Rabu 5 Jumadil Ula 1446 - 6 November 2024
Indonesian

Mendahulukan Iman Kepada Kitab-Kitab Atas Iman Kepada Para Rasul

Pertanyaan

Kenapa menjadikan iman kepada Kitab-kitab setelah iman kepada para malaikat dan sebelum iman kepada para Rasul pada hadits Nabi yang berbunyi:

  أن تؤمن بالله ، وملائكته ، وكتبه ، ورسله ، واليوم الآخر، وتؤمن بالقدر خيره وشره 

“Dan anda beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir dan beriman kepada takdir baik dan buruknya”.

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Sungguh yang diwajibkan pertama kali dalam keimanan adalah beriman kepada Allah –Jalla Jalaluhu-; hal ini karena selama belum diyakini bahwa dunia ini mempunyai Tuhan, maka tidak mungkin bisa diketahui kebenaran para Nabi –‘alaihimus salam-, maka mengenal Allah adalah pondasi; oleh karenanya didahulukan (iman) kepada Allah pada urutan tersebut.

Kemudian banyak terdapat di dalam nash-nash bahwa Malaikat Allah yang mulia pada urutan setelah iman kepada Allah –Ta’ala-, hikmahnya dalam hal ini adalah bahwa Allah senantiasa memberikan wahyu kepada para Nabi –‘alaihimus salam- dengan perantara Malaikat, dalam firman-Nya:

يُنَزِّلُ الْمَلَائِكَةَ بِالرُّوحِ مِنْ أَمْرِهِ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ

النحل/ 2

“Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya”. (QS. An Nahl: 2)

Firman-Nya yang lain:

  نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ (193) عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ 

 الشعراء/193، 194  .

“Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan”. (QS. Asy Syu’ara’: 193-194)

Jika telah diyakini bahwa wahyu Allah itu sampai kepada manusia dengan perantara Malaikat, maka Malaikat adalah sebagai perantara antara Allah –Ta’ala- dengan manusia, karena sebab inilah maka Malaikat disebutkan pada urutan kedua.

Untuk rahasia ini juga Allah berfirman:

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ 

 آل عمران/ 18 

“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Ali Imran: 18)

Dan urutan yang ketiga adalah iman kepada Kitab-kitab-Nya, ia adalah wahyu yang diterima dari Allah oleh Malaikat dan disampaikan kepada manusia, maka penyebutan Malaikat didahulukan dari pada penyebutan Kitab-kitab karena sebab tersebut.

Dan urutan yang keempat adalah iman para Rasul; karena merekalah yang menerima cahaya wahyu dari para malaikat; karena sebab itulah maka para Rasul sampai pada urutan yang keempat.

Imam Ar Razi telah menyebutkan hal ini di dalam tafsirnya (7/108), baca juga catatan kaki beliau atas Al Baidhawi (2/694)

At Thibiy berkata:

“Bahwa didahulukan penyebutan Malaikat atas Kitab dan para Rasul; karena mengikuti urutan yang ada, karena Allah –subhanahu wa ta’ala- telah mengutus Malaikat dengan Kitab, kepada para Rasul”. (Syarh Al Misykat: 2/425)

Yang penting, bahwa sesungguhnya hal tersebut termasuk dari sisi penyedap ilmu dan kelembutannya, bukan termasuk rukun dan kekuatannya yang menjadi tumpuan dasar sesuatu, dari keyakian atau hukum.

Wallahu A’lam

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam