Kamis 20 Jumadil Ula 1446 - 21 November 2024
Indonesian

Apakah Bertawasul Kepada Allah Dengan Amal Saleh Diiringi Niat Meraih Urusan Dunia Dapat Mengurangi Pahala Amal Tersebut?

Pertanyaan

Terdapat riwayat bahwa berdoa dan bertawasul kepada Allah dengan amal saleh secara ikhlas adalah termasuk salah satu sebab dikabulkan doa. Pertanyaanku adalah kalau seseorang mohon kepada Allah dengan perantara amal salehnya, apakah berarti dia telah mendapatkan pahala secara penuh di dunia  dan tidak akan mendapat pahala di akhirat nanti? begitu juga apakah mungkin berdoa dengan amal yang sama untuk lebih dari sekali?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Pertama:

Bertawasul kepada Allah ta’ala dengan amal saleh termasuk perkara yang dianjurkan, bahkan  termasuk salah satu sebab dikabulkan (doa) sebagaimana kisah tentang orang yang terperangkap di dalam gua.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Sementara tawasul dan menghadap kepada Allah serta memohon dengan amal saleh yang diperintahkannya seperti doanya tiga orang yang terperangkap di dalam goa dengan amal-amal salehnya, juga (bertawasul) dengan doa dan syafaatnya para nabi dan orang-orang saleh. Pandangan ini tidak ada perbedaan di dalamnya, bahkan termasuk wasilah yang diperintahkan oleh Allah dalam firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ

(سورة المائدة: 35) 

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya.” (QS. Al-Maidah: 35)

Dan difirman-Nya:

أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ

(سورة الإسراء: 57)

“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya.” (QS. Al-Isra: 57)

Sesungguhnya mencari wasilah kepadanya adalah mencari apa yang dibuat berwasilah dengannya. Atau mencari dan mendekatkan diri keada Allah Subahanahu. Baik dari sisi ibadah, ketaatan dan merealisasikan suatu perintah. Atau dari sisi permintaan bagiNya dan meminta perlindungan dengannya. Dalam rangka mengharapkan kepada-Nya mendapatkan manfaat dan menghilangkan kesulitan.” (Iqtidha As-Shirathal Mustaqim, 2/312).

Kedua:

Bertawasul kepada Allah dengan amal saleh tidak mengurangi pahala amal. Baik bertawasul dalam rangka ingin mendapatkan urusan dunia atau akhirat. Karena dia termasuk amal saleh yang sejak awal dilakukan dalam rangka mendekatkan diri (kepada Allah) dan pada dasarnya tidak diniatkan untuk dunia sedirkitpun.

Syekh Abdurrahman Al-Barrak hafizahullah ditanya, “Apakah bertawasul kepada Allah dengan amal saleh dapat mengurangi pahalanya di akhirat kelak?”

Beliau menjawab, “Bertawasul dengan amal saleh adalah bertawasul dengannya dalam berdoa, hal itu tidak mengurangi pahala di akhirat kelak. Karena Allah menjadikan suatu amal saleh sebagai sebab untuk kebagiaan di dunia dan akhirat. Allah Ta’ala berfirman:

ومن يتق الله يجعل له من أمره يسر

 (سورة الطلاق: 4)  

“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS. At-Talaq: 4)

Dan firman Allah:

ومن يتق الله يكفر عنه سيئاته ويُعظم له أجراً

(سورة الطلاق: 5)

“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya.” (QS. At-Thalaq: 5)

Dan firman-Nya:

ومن يتق الله يجعل له مخرجاً ويرزقه من حيث لا يحتسب

سورة الطلاق: 2-3

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” QS. At-Talaq: 2-3.

Di antara doa yang ringkas dan padat adalah:

ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار 

“Ya Allah Tuhan kami, berikanlah kepada kami, kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan selamatkan kami dari siksa neraka.

Allah berfirman terkait dengan kekasih-Nya Ibrohim:

وآتيناه أجره في الدنيا وإنه في الآخرة لمن الصالحين

سورة العنكبوت: 27

“Dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya dia di akhirat, benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Al-Ankabut: 27)

Akan tetapi, hendaknya seorang muslim melakukan amal saleh dalam rangka mencari pahala akhirat, karena itu harapan yang agung, disertai dengan harapan meraih janji Allah bagi orang-orang yang melakukan amal saleh berupa kemudahan urusan serta kelapangan rezeki.

Tidak layak bagi seseorang menjadikan tujuan utamanya dalam melakukan amal saleh hanya manfaat dunia semata, tanpa memperdulikan pahala akhirat. Karena Allah telah mencela orang-orang yang berdoa dengan doa “Ya Allah Tuhan kami karuniakan kepada kami (kebaikan) di dunia.” Dimana Allah berfirman:

 فمن الناس من يقول ربنا آتنا في الدنيا وما له في الآخرة من خلاق

سورة البقرة: 200

“Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia", dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.” QS. Al-Baqarah: 200

Dan firman Allah ta’ala:

 من كان يريد العاجلة عجلنا له فيها ما نشاء لمن نريد ثم جعلنا له جهنم يصلاها مذموماً مدحوراً ومن أراد الآخرة وسعى لها سعيها وهو مؤمن فأولئك كان سعيهم مشكوراً 

سورة الإسراء: 18-19

“Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.” QS. AL-Isro’: 18-19.

Maka Allah jelaskan bahwa yang Dia harapkan adalah agar mereka  mengharap balasan akhirat, sebagaimana Firman-Nya:

   تريدون عرض الدنيا والله يريد الآخرة

سورة الأنفال: 67

“Kamu menghendaki harta benda duniawiyah sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu).” (QS. Al-Anfal: 67)

Dan firman Allah lainnya:

من كان يريد ثواب الدنيا فعند الله ثواب الدنيا والآخرة وكان الله سميعاً بصيراً 

سورة النساء: 134

“Barangsiapa yang menghendaki pahala di dunia saja (maka ia merugi), karena di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. An-Nisa: 134)

(Fatawa Al-Islam Al-Yaum)

Adapun jika niat awal beramal saleh adalah mengharapkan dunia atau ingin kembali beramal dan bertawasul dengannya untuk mendapatkan perkara dunia, maka yang pendapat yang kuat,  niat seperti ini akan mengurangi pahalanya sesuai dengan kadar niat dunianya yang disandingkan dengan harapan akhirat.

Ketiga:

Tidak mengapa bertawasul kepada Allah dengan satu amal lebih dari sekali. Hal itu termasuk doa yang dianjurkan dan bagian dari mendekatkan diri kepada Allah, juga termasuk merealisasikan firman-Nya:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

سورة المائدة: 35

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Maidah: 35)

Kita memohon kepada Allah semoga menerima amal ibadah kita semua.

Wallahu a’lam

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam