Alhamdulillah.
Pertama;
Dibolehkan bagi wanita haidh, begitu juga wanita nifas membaca Al-Quran tanpa menyentuhnya. Sebagai tambahan, lihat jawaban soal no. 2564.
Kedua;
Dibolehkan bagi wanita haid begitu juga wanita nifas menulis ayat-ayat Al-Quran dengan syarat tidak menyentuh huruf-hurufnya. Karena larangan berlaku terhadap menyentuh mushaf, dan menulis bukan menyentuh.
Disebutkan dalam kitab Al-Jauharah An-Nayirah, dalam mazhab Hanafi, 1/31.
"Dimakruhkan bagi wanita junub dan haid menulis Al-Quran jika langsung ditulis di atas kertas. Adapun jika keduanya diletakkan di atas tanah tanpa meletakkan tangannya di atas tulisan, maka tidak mengapa."
Al-Bahuti rahimahullah berkata,
"Dibolehkan menulisnya bagi orang yang berhadats tanpa menyentuhnya, walaupun dia kafir dzimmi, karena larangan berlaku jika menyentuh, dan hal tersebut bukan menyentuh." (Kasyaful Qana, 1/135)
Syekh Ibn Baz rahimahullah ditanya, "Kami adalah mahasiswi di kampus wanita. Kami memiliki tugas hafalan satu juz Al-Quran. Kadang-kadang waktu ujian datang berbarengan dengan masa haid. Apakah boleh bagi kami menulis surat Al-Quran di atas kertas lalu menghafalnya?
Beliau menjawab , "Dibolehkan bagi wanita haid dan nifas membaca Al-Quran menurut pendapat ulama yang paling kuat. demikian juga dibolehkan menulis ayat Al-Quran di atas kertas apabila ada kebutuhan untuk itu." (Majmu Fatawa Ibn Baz, 10/209)
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah ditanya, "Apakah boleh menulis sebagian ayat-ayat dalam surat tanpa berwudhu? Apa hukum menyentuh papan tulis yang di atasnya tertulis ayat-ayat tersebut?
Beliau menjawab, "Dibolehkan menulis Al-Quran tanpa berwudhu jika tidak menyentuhnya. Adapun menyentuh papan tulis yang padanya tertulis ayat-ayat tersebut, maka menurut ahli fiqih mazhab Hambali berkata, "Dibolehkan bagi anak kecil menyentuh catatan yang di atasnya tertulis ayat-ayat Al-Quran di tempat yang tidak terdapat tulisan. Maksudnya dengan syarat tangannya tidak menyentuh huruf-huruf itu. Apakah papan tulis juga dihukumi demikian atau tidak, saya tidak dapat berkomentar dalam masalah ini."
Majmu Fatawa Ibnu Utsaimin, 11/214.
wallahua'lam.