيه ميزابان من الجنة

“Sesungguhnya telaga itu mengalir lewat talang (tempat mengalirnya air) dari surga.”

Yang tampak dalam hadits itu bahwa telaga ada di sisi surga agar dapat mengaliri air dari sungai yang ada di dalam surga. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul Bari, (11/466) wallahua’lam

Terkait, apakah dia merupaka telaga Nabi sallallahu alaihi wa sallam saja dan bukan telaga nabi lainnya atau tidak?

Sementara sungai kautsar yang airnya dialiri dari ke telaga. Maka tidak dinukil yang sepertinya untuk selain Nabi sallallahu alaihi wa sallam. Dimana Allah memberikan kepadanya dalam surat. Tidak jauh hal itu khusus untuk Nabi kita sallallahu alaihi wa sallam bukan untuk nabi-nabi lainnya.

Sementara telaga Kautsar, telah dikenal dikalangan para ulama itu khusus Nabi kita Muhammad sallallahu alaihi wa sallam, yang dengan jelas mengatakan hal itu adalah Al-Qurtuby dalam kitab Almufhim’. Akan tetapi Tirmizi (2367) meriwyatkan dari Hadits Samurah, dia berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ لكل نَبِيٍّ حَوْضًا وَإِنَّهُمْ يَتَبَاهَوْنَ أَيُّهُمْ أَكْثَرُ وَارِدَةً وَإِنِّي أَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَكْثَرَهُمْ

“Sesungguhnya untuk setiap nabi akan mendapatkan telaga, dan mereka membanggakan siapa diantara mereka yang paling banyak mendatanginya. Dan saya berharap saya adalah orang yang paling banyak didatangi.”

Hadits ini dari semua sanadnya lemah, akan tetapi sebagian ulama menghukumi bisa diterima karena sanadnya banyak. Sebagaimana dinyatakan oleh Al-Albany dalam kitab As-Shahihah (1589). Sebagian ulama tetap menghukumi lemah. Kalau haditsnya shahih, maka yang dikhususkan untuk Nabi kita sallallahu alaihi wa sallam adalah sungai bukan telaga. Kalau haditsnya tidak shahih, maka pendapat yang lebih dekat adalah bahwa telaga tersebut juga khusus bagi beliau bukan untuk yang lainnya. Wallahu a’lam

Disebutkan dalam sunah yang shahih tentang ciri-ciri sungai yang ada dalam surga dan telaga yang ada di padang makhsyar. Di antara sifat kautsar yang ada di surga adalah:

Sebagaimana diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Shahih nya dari Anas radhillahu anhu dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda:

بينا أنا أسير في الجنة ، إذا أنا بنهر حافتاه قباب اللؤلؤ المجوف ، فقلت : ما هذا يا جبريل ؟ قال : هذا الكوثر الذي أعطاك ربك قال : فضرب الملك بيده ، فإذا طينه أو طيبه مسك أزفر

“Ketika saya berjalan di surga ternyata saya berada di sungai di kedua sisinya itu ada kubah permata yang bolong tengahnya. Saya bertanya, ‘Apa ini wahai Jibril?’ Dia menjawab, ‘Ini adalah Kautsar yang diberikan oleh Tuhanmu untukmu. Kemudian Malaikat memukul dengan tangannya, ternyata tanahnya atau wewangiannya dari minyak kasturi azfar.”

Dalam musnad, (120084) dari Anas radhillahu anhu dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam sesungguhnya beliau bersabda:

أعطيت الكوثر ، فإذا هو نهر يجري على ظهر الأرض ، حافتاه قباب اللؤلؤ ، ليس مسقوفاً فضربت بيدي إلى تربته ، فإذا تربته مسك أذفر ، وحصباؤه اللؤلؤ (وصححه الألباني في الصحيحة، رقم  2513 )

“Saya diberi Kautsar, ternyata dia adalah sungai yang mengalir di atas bumi. Di kedua tepinya terdapat kubah dari permata yang tidak beratap. Aku tepuk tanahnya dengan tanganku, ternyata tanahnya itu miyak kesturi adfar  dan kerikilnya adalah permata.” (Dishahihkan oleh Al-Albany dalam As-Shahihah, no. 2513).

Dalam riwayat Anas, di Musnad juga, (12828), Nabi sallallahu alaihi wa sallam ditanya tentang Kautsar, maka beliau menjawab, “Itu adalah sungai yang Allah berikan kepadaku di surga, lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu. Di dalamnya ada burung yang lehernya seperti leher unta. Umar berkata, ‘Sesungguhnya itu adalah burung yang lezat.’ Maka Rasulullah sallallahua’alai wa sallam bersabda, ‘Orang-orang yang memakannya lebih nikmat lagi  hidupnya wahai Umar.” Dinyatakan shahih oleh Al-Albany di Shahih  At-Targib wat Tarhib, (3740).

Sementara sifat telaga yang di padang mahsyar di antaranya adalah

Apa yang diriwayatkan oleh Al Bukhari, (6093) dan Muslim, (4244) dari Abdulah bin Umar radhiallahu anhuma  sesungguhnya dia berkata, Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

حَوْضِي مَسِيرَةُ شَهْرٍ وَزَوَايَاهُ سَوَاءٌ مَاؤُهُ أَبْيَضُ مِنْ اللَّبَنِ وَرِيحُهُ أَطْيَبُ مِنْ الْمِسْكِ وَكِيزَانُهُ كَنُجُومِ السَّمَاءِ مَنْ شَرِبَ مِنْهَا فَلَا يَظْمَأُ أَبدا

“Telagaku sepanjang perjalanan satu bulan, sudutnya sama, airnya lebih putih dari susu dan baunya lebih wangi dari minyak kasturi. Sementara gelasnya sebanyak bintang gemintang di langit. Siapa yang meminumnya, maka dia tidak akan haus selamanya.”

Dalam Shahih  Muslim (4261) dari Anas radhillahu anhu, Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

‏تُرَى فِيهِ ‏أَبَارِيقُ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ كَعَدَدِ نُجُومِ السماء  ‏

“Terlihat di dalamnya ada gelas-gelas emas dan perak sebanyak bintang di langit.”

Dalam riwayat lain,

أَكْثَرُ مِنْ عَدَدِ نُجُومِ السَّمَاءِ

“Lebih banyak dari jumlah bintang di langit.”

Di dalamnya juga ada (4256) dari Tsauban radhiallahu anhu sesungguhnya Nabi sallallahu alaihi wa sallam ditanya tentang minumannya, maka beliau bersabda:

أَشَدُّ بَيَاضًا مِنْ اللَّبَنِ وَأَحْلَى مِنْ الْعَسَلِ ‏يَغُتُّ ‏( يصب ) ‏فِيهِ ‏مِيزَابَانِ ‏ ‏يَمُدَّانِهِ ‏ ‏مِنْ الْجَنَّةِ أَحَدُهُمَا مِنْ ذَهَبٍ وَالآخَرُ مِنْ ‏ ‏وَرِق (فضة )

“Lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu, dicurahkan lewat dua saluran air yang disambungkan dari surga salah satunya emas dan lainnya dari perak.”

Hadits-hadits yang ada tidak diragukan lagi karena termasuk hadits mutawatir menurut ulama  dengan hadits Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam. Sungguh telah diriwayatkan dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam lebih dari lima puluh shahabat, dimana Al-Hafidz Ibnu Hajar telah menyebutkan nama-nama orang yang meriwayatkan hadits-hadits dari kalangan para shahabat di kitab Fathul bari (11/468). Sampai Qurtubi mengomentari dalam kitab ‘Al-Mufhim Syarkah Shahih  Muslim, “Di antara hal yang orang terkena beban kewajiban (mukallaf) harus mengetahui dan membenarkannya adalah bahwa Allah subahanahu wataala telah mengkhususkan untuk nabi-Nya Muhammad sallallahu alaihi wa sallam dengan telaga yang dengan jelas disebutkan nama dan sifat serta minumannya dalam hadits-hadits Shahih  yang terkenal yang kalau dikumpulkan akan menghasilkan ilmu yang pasti.

Adapun tempat keberadaan telaga di padang mahsya, para ulama tentang hal ini berbeda pendapat. Di antara mereka ada yang mengatakan bahwa dia berada setelah titian (shirat).

Di antara mereka ada yang mengatakan, bahwa telaga berada sebelum titian (shirat) dan ini pendapat terbanyak dan terkuat. Wallahu a’lam, karena air telaganya diambil juga oleh sebagian orang yang dimasukkan ke dalam neraka. Jika tempatnya setelah titian, mereka pasti tidak akan bisa sampai ke sana. Karena mereka telah jatuh ke neraka jahanam. Kita berlindung kepada Allah darinya.

Dalam pembahasan terakhir ini, disana ada masalah yang harus diingatkan kerena hal ini sangat penting dan urgen sekali yaitu:

Bahwa tidak semua orang yang berafiliasi ke umat Muhammad ini akan mendapatkan kemulyaan minum di telaga Nabi sallallahu’alai wa sallam. Dan dari tangannya nan mulya. Bahkan telah ada hadits-hadits dengan tegas disana ada orang-orang dari kalangan umat ini, ditahan dan disingkirkan dengan keras dari telaga Nabi. Kita memohon kepada Allah kesehatan. Siapakah mereka yang akan meminum dan siapa mereka yang akan terhalangi darinya?

Rasulullah sallallahu’alahi wa sallam telah menjawabnya tentang pertanyaan ini dengan jawaban yang sangat jelas sekali sampai tidak ada orang itu mempunyai alasan untuk beralasan. Juga orang yang bermalasan mempunyai bukti. Sungguh diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih ya, (367) dari Abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam mendatangi kuburan dan mengatakan:

السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحِقُونَ وَدِدْتُ أَنَّا قَدْ رَأَيْنَا إِخْوَانَنَا" قَالُوا : أَوَلَسْنَا إِخْوَانَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَال : أَنْتُمْ أَصْحَابِي وَإِخْوَانُنَا الَّذِينَ لَمْ يَأْتُوا بَعْدُ " فَقَالُوا كَيْفَ تَعْرِفُ مَنْ لَمْ يَأْتِ بَعْدُ مِنْ أُمَّتِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ فَقَالَ : " أَرَأَيْتَ لَوْ أَنَّ رَجُلا لَهُ خَيْلٌ غُرٌّ مُحَجَّلَةٌ بَيْنَ ظَهْرَيْ خَيْلٍ دُهْمٍ بُهْمٍ أَلا يَعْرِفُ خَيْلَهُ ؟ " قَالُوا : بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ . قَالَ : " فَإِنَّهُمْ يَأْتُونَ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ الْوُضُوءِ وَأَنَا فَرَطُهُمْ عَلَى الْحَوْضِ أَلا لَيُذَادَنَّ رِجَالٌ عَنْ حَوْضِي كَمَا يُذَادُ الْبَعِيرُ الضَّالُّ أُنَادِيهِمْ أَلا هَلُمَّ فَيُقَالُ إِنَّهُمْ قَدْ بَدَّلُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ سُحْقًا سُحْقًا 

“Selamat dan sejahtera kepada kepada penghuni kubur orang-orang beriman, sesungguhnya kami insyaallah akan menyusul kalian. Aku berharap dapat melihat saudara-saudaraku.’ Para shahabat berkata, ‘Bukankah kami adalah saudara-saudara engkau wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Kalian adalah para shahabatku. Saudara-saudara kami adalah mereka yang belum ada.’ Para shahabat bertanya, ‘Bagaimana anda bisa mengetahuinya wahai Rasulullah, padahal mereka adalah kaum yang belum ada?’ Maka beliau menjawab, ‘Bagaimana pendapat anda, kalau ada seseorang mempunyai kuda yang diwajah dan kakinya ada warna putih sedangkan seluruh tubuhnya bewarna hitam kelam. Apakah dia akan mengenali kudanya?’ Mereka menjawab, ‘Ya wahai Rasulullah.’ Kemudian beliau bersabda, ‘Mereka akan datang dengan keadaan putih bercahaya karena bekas wudu dan saya menunggu mereka di telaga. Ketahuilah adalah beberapa orang yang dihalangi menghampiri telagaku sebagaimana orang menghalangi unta yang tersesat. Saya memanggil mereka, ‘Silahkan kemarilah,’ Lalu dikatakan kepadanya, ‘Mereka itu telah merubah (ajaranmu) setelahmu.’ Maka saya katakan, ‘Celaka, celaka.’

Al Bukhari, (6528) dan Muslim, (4243) meriwayatkan dari Abu Hazim berkata, saya mendengar Sahl berkata, saya mendengar Nabi sallallahu’alahi wa sallam bersabda:

أَنَا فَرَطُكُمْ ( أي : سابقكم ) عَلَى الْحَوْضِ مَنْ وَرَدَ شَرِبَ وَمَنْ شَرِبَ لَمْ يَظْمَأْ أَبَدًا وَلَيَرِدَنَّ عَلَيَّ أَقْوَامٌ أَعْرِفُهُمْ وَيَعْرِفُونِي ثُمَّ يُحَالُ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ

“Saya mendahului kalian di telaga. Siapa yang mendatanginya dia akan meminumya dan siapa yang meminumnya dia tidak akan haus selamanya. Ada suatu kaum yang akan mendatanginya, saya mengenalnya dan merekapun mengenalku. Kemudian dihalangi antara diriku dan mereka.”

قَالَ أَبُو حَازِمٍ فَسَمِعَ النُّعْمَانُ بْنُ أَبِي عَيَّاشٍ وَأَنَا أُحَدِّثُهُمْ هَذَا الْحَدِيثَ فَقَالَ هَكَذَا سَمِعْتَ سَهْلا يَقُولُ قَالَ فَقُلْتُ نَعَمْ قَالَ وَأَنَا أَشْهَدُ عَلَى أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ لَسَمِعْتُهُ يَزِيدُ فَيَقُول [ أي النبي صلى الله عليه وسلم ُ ] : " إِنَّهُمْ مِنِّي" فَيُقَالُ : إِنَّكَ لا تَدْرِي مَا عَمِلُوا بَعْدَكَ . فَأَقُولُ : "سُحْقًا سُحْقًا لِمَنْ بَدَّلَ بَعْدِي "

Abu Hazim mengatakan, Nukman bin Abu Ayyas mendengarkan ketika saya menceritakan kepada mereka hadits ini, beliau mengatakan, ‘Apakah seperti ini yang anda dengarkan.’ Sahl mengatakan. ‘Ya.’ (Abu Hazim) berkata, ‘Aku bersaksi atas Abu Said Al-Khudri, aku mendengarnya dia menambahannya, maka beliau Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya mereka adalah bagian dari kaumku.’ Lalu dikatakan, ‘Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yag mereka lakukan setelahmu.’  Maka aku (Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam) katakan, ‘Celaka, celaka bagi orang yang merubah (ajaran) sesudahku.’

Disebutkan oleh Al Bukhari dalam Shahih nya, (2194) dan Muslim, (4257) mereka meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahunhu dari Nabi sallallahu alaihih wa sallam, beliau bersabda:

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لأَذُودَنَّ رِجَالا عَنْ حَوْضِي كَمَا تُذَادُ الْغَرِيبَةُ مِنْ الإِبِلِ عَنْ الْحَوْضِ

“Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, akan ada beberapa orang yang dihalangi (mendatangi) telagaku. Sebagaimana unta liar dihalau dari telaga.”

Al-Qurtuby rahimahullah mengatakan, “Para ulama kami rahimahumullah mengatakan, ‘Setiap orang yang murtad dari agama Allah atau membuat suatu yang baru (dalam agama) yang mana Allah tidak ridha serta tidak mengizinkannya, maka dia termasuk orang-orang yang akan dihalau dan dijauhkan dari telaga Rasulullah. Bahkan sangat keras halauannya bagi orang yang menyalahi umat Islam dan menyelesihi jalannya. Seperti kelompok Khawarij dengan berbagai macam sektenya. Kelompok Rafidhah dengan semua kesesatannya. Kelompok Muktazilah dengan berbagai macam hawa nafsunya (dan orang yang mengikuti dan melalui jalannya) begitu juga orang yang berbuat kezaliman dan berlebihan dalam kemaksiatan dan kezaliman serta orang yang menghapus kebenaran dan membunuh pelaku kebenaran serta menghinakannya, serta mereka yang terang-terangan  karena berbuat dosa-dosa besar dan meremehkan berbagai macam kemaksiatannya. Serta kelompok menyimpang, (menuruti) hawa nafsu dan bid’ah…” (At-Tazkirah, Al-Qurthuby, hal. 306).

Maka bagi seorang hamba hendaknya bersungguh sungguh dalam rangka mengikuti Nabi sallallahu alaihi wa sallam dan tidak menyalahinya dalam semua petunjuknya. Berharap semoga Allah memberikan kepadanya dapat meminum dari telaga nan mulia ini. Kalau tidak, maka tidak ada penyesalan dan kerugian yang lebih berat dibandingkan dengan penyesalan dan kerugian orang yang dilarang mendekati Nabi sallallahu’alai wa sallam. Dimana waktu itu setiap orang sangat kehausan sekali sampai dia tidak mampu dan tidak dapat menahannya, tapi justeru dia dilarang untuk meminumnya dari air yang dingin dan nikmat. Kemudian ditambahkan dengan siksaan yang menghinakan dan penyesalan karena didoakan Nabi sallallahu alaihi wa sallam dengan kata celaka dan kemurkaan. Semoga Allah melindungi kita. Membayangkan ini saja sudah menyakitkan,   bagaimana lagi kalau benar-benar melihat dengan mata kepala sendiri dan merasakannya?

Kita memohon kepada Allah semoga Allah memberikan taufiq kepada kami dan saudara-saudara kami umat Islam agar  dapat mengikuti sunnah dan menjauh dari bid’ah dan kemaksiatan. Semoga Allah mengabulkan. Dan segala puji hanya milik Tuhan seluruh Alam.

Silahkan merujuk Al-Qiyamah Al-Kubro, 257 – 262 dan Al-Jannatu wan Nar, 166, 1167, karangan Syekh Umar Al-Asyqor, serta Fathul Bari karangan Al-Hafidz Ibnu Hajar, 11/466.

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam