Alhamdulillah.
Pertama,
Dari apa yang anda katakan, tampak bahwa doa anda melampaui batas dan karenanya layak tertolak. Sebab tertolaknya banyak, di antanya;
1. Di dalamnya ada penolakan terhadap keutamaan dan kemurahan Allah Ta’ala kepada hamba-Nya yang Allah berikan berupa surga, dengan segala keadaan dan kemuliaan yang ada di dalamnya. Sedangkan hakekat doa anda adalah menolak keutamaan dan kemurahan yang Allah berikan kepada orang yang masukkan ke dalam surga dan yang sering Alalh serukan kepada hamba-Nya agar masuk surga.
Sebagaimana firman Ta’ala,
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman, (yaitu) di dalam taman-taman dan mata-air-mata-air; mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan, demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari." (QS. Ad-Dukhan, 51-54)
Dan firman-Nya,
"(Dikatakan kepada mereka): "Makan dan minumlah dengan enak sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan",mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli." (QS. Ath-Thur: 19-20)
Dan firman-Nya,
"Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang shaleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai; kekal mereka di dalamnya; mereka di dalamnya mempunyai isteri-isteri yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman." An-Nisa’: 57.
Firman Allah,
"Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-Waqi’ah: 22-24)
Silakan lihat soal jawab no. 25843.
2. Doa anda tidak ingin menikah dengan bidadari menunjukkan tiadanya ilmu anda tentang hekekat kenikmatan yang Allah berikan bagi orang yang ditakdirkan masuk surga. Sifat-sifat bidadari yang telah Allah kabarkan, seharusnya menjadikan seorang muslim rindu untuk mendapatkan kenikmatan dan keutamaan itu. barangsiapa yang hanya membatasi kenikmatan hanya sekedar berhubungan badan, sungguh dia telah salah dalam memahami hakekat kenikmatan itu dan tidak menghargai sepenuhnya.
Terdapat riwayat –salah satu contoh – bahwa bidadari bernyanyi untuk suaminya di surga. Dari Ibnu Umar radhiallahu’anhuma, sesungguhnya Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ أَزْوَاجَ أَهْلِ الْجَنَّةِ لَيُغَنِّينَ أَزْوَاجَهُنَّ بِأَحْسَنِ أَصْوَاتٍ سَمِعَهَا أَحَدٌ قَطُّ ، إِنَّ مِمَّا يُغَنِّينَ : نَحْنُ الْخَيِّرَاتُ الْحِسَانُ أَزْوَاجُ قَوْمٍ كِرَامٍ
“Sesungguhnya istri-istri penduduk surga bernyanyi untuk suaminya dengan suara nan indah (yang belum pernah) didengarkan oleh seorang pun. Di antara yang dinyanyikan adalah, ‘Kami kebaikan nan indah, istri-istri kaum nan mulia.’ (HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Ausath, 5/149. Dishahihkan oleh Al-Albany dalam kitab Shahih At-Targhib, 3/269).
Di antara kenikmatannya adalah, perlakuan dan pembicaraan yang sangat baik terhadap suaminya, sehingga mendatangkan kesenangan dalam hatinya. Ini adalah makna ‘Al-Urub’
Syekh Abdurrahn As-Sa’dy rahimahullah berkata, ‘Uruban Atroba’ senantiasa bersamanya dalam segala kondisi, dan kata ‘Al-Urub’ adalah wanita yang disenangi oleh suaminya dengan perkataan indah, bagus bentuk, petunjuk, kecantikan dan kecintaannya. Kalau berbicara mempengaruhi akal, pendengarnya ingin senantiasa perkataannya tidak berhenti. Apalagi ketika bernyanyi dengan suara nan merdu dan lantunan nan mendayu. Kalau melihat adab perangai dan prilakunya, hati sang suami menjadi riang gembira, ketika terlihat satu tempat ke tempat lainnya, tempat tersebut penuh dengan bau wangi dan cahaya. Menambah gairah dikala berhubungan badan.
Kata ‘Al-Atrob’ adalah wanita seumur tigapuluh tiga tahun. Ini adalah umur kematangan yang paling diinginkan dan akhir masa muda. Wanita penghuni surga adalah wanita wanita muda penuh kasih, sangat akrab dan mesra, ridha dan diridhi, tidak sedih dan tidak menyedihkan bahkan mereka (para bidadari) jiwanya riang, penyejuk mata dan semakin menambah kesenangan.’ (Tafsir As-Sa’dy, hal. 833)
3. Tampaknya, sebab anda berdoa seperti itu karena pengaruh kisah roman percintaan yang berlebihan dalam mengekspresikan kecintaan seseorang kepada lawannya. Tidak mengapa suami istri saling mencintai, bahkan itu adalah perkara yang diinginkan dan dipuji. Akan tetapi terlalu berlebihan akan hal itu, sampai berfikir tidak menikah dengan (wanita) lainnya di dunia, padahal Allah telah mensyariatkan hal itu, juga banyak bergantung dengannya dalam kemaslahatan dunia, maka ini termasuk kemungkaran. Bahkan sikap berlebihan itu terbawa sampai ke akhirat, sehingga dia tidak ingin istrinya disandingkan dengan lainnya di surga.
Akhirnya, Ketahuilah –wahai hamba Allah-, bahwa surga itu urusan dan kondisinya berbeda dengan kondisi di dunia. Di surga tidak sama dengan di dunia kecuali hanya sekedar nama. Maka bersungguh-sungguhlah menuju yang mengantarkan ke sana. Berdoalah kepada Allah agar termasuk menjadi penghuninya. Kemudian tinggalkan kiasan anda surga dengan dunia. Jangan anda batasi keluasan rahmat Allah. Di sana – insyaallah kalau anda termasuk penghuninya- akan anda ketahui bahwa kenyataannya berbeda.
Wallahu’alam .