Donasi untuk situs islamqa.info

Kami memohon donasi dengan suka rela untuk mendukung situs ini, agar situs anda -islamqa.info – berkelanjutan dalam melayani Islam dan umat Islam insyaallah

Hadits Palsu Dalam Masalah Shalat Dua Rakaat Setiap Hari Kamis Di Bulan Sya’ban

20-02-2015

Pertanyaan 154397

Saya mendapat surat melalui email berikut ini; Shalat dua rakaat pada setiap Kamis di bulan Sya’ban yang dimuliakan. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang shalat dua rakaat, pada setiap rakaat membaca surat Al-Fatihah dan Qul huwallahu Ahad sebanyak 100x, lalu jika dia salam, maka dia bershalawat sebanyak 100 x, Allah akan penuhi segala kebutuhannya, baik urusan agama atau dunianya.” Saya ingin kejelasan tentang kebenaran riwayat ini dan bagaimana cara kita melakukan shalat dua rakaat, karena disebutkan di sana membaca surat Qul huwallahu ahad sebanyak 100 x. Apakah membacanya di sela-sela kedua rakaat itu atau sesudahnya?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Hadits ini tidak ada dasarnya dalam kitab-kitab sunah. Tampaknya dia merupakan hadits-hadits palsu dalam masalah keutamaan shalat di bulan Sya’ban. Terdapat hadits-hadits palsu dalam keutamaan bulan Sya’ban serta shalat di dalamnya serta pada malam Nisfhu Sya’ban.  

Al-Allamah Ibnu Hajar Al-Haitsami rahimahullah berkata, “Seluruh riwayat dalam hadits-hadits yang popular tentang keutamaan-keutamaan di bulan ini, masudnya adalah malam awal Jumat di bulan Rajab serta malam Nisfhu Sya’ban, adalah batil, dusta dan tidak ada dasarnya. Walaupun terdapat dalam kitab-kitab ulama besar seperti kitab Ihya Ulumudin dan lainnya.”

Al-Fatawa Al-Fiqhiyh Al-Kubro, 1/184)

Begitupula terdapat hadits-hadits palsu tentang keutamaan shalat di sebagian hari-hari dalam sepekan.

Asy-Syaukani rahimahullah berkata, “Shalat yang disebutkan ada hari Ahad dan Senen dan selain kedua hari tersebut dalam sepekan, tidak diperselisihkan para ulama bahwa kesemuanya merupakan hadits palsu dan bahwa shalat seperti ini tidak seorang pun dari para ulama utama yang menyatakan sunah.”

(Al-Fawaid Al-Maudhu’ah, 1/74)

Maka tidak boleh beramal dengan hadits palsu. Cukuplah hadits-hadits shahih bagi siapa yang ingin menjadi pengikut Nabi shallallahu alaihi wa sallam sebenar-benarnya.

Wallahua’lam.

hadis-hadis daif
tampilan di situs islamqa.info