Alhamdulillah.
Bukan masalahnya pada arahan dan bimbingan. Masalah yang dikeluhkan adalah masalah akhlak, yang mencakup solusi, obat secara amali. Tidak cukup hanyak sekedar kata-kata anjuran atau nasehat saja. Yang pertama kali untuk anda lakukan adalah melewatai kekurangan ini adalah dengan jelas ‘Lanjutkan sampai selesai suatu pekerjaan’ bisa jadi percobaan pertama berhasil akan menjadi titik tolak untuk menyelesaikan semua pekerjaan anda dengan sesempurna mungkin. Mungkin anda bisa meminta bantuan akan hal itu dengan dua hal.
-Membagi pekerjaan menjadi beberapa fase kecil yang berdekatan. Agar hal itu lebih bersemangat untuk menyempurnakan setiap fase tersendiri. Dan bersungguh-sungguh sampai selesai pada fase terakhir. Jiwa terkadang merasa berat dengan pekerjaan besar nan panjang. Sehingga mengharuskan anda untuk dibantu dengan pembagian pada beberapa fase dalam merealisasikannya
-Memilih pekerjaan pendek dan cepat serta memulai untuk direalisasikannya. Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:
( يَا أَيُّهَا النَّاسُ ! خُذُوا مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ ) رواه البخاري (5861) ومسلم (782)
“Wahai manusia, ambillah pekerjaan sesuai dengan kemampuan anda semua.” HR. Bukhori, (5861) dan Muslim, (782)
Sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam:
أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ رواه البخاري (6464)، ومسلم (783)
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling konsisten meskipun sedikit.” HR. Bukhori, (6464) dan Muslim, (783)
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Maksudnya mampu untuk konsisten dalam melakasanakan tanpa terbebani. Di dalamnya ada dalil anjuran untuk menjaga dalam beribadah, menjauhi berlebih-lebihan. Hadits tidak khusus dalam shalat, bahkan ia umum mencakup semua amalan kebaikan. Selesai ‘Syarkh Nawawi ‘ala Muslim, (6/ 70-71).
Kami nasehatkan kepada anda murojaah ke kitab dan studi pendidikan serta mengambil faedah dalam sisi ini. Diantaranya ‘Futur, Asbabuhu wa ‘ilajuhu (Kemalasan, sebab dan solusinya) karangan Dr. Nasir Umar. ‘Ajzu Tsiqot (Lemah Kepribadian) karangan Syekh Dr. Muhammad Musa Syarif.
Wallahu a’lam .