Kami memohon donasi dengan suka rela untuk mendukung situs ini, agar situs anda -islamqa.info – berkelanjutan dalam melayani Islam dan umat Islam insyaallah
Apakah orang yang telah Allah takdirkan meninggal dunia disebabkan virus, bagaimana seorang muslim memperlakukan dalam kondisi yang sulit dimana wabah virus corona menyebar, dia meninggal dunia dalam kondisi syahid. semoga Allah membalas kebaikan anda dan semoga kami dan anda terlindungi dari kejelekan wabah ini?
Alhamdulillah.
Pertama:
Telah dibahas apa yang selayaknya dilakukan seorang muslim pada kondisi sekarang ini. Silahkan melihat jawaban pada soal no. 334353.
Kedua:
Telah ada penjelasan berbagai macam syahid dan ketentuan syahid dalam jawaban soal no. 129214 dan soal no. 226242. Dan siapa yang meninggal dunia disebabkan virus, kita berharap semoga dia mati syahid dari sua sisi:
Sisi pertama:
Virus ini merusak paru-paru. Kalau dia meninggal dunia disebabkan karena itu, maka matinya diikutkan dengan kematian karena paru-paru. Bahkan ia lebih berat lagi. Karena penyakit sil adalah luka di paru-paru. Sementara Nabi sallallahu alaihi wa salla bersabda,”Orang yang mati karena paru-paru itu syahid.” HR. Tobroni dari hadits Salman, dan Abu Syekh dari hadits Abu Ubadah dinyatakan shoheh oleh Albani dalam ‘Shoheh Al-Jami’’ disebutkan juga oleh Ahmad dari hadits Rosyid bin Hubaisy. Begitu juga dilakukan oleh Al-Hafidz di kitab Al-Fath (Barie) seraya beliau mengatakan, “Dan ia juga ada hadits Rosyid bin Hubaisy semisalnya. Di dalamnya ada (Wa As-Sil) dengan dikasroh ringan dan di tasydid huruf lamnya. Selesai dari Fathul Barie, (6/43).
Sementara hadits Rosyid bin Hubaisy di Ahmad, (15998) sesungguhnya Rasulullah sallallahu alaihi wa salam masuk mengunjungi Ubadah bin Shomit waktu beliau sakit, beliau sallallahu alaihi wa sallam bertanya, “Apakah kamu semua mengetahui siapakah yang mati syahid dari kalangan umatku? Orang-orang pada diam, sementara Ubadah mengatakan, tolong sandarkan saya, maka orang-orang menyandarkannya. Dan mengatakan, “Wahai Rasulullah orang yang bersabar dan mengharap (pahala). Maka Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda,”Sesungguhnya orang yang mati syahid kalau begitu sedikit dari umatku. Orang yang meninggal di jalan Allah Azza Wajallah syahid. orang yang terkena to’un (wabah) mati syahid. orang yang tenggelam mati syahid, orang yang meninggal karena nifas karena anaknya mengeluarkan ari-arinya menuju ke surga. Berkata, Abu Uwanah menambahi penunggu Baitul maqdis, orang terbakar dan terkena banjir (tenggelam). Manawi rahimahullah mengatakan, “(Was Sail) dengan fathah sin yang ditasydidi dan huruf ya’ setelahnya maksudnya adalah tenggelam dalam air. Begitulah penulis membetulkan dengan tulisannya.. saya melihat dengan mataku. Tidak banyak dari yang menyalin itu adalah (sal) termasuk penyelewangan dari para penulis ulang. Selesai dari ‘Faidhul Qodir, (4/533).
Peneliti Musnad, (25/380) mengatakan,”Ungkapan kata ‘As-Siil’ begitulah yang ada pada semua naskah. Dan dalam kitab ‘Goyatul Maqsud’ sesuai dengan arti tenggelam. Akan tetapi al-Hafidz membatasinya dalam ‘Fath, 6/43: dan ‘As-Siil’ dengan kasroh ringan dan tasydil huruf lam.maksud hal itu adalah penyakit yang telah dikenal, mungkin hal itu termasuk di dalam Bersama orang yang mati karena to’un (epidemi).’ Selesai
Orang yang mati kerana As-Siil itu mati syahid. dan tadi telah dibahas.
Manawi dalam kitab ‘Faidul Qodir, (4/145) mengatakan, “kata (As-siil itu mati syahid) adalah luka di paru-paru disertai dengan demam panas sebentar.” Selesai
Kedua:
Ketika dikarenakan rusaknya liver atau ginjal dan meninggal karena hal itu. Maka ia termasuk mati syahid karena sakit di perut. Sementara Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ : الْمَطْعُونُ ، وَالْمَبْطُونُ ، وَالْغَرِقُ ، وَصَاحِبُ الْهَدْمِ ، وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ رواه البخاري (2829)، ومسلم (1914)
“Orang yang mati syahid itu ada lima, orang yang terkena to’un, terkena penyakit yang ada dalam perut, tenggelam, orang yang tertimpa bangunan, dan orang mati syahid di jalan Allah. HR. Bukhori, (2829) dan Muslim, (1914).
Nawawi rahimahullah dalam penjelasan shoheh Muslim mengatakan, “Sementara (Mabtun) adalah pemilik sakit yang ada di perut. Yaitu mencret. Qodhi mengatakan, “dikatakan yaitu orang yang kemasukan air dan perutnya membesar. Dikatakan, “Adalah orang yang mengaduh kesakitan perutnya. Dikatakan, “Yaitu orang yang mati karena penyakit yang ada dalam perut secara umum.” Selesai
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah ditanya yang teksnya seperti ini,”Telah ada dalam hadits bahwa orang yang sakit di perutnya (Mabtun) adalah mati syahid. apa arti dari kata ‘Mabtun’ apakah hal itu termasuk orang yang mati karena rusak livernya?
Maka beliau menjawab, “Kata ‘Mabtun’ ahli ilmu mengatakan, “orang yang mati karena sakit yang ada dalam perutnya. Yang Nampak sejenisnya adalah orang yang mati disebabkan usus buntu, karena ia termasuk penyakit dalam perut yang dapat mematikan. Bisa juga orang yang mati kerusakan livernya karena ia termasuk penyakit dalam perut yang ganas. Selesai dari fatawa Syekh Ibnu Utsaimin di Majalah Ad-Dakwah.
Kesimpulannya, bahwa orang yang mati karena virus ini, berharap semoga dia mati syahid. perlu diperhatikan, bahwa hal ini tidak termasuk dalam to’un seperti yang telah dijelaskan pada jawaban soal no. 333763. Kita memohon kepada Allah agar mengangkat bencana dan wabah ini dan semoga kita dan orang-orang Islam diberikan kesehatan.
Wallahua’lam