Kami memohon donasi dengan suka rela untuk mendukung situs ini, agar situs anda -islamqa.info – berkelanjutan dalam melayani Islam dan umat Islam insyaallah
Saya mendengar salah seorang khatib menyampaikan salah satu hadits Nabi sallallahu ’alaihi wa sallam, yaitu: “Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah”. Apakah hadits ini shahih?
Alhamdulillah.
Hadits ini tidak shahih. Tidak ada ketetapan dari Nabi sallallahu’alaihi wasallam. Diriwayatkan oleh Baihaqi di kitab “Syu’abul Iman”, 3/1437, dari Abdullah bin Abu Aufa radhiallahu ’anhu sesungguhnya Nabi sallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ ، وَصَمْتُهُ تَسْبِيحٌ ، وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ ، وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ
“Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, doanya terkabulkan dan amalannya dilipat gandakan”.
Sanadnya dilemahkan oleh Baihaqi, dia berkata: Ma'ruf bin Hasan (salah seorang perawi hadits ini) lemah, dan Sulaiman bin Amr An-Nakha’i lebih lemah dari beliau. Al-Iraqi berkomentar dalam Takhrij Ihya’ Ulumuddin, 1/310: Sulaiman An-Nakha’i adalah salah seorang pendusta. Dilemahkan juga Al-Manawi di kitab Faidhul Qadir, 9293. Al-Albany mencantumkannya dalam kitab Silsilah Al-Ahadits Ad-Dhaifah, no. 4696, dia berkata: (Hadits ini) lemah.
Seharusnya umat Islam secara umum –lebih ditekankan lagi para khatib dan penceramah- agar meneliti sebelum menyandarkan hadits kepada Rasulullah sallallahu ’alaihi wa sallam. Tidak dibolehkan menyandarkan kepada beliau apa yang tidak beliau katakan. Karena beliau sallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ ، مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ (رواه البخاري، رقم 1391 ورواه مسلم في مقدمة صحيحه، رقم 4)
“Sesungguhnya berbohong kepadaku tidak seperti berbohong kepada orang lain. Barangsiapa yang berbohong kepadaku dengan sengaja, maka disediakan baginya tempat di neraka”. (HR. Bukhari, no. 1391, dan diriwayatkan oleh Muslim dalam muqadimah shahihnya, no. 4)
Wallahu a’lam .