Kamis 18 Ramadhan 1445 - 28 Maret 2024
Indonesian

Apa Imbalan bagi ibuku jika aku termasuk orang yang hafal Al Qur’an ?

180860

Tanggal Tayang : 25-03-2014

Penampilan-penampilan : 33142

Pertanyaan

Apakah mungkin bagi ibuku bisa masuk surga karena sebab doaku untuknya ? Sedang aku adalah orang yang hafal Al Qur’an, lalu apa imbalan dan pahalanya dengan keberadaanku sebagai orang yang hafal Al Qur’an ?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

..

Yang pertama :

Tidak diragukan lagi bahwa kedua orang tua akan mendapatkan manfaat dari amal shaleh anaknya --baik laki–laki atau perempuan— karena anak merupakan hasil pembinaan dan didikan kedua orang tuanya kebaikan dan keshalehannya merupakan hasil keshalehan kedua orang tuanya, sebagaimana doa dan syafa’atnya akan memberikan manfaat pada keduanya dengan izin Allah, dan ini salah satu penyebab masuk surga ; Imam Muslim meriwayatkan (1631) dari Abu Hurairoh Radhiyallahu Anhu dari Nabi Shallallahu alaihi Wasallam sesungguhnya beliau bersabda : “Jika seorang manusia meninggal dunia maka terputuslah darinya amalannya melainkan tiga perkara : Shodaqoh  jariyah, ilmu yang bermanfaat baginya atau anak shaleh yang senantiasa mendoakannya.”

وروى الإمام أحمد (10232) عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ : يَا رَبِّ أَنَّى لِي هَذِهِ ؟ فَيَقُولُ : بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ ) . وصححه الألباني في "صحيح الجامع" (1617) .

Imam Ahmad meriwayatkan (10232) dari Abu Hurairoh Radhiyallahu Anhu ia berkata : Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : “ Sesungguhnya Allah ‘Azza Wajalla pasti akan mengangkat bagi hamba yang shaleh derajatnya disurga; maka dia bertanya : Wahai Tuhan apa yang menyebabkan aku seperti ini?  Maka Allah menjawab : berkat Istighfar anakmu untukmu.“ Dan dishahihkan oleh Albani dalam “Shahih Aljami’”(1617).

وروى أبو داود (3528) عن عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( إِنَّ مِنْ أَطْيَبِ مَا أَكَلَ الرَّجُلُ مِنْ كَسْبِهِ ، وَوَلَدُهُ مِنْ كَسْبِهِ ) .
وصححه الألباني في "صحيح أبي داود" .

Imam Abu Daud meriwayatkan (3528) dari Aisyah Rodhiyallahu Anha ia berkata : Rasulllah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Sesungguhnya sebaik–baik yang dimakan oleh seseorang adalah dari hasil jerih payahnya sendiri dan anak termasuk hasil jerih payahnya.”  dan dishahihkan oleh Albani dalam “ Shahih Abi Daud ”. 

Syaikh Ibnu Baz  Rahimahullah berkata : “ Doa dan Istighfar bagi kedua orang tua dan shodaqoh atas keduanya termasuk sejumlah kebaikan setelah kematian ”.  Diambil dari Majmu’ Fatawa Ibn Baz (368/9).

Syaikh Ibn Utsaimin Rahimahullah berkata :  “Maksud dari Sabda Nabi ( atau anak shaleh yang mendoakannya ) sesungguhnya didasarkan bahwa anak yang shaleh itu adalah bagian dari orang tua seakan–akan ia adalah jiwanya; karena hal ini beliau bersabda ( terputus amalannya melainkan tiga hal ) maka dijadikanlah doa anak bagi ayahnya termasuk dari perbuatan sang ayah”.  Diambil dari “fatawa Nuurun ‘Ala Ad Darb” (10-11/111).

Beliau juga mengatakan : “Ada ketetapan dari Nabi Shallallahu Alaihi  wa’ala aalihi Wasallam; sesungguhnya anak–anak  apabila  mereka meninggal diusia balita, maka mereka akan mejadi pelindung dan tameng dari api neraka bagi kedua orang tua mereka, adapun mereka yang sudah baligh maka mereka memberikan syafa’at bagi orang tua mereka pada kondisi dimana mereka diizinkan untuk hal itu”.  “Fatawa Nuurun ‘ala ad Darb” (42/12).

As Syaikh Albani Rahimahullah berkata : “Apa yang dilakukan oleh anak yang shalih dari amal-amal shalih maka sesungguhnya bagi kedua orang tuanya  pahala yang sepadan dengannya, tanpa mengurangi dari pahala anaknya sedikitpun; karena anak merupakan hasil jerih payah dan pembinaannya, Allah ‘Azza Wajalla berfirman :

( وأن ليس للإنسان إلا ما سعى ) النجم /39 ،

“Dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya” (An Najm :39)

dan Rasulullah Shallallahi Alaihi Wasallam bersabda : “ Sesungguhnya sebaik – baik apa yang dimakan oleh seseorang adalah apa yang dihasilkan dari jerih payahnya, dan sesungguhnya anak merupakan hasil dari jerih payahnya.”  Diambil dari kitab “ Ahkamul Janaiz” (halaman 126,217).

Dan ini semua diantara sebab keberuntungan dihari  kiamat untuk masuk surga, akan tetapi  kesemuanya tadi adalah hak prerogatif Allah yang tidak mengetahuinya melainkan Allah, seorang mukmin didunia   hanya mengambil dan beramal sesuai sebab –sebab yang di syari’atkan  saja agar beruntung dan selamat serta senantiasa berhusnudz dzon kepada Allah Ta’ala.

Yang kedua :

Tentang keberadaan anda yang saat ini telah hafal Al Qur’an maka hal ini merupakan karunia  terbesar dari Allah yang diberikan kepada anda, maka hendaklah anda bersyukur atas nikmat yang agung ini dengan senantiasa melakukan muroja’ah dan mendalami AlQur’an, apabila niat anda benar akan hal tersebut dan anda mengamalkan Al Qur’an sesuai dengan apa yang anda hafalkan niscaya Allah akan memberikan anda manfaat yang besar didunia dan akhirat Insya Allah .

Sebagaimana ibu anda juga akan mengambil manfaat  insya Allah – apabila ia seorang muslimah – seperti apa yang telah disebutkan  terdahulu bahwa anak merupakan bagian dari kedua orang tuanya, jika keduanya mentarbiyahnya dengan tarbiyah yang baik pasti keduanya  akan mendapatkan banyak limpahan kebaikan;  karena barangsiapa yang menuntun kepada petunjuk, maka baginya pahala sepadan dengan pahala orang yang mengikutinya dengan tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang tersebut. Dan dari sejumlah manfaat yang akan didapat oleh kedua orang tua adalah Allah akan mengenakan bagi keduanya pakaian yang sama sekali tidak pernah dikenakan oleh penghuni dunia. Imam Ahmad meriwayatkan (22441) Dari Abdullah bin Buraidah dari Bapaknya ia berkata : Aku pernah duduk disisi Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam lalu aku mendengarkan beliau bersabda :

وَإِنَّ الْقُرْآنَ يَلْقَى صَاحِبَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حِينَ يَنْشَقُّ عَنْهُ قَبْرُهُ كَالرَّجُلِ الشَّاحِبِ فَيَقُولُ لَهُ هَلْ تَعْرِفُنِي ؟ فَيَقُولُ مَا أَعْرِفُكَ فَيَقُولُ لَهُ هَلْ تَعْرِفُنِي ؟ فَيَقُولُ مَا أَعْرِفُكَ فَيَقُولُ : أَنَا صَاحِبُكَ الْقُرْآنُ الَّذِي أَظْمَأْتُكَ فِي الْهَوَاجِرِ وَأَسْهَرْتُ لَيْلَكَ وَإِنَّ كُلَّ تَاجِرٍ مِنْ وَرَاءِ تِجَارَتِهِ وَإِنَّكَ الْيَوْمَ مِنْ وَرَاءِ كُلِّ تِجَارَةٍ . فَيُعْطَى الْمُلْكَ بِيَمِينِهِ وَالْخُلْدَ بِشِمَالِهِ ، وَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الْوَقَارِ ، وَيُكْسَى وَالِدَاهُ حُلَّتَيْنِ لَا يُقَوَّمُ لَهُمَا أَهْلُ الدُّنْيَا فَيَقُولَانِ : بِمَ كُسِينَا هَذِهِ ؟ فَيُقَالُ بِأَخْذِ وَلَدِكُمَا الْقُرْآنَ ) وذكره الألباني في "الصحيحة" (2829) .
 

“Dan sesungguhnya Al Qur’an akan menjumpai pemiliknya pada hari kiamat pada saat kuburannya terbelah sebagaimana lelaki yang kurus dan pucat ia mengatakan kepadanya apakah engkau mengenalku ? lalu dia menjawab aku tidak mengenalmu, ia bertanya kembali apakah engkau mengenalku? Ia menjawab aku tidak mengenalmu, lalu ia berkata: aku adalah sahabatmu Al Qur’an yang telah menghilangkan dahagamu pada saat siang hari yang sangat terik, yang telah membuatmu begadang dimalam hari, dan setiap pedagang akan berada dibelakang  perniagaannya dan engkau sekarang pada hari ini dibelakang  semua perniagaan. Lalu diberikanlah kerajaan ditangan kanannya dan keabadian ditangan kirinya, dan disematkan diatas kepalanya mahkota yang megah, dan dipakaikan bagi kedua orang tuanya pakaian yang sama sekali tidak pernah dikenakan oleh penduduk dunia, lalu keduanya berkata : Mengapa kami diberikan pakaian semacam ini ? maka dikatakan kepada keduanya ; semua ini karena anak kalian menjadikan al Qur’an sebagai sahabatnya saat didunia” Syaikh Albani menyebutkannya dalam “As Shohihah ” (2829).

Dan penjelasan dari sabda Rasulullah : “Pakaian yang sama sekali tidak pernah dikenakan oleh penduduk dunia”  adalah : Yang demikian itu karena keagungan dan kemulyaan pakaian tersebut. Ada pula yang menjelaskan : ketika huruf wawu yang bertasydid dibaca  kasroh pada sabda Rasul : laa yuqowwimu lahumaa ahlud dunyaa maka pengertiannya adalah : Tidak mungkin bagi penduduk  dunia menentukan harga bagi pakaian tersebut, berarti sangat mahal.  Sebagaian ulama’ ada yang membaca sabda Nabi diatas dengan huruf wawu yang bertasydid tapi berharokat fathah mengikuti seghot mabni majhul, yang mempunyai arti :  Penduduk dunia pasti tidak akan sanggup  menjangkau harga pakaian tersebut meski telah ditetapkan harganya.  Lihat kitab “ Bulughul Amaanii min Asraril Fathir Robbanii” (3042/3). Harap kembali merujuk pada jawaban soal nomer (14035) untuk mengetahui keistimewaan orang yang hafal Al Qur’an didunia dan di akhirat.  Dan dirujuk juga jawaban soal (763) untuk sekedar menambah faedah dan manfaat .  

Wallahu  a’lam.

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam