Donasi untuk situs islamqa.info

Kami memohon donasi dengan suka rela untuk mendukung situs ini, agar situs anda -islamqa.info – berkelanjutan dalam melayani Islam dan umat Islam insyaallah

Seorang Nashrani Menemukan Penyebutan Nabi Kita Shallallahu alaihi wa Sallam Dalam Kitab Mereka

25-02-2016

Pertanyaan 238889

Saya seorang pemuda beragama Nashrani mempelajari agama Islam dan Nashrani. Saya dapatkan bahwa Nabi Muhamad disebutkan dalam kitab Injil. Tidak ada seorang pun dari kalangan Islam yang ingin mengetahui hakikatnya sedangkan kalangan Nashrani menolak ucapan saya. Apa yang harus saya lakukan?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Wahai pemuda yang budiman.

Apa manfaat bagi anda jika semua orang selamat sedangkan anda binasa? Seandainya semua orang di muka bumi masuk Islam setelah mengetahui apa yang anda kaji dalam kitab Injil lalu mereka masuk surga dan selamat dari Neraka sementara anda tidak dapat mengambil manfaat dari hal itu karena anda tetap dalam agama Nashrani yang telah menyimpang dan anda mati dalam keadaan demikian, semoga tidak. Demi Tuhan, ketika itu, apa manfaat yang anda harapkan?!

Wahai sang pemuda, sesungguhnya yang diharapkan dari anda adalah perkara lain. Mereka tengah mempersiapkan untuk anda yang jika anda cerdas menangkap, sayangi dirimu jika merawat sesuatu yang tak berguna.

Tinggalkan masalah kaum muslimin dan Nashrani. Renungkanlah, apa yang kau tunggu, engkau telah diperlihatkan yang haq dan mengetahui kenabian Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dari kitabmu?

Tahukah engkau wahai hamba Allah, bahwa ajaran Allah kepada para hambaNya dan hidayahNya bagi penduduk bumi belum sempurnna dan nikmatNya belum lengkap hingga diutusnya Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam untuk menyempurnakan risalah para pendahulunnya dari para nabi untuk berdakwah di jalan Allah rabbul aalamiin.

Allah Taala berfirman,

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا (سورة المائدة: 3)

“Hari ini aku sempurnakan untukmu agama kalian dan aku sempurnakan untuk kalian kenikmatan dariku dan aku ridha Islam sebagai agama kalian.” (QS. Al-Maidah: 3)

Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda,

مَثَلِي وَمَثَلُ الأَنْبِيَاءِ ، كَمَثَلِ رَجُلٍ بَنَى دَارًا فَأَتَمَّهَا وَأَكْمَلَهَا إِلاَّ مَوْضِعَ لَبِنَةٍ ، فَجَعَلَ النَّاسُ يَدْخُلُونَهَا وَيَتَعَجَّبُونَ مِنْهَا ، وَيَقُولُونَ : لَوْلاَ مَوْضِعُ اللَّبِنَةِ

“Perumpamaanku dengan para nabi adalah bagaikan perumpamaan seorang yang membangun rumah hingga sempurna kecuali ada satu tempat yang kosong untuk satu batu bata. Orang-orang memasuki rumah itu dan mengaguminya, namun mereka berkata, ‘Sayang sekali, tinggal tempat batu bata ini (yang kosong).”

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

فَأَنَا مَوْضِعُ اللَّبِنَةِ ، جِئْتُ فَخَتَمْتُ الأَنْبِيَاءَ (متفق عليه)

“Akulah tempat batu bata itu, aku datang untuk mengakhiri para nabi.” (Muttafaq alaih)

Tahukan anda bahwa Allah telah mengambil janji dari para nabi  dan kaum beriman dari kalangan para pengikutnya agar mereka membenarkan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam nabi terakhir, yaitu apabila mereka menemui risalahnya dan kenabiannya telah sampai kepada mereka dan mereka telah mengetahui agama dan kitabnya.

Allah Taala berfirman,

وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ النَّبِيِّينَ لَمَا آتَيْتُكُمْ مِنْ كِتَابٍ وَحِكْمَةٍ ثُمَّ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَكُمْ لَتُؤْمِنُنَّ بِهِ وَلَتَنْصُرُنَّهُ قَالَ أَأَقْرَرْتُمْ وَأَخَذْتُمْ عَلَى ذَلِكُمْ إِصْرِي قَالُوا أَقْرَرْنَا قَالَ فَاشْهَدُوا وَأَنَا مَعَكُمْ مِنَ الشَّاهِدِينَ (سورة آل عمران: 81)

“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para Nabi, “Sungguh apa saja yang aku berikan kepadmu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada pdamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya.” Allah berfirman, “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” Mereka menjawab, “Kami mengakui.” Allah berfirman, “Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu.” (QS. Ali Imran: 81)

Wahai hamba Allah.

Banyak orang-orang yang mendapatkan hidayah dari penganut agama anda. Mereka segera menjemput alhaq (kebenaran) ketika mereka mendapatkannya dalam kitab mereka. Mereka tak gentar dengan ancaman, tidak tunduk oleh tawaran, baik laki maupun perempuan, bangsa arab atau non arab, para pemimpin atau masyarakat awam. Hendaklah itu semua menjadi teladan bagi jalan anda.

Juga hendaknya kaum Nashrani dari Habasyah menjadi teladan bagi anda, sebab mereka ketika mendengar petunjuk dan mengetahui bahwa hal itu haq serta membenarkan apa yang ada pada mereka dalam kitab Taurat dan Injjil, mereka segera masuk Islam dan menjadi pengikut Nabi Muhamad shallallahu alaih wa sallam.

Allah Taal berfirman,

لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا وَلَتَجِدَنَّ أَقْرَبَهُمْ مَوَدَّةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ قَالُوا إِنَّا نَصَارَى ذَلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ وَرُهْبَانًا وَأَنَّهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ * وَإِذَا سَمِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَى الرَّسُولِ تَرَى أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُوا مِنَ الْحَقِّ يَقُولُونَ رَبَّنَا آمَنَّا فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ * وَمَا لَنَا لَا نُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَمَا جَاءَنَا مِنَ الْحَقِّ وَنَطْمَعُ أَنْ يُدْخِلَنَا رَبُّنَا مَعَ الْقَوْمِ الصَّالِحِينَ * فَأَثَابَهُمُ اللَّهُ بِمَا قَالُوا جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاءُ الْمُحْسِنِينَ (سورة المائدة: 82-85)

“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang beriman adalah orang-orang yang berkata, ‘Sesungguhnya kami ini orang Nashrani.” Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nashrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.” (QS. Al-Maidah: 82-85)

Megapa mereka tidak bersikap demikian, padahal sikap tersebut telah terlebih dahulu dilakukan raja mereka dalam mengikuti al haq ketika dia sudah mengetahuinya. Dia adalah Najasyi, raja Habasyah.

Simak kisah orang yang berada di sana ketika itu.

Dari Abu Musa radhiallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan kami berangkat ke negeri Najasyi. Berita tersebut di dengar oleh kaum Quraisy. Maka mereka mengutus Amr bin Al-Ash dan Umarah bin Al-Walid. Mereka mengumpulkan hadiah untuk raja Najasyi. Maka kami datang, dan mereka datang membawa hadiah untuk raja Najasyi, beliau pun menerimanya, lalu mereka bersujud kepadanya.

Lalu berkatalah Amr bin Al-Ash, “Ada kaum dari kalangan kami yang membenci agama kami dan mereka sekarang berada di negerimu.” Lalu raja Najasyi berkata, “Di negeri kami?” Dia berkata, “Ya” Lalu sang raja meminta kami untuk menghadap. Maka berkatalah Ja’far (bin Abu Thalib) kepada kami, ‘Jangan ada di antara kalian yang berbicara. Aku juru bicara kalian hari ini.’ Maka kami menghadap Najasyi dan dia duduk di tempat duduknya. Sedangkan Amr bin Ash berada di sisi kanannya dan Umarah di sisi kirinya, para pastur duduk dalam dua baris yang rapih. Lalu berkatalah Amr dan Umarah, ‘Mereka tidak bersujud kepadamu’. Maka ketika kami datang hingga berada di hadapannya, lalu para pastur tersebut membentak kami dengan berkata ‘Sujudlah kepada raja.’ Ja’far berkata, ‘Kami tidak sujud kecuali kepada Allah’ Berkatalah Najasyi, “Apa yang engkau yakini?’ Dia berkata, ‘Sesungguhnya Allah telah mengutus RasulNya kepada kami, Dia adalah Rasul yang telah dikabarkan oleh Nabi Isa akan datangnya seorang rasul yang bernama Ahmad. Dia memerintahkan kepada kami untuk beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya sedikitpun, menegakkan shalat, menunaikan zakat, memerintahkan kami kepada yang ma’ruf dan melarang kami dari yang munkar.’ Hadirin kagum dengan ucapannya. Ketika hal itu dilihat oleh Amr, dia berkata kepadanya (Najasyi), ‘Semoga Allah berikan kebaikan kepada raja, sesungguhnya mereka menyelisihi anda dalam masalah Isa bin Maryam.’ Najasyi berkata kepada Ja’far, “Apa yang dikatakan sahabatmu tentang Ibnu Maryam?’ Dia berkata, ‘Dia menyampaikan dalam masalah ini, firman Allah, ‘Dia adalah ruh Allah dan kalimatNya, lahir dari gadis yang taat beribadah (Maryam) yang belum pernah disentuh manusia.” Lalu Najasyi mengambil sebatang kayu dari tanah dan diangkatnya, maka dia berkata, “Wahai para pastur dan pendeta, apa yang mereka tambah tentang Ibnu Maryam dari apa yang kalian yakini tidak seberat ini. Selamat datang bagi kalian dan ajaran yang kalian bawa dari sisinya. Aku bersaksi bahwa dia adalah utusan Allah dan bahwa dialah yang dikabarkan Isa bin Maryam, seandainya tidak ada kerajaan yang aku jabat, niscaya aku akan mendatanginya untuk membawakan kedua sandalnya. Tinggallah kalian di negeri ini sesuka kalian.’ Lalu beliau perintahkan untuk menyediakan makanan dan pakaian untuk mereka. Lalu dia berkata lagi, ‘Kembalikan hadiah kepada kedua orang itu.” (HR. Hakim dalam kitab Al-Mustadrak, no. 3208)

Tidakkah anda ketahui wahai hamba Allah, jika anda telah beriman dengan agama anda yang pertama, kemudian tampak jelas bagi anda kebenaran, lalu anda beriman dengan agama Islam dan anda mengikuti rasul penutup para nabi dan rasul, tahukah anda bahwa anda akan mendapatkan pahala dua kali?

Allah Taala berfirman,

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِهِ هُمْ بِهِ يُؤْمِنُونَ * وَإِذَا يُتْلَى عَلَيْهِمْ قَالُوا آمَنَّا بِهِ إِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّنَا إِنَّا كُنَّا مِنْ قَبْلِهِ مُسْلِمِينَ * أُولَئِكَ يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُمْ مَرَّتَيْنِ بِمَا صَبَرُوا وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ * وَإِذَا سَمِعُوا اللَّغْوَ أَعْرَضُوا عَنْهُ وَقَالُوا لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ لَا نَبْتَغِي الْجَاهِلِينَ (سورة القصص: 52-55)

“Orang-orang ang telah Kami datangkan kepada mereka Al-Kitab sebelum Al-Quran, mereka beriman (pula) dengan Al-Quran itu. Dan apabila dibacakan (Al-Quran) itu kepada mereka, mereka berkata, “Kami berikan kepadanya sesungguhnya Al-Quran itu adalah suatu kebenaran dari Tuhan kami, sesungguhnya kami sebelumnya adalah orang-orang yang membenarkannya. Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka, mereka nafkahkan. Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata, “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil.” (QS. Al-Qashash: 52-55)

Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

ثَلَاثَةٌ يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُمْ مَرَّتَيْنِ : رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ آمَنَ بِنَبِيِّهِ ، وَأَدْرَكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَآمَنَ بِهِ وَاتَّبَعَهُ وَصَدَّقَهُ ، فَلَهُ أَجْرَانِ ، وَعَبْدٌ مَمْلُوكٌ أَدَّى حَقَّ اللهِ تَعَالَى وَحَقَّ سَيِّدِهِ ، فَلَهُ أَجْرَانِ، وَرَجُلٌ كَانَتْ لَهُ أَمَةٌ فَغَذَّاهَا، فَأَحْسَنَ غِذَاءَهَا، ثُمَّ أَدَّبَهَا فَأَحْسَنَ أَدَبَهَا، ثُمَّ أَعْتَقَهَا وَتَزَوَّجَهَا فَلَهُ أَجْرَانِ  (رواه البخاري، رقم 3011، ومسلم، رقم 154 واللفظ له)

 “Ada tiga golongan yang akan diberikan para dua kali; Seorang dari Ahli Kitab, dia beriman kepada Nabinya, lalu dia mendapatkan Nabi Muhamad shallallahu alaihi wa sallam, kemudian dia beriman kepadanya dan mengikuti serta membenarkannya, maka baginya dua pahala. Seorang budak yang menunaikan hak Allah dan hak tuannya, maka baginya dua pahala. Seorang yang memiliki budak wanita, lalu dia beri kebutuhan pangannya dengan baik, kemudian dia didik dengan baik, kemudian dia merdekakan dan dia nikahi, maka baginya dua pahala.” (HR. Bukhari, no. 3011 dan Muslim, no. 154, redaksi olehnya)

Akhirnya Allah Taala berfirman dalam perjanjian terakhir, maksudnya Al-Quran,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمُ الرَّسُولُ بِالْحَقِّ مِنْ رَبِّكُمْ فَآمِنُوا خَيْرًا لَكُمْ وَإِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا * يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلَا تَقُولُوا ثَلَاثَةٌ انْتَهُوا خَيْرًا لَكُمْ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَهٌ وَاحِدٌ سُبْحَانَهُ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلًا * لَنْ يَسْتَنْكِفَ الْمَسِيحُ أَنْ يَكُونَ عَبْدًا لِلَّهِ وَلَا الْمَلَائِكَةُ الْمُقَرَّبُونَ وَمَنْ يَسْتَنْكِفْ عَنْ عِبَادَتِهِ وَيَسْتَكْبِرْ فَسَيَحْشُرُهُمْ إِلَيْهِ جَمِيعًا * فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُوَفِّيهِمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدُهُمْ مِنْ فَضْلِهِ وَأَمَّا الَّذِينَ اسْتَنْكَفُوا وَاسْتَكْبَرُوا فَيُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا وَلَا يَجِدُونَ لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا * يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمْ بُرْهَانٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُبِينًا * فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَاعْتَصَمُوا بِهِ فَسَيُدْخِلُهُمْ فِي رَحْمَةٍ مِنْهُ وَفَضْلٍ وَيَهْدِيهِمْ إِلَيْهِ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا (سورة النساء: 170-175)

“Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikit pun) karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu).  (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara. Al Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah).  Barang siapa yang enggan dari menyembah-Nya dan menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya. Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka dan menambah untuk mereka sebagian dari karunia-Nya. Adapun orang-orang yang enggan dan menyombongkan diri, maka Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan memperoleh bagi diri mereka, pelindung dan penolong selain daripada Allah. Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Qur’an). Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang kepada (agama)-Nya, niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya.

Kami mohon kepada Allah, semoga Dia memberi taufik kepada anda berupa kebaikan dunia dan akhirat dan melapangkan dada anda dengan petunjuk serta agama yang benar.

Penting lihat jawaban soal no. 154022 serta info-info yang diarahkan dalam jawaban tersebut.

Wallahu a’lam.

Dakwah Kepada Non Islam
tampilan di situs islamqa.info