Sabtu 11 Syawal 1445 - 20 April 2024
Indonesian

Apakah Cintanya Allah Sama Kepada Para Hambanya di Surga dan Apakah Penduduk Surga Merasa Cemburu Kepada Penduduk Lainnya Yang Berkedudukan Lebih Tinggi ?

Pertanyaan

Sejak beberapa pekan lalu pertanyaan ini terbesit di benak saya dan menjadikan saya tidak bisa tidur dan tidak tidak tahu bagaimana melupakannya, dan saya belum mendapatkan jawaban setelah mencarinya dari internet, pertanyaannya adalah:

Apakah cintanya Allah sama kepada penduduk surga, atau berbeda-beda seperti tingkatan mereka di surga ?, dan apakah penduduk surga yang lebih rendah mereka merasa cemburu dengan penduduk surga yang kedudukannya lebih tinggi ?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Pertama:

Cintanya Allah Ta’ala kepada orang-orang mukmin di dunia bertingkat, sesuai dengan ketaatan, keterikatan, dan pengorbanan untuk Allah, sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits:

أحب العباد إلى الله تعالى أنفعهم لعياله

 أخرجه عبد الله بن أحمد في زوائد الزهد، وحسنه الألباني في "صحيح الجامع".

“Para hamba yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah yang paling bermanfaat bagi keluarganya”. (Diriwayatkan oleh Abdullah bin Ahmad di dalam Zawaid Az Zuhd dan dihasankan oleh Albani di dalam Shahih Al Jami’)

Dan sebagaimana di dalam hadits:

أحبُّ الناسِ إلى الله أنْفَعُهم لِلنَّاسِ، وأحبُّ الأعْمالِ إلى الله عزَّ وجلَّ سرورٌ تُدْخِلُه على مسلمٍ، تَكْشِفُ عنه كُرْبَةً، أَوْ تَقْضِي عنه دَيْناً، أوْ تَطْرُدُ عنه جُوعاً، ولأَنْ أَمْشي مَعَ أخٍ في حاجَة؛ أحَبُّ إليَّ مِنْ أنْ أعْتَكِفَ في هذا المسجِدِ -يعني مسجدَ المدينَةِ- شَهْراً، ومَنْ كَظَم غيْظَهُ- ولو شاءَ أنْ يُمْضِيَهُ أمْضاهُ-؛ ملأَ الله قلْبَهُ يومَ القيامَةِ رِضاً، ومَنْ مَشى مَع أخيه في حاجَةٍ حتى يَقْضِيَها له؛ ثَبَّتَ الله قدَميْه يومَ تزولُ الأقْدامُ 

رواه ابن أبي الدنيا في قضاء الحوائج، وحسنه الألباني في "صحيح الجامع".

“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah mereka yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya, dan amal yang paling dicintai oleh Allah –‘Azza wa Jalla- adalah kebahagiaan yang kamu berikan kepada seorang muslim, menghilangkan kesedihannya, membayarkan hutangnya, memberinya makan, dan aku berjalan bersama saudara untuk keperluan tertentu, lebih aku cintai dari pada I’tikaf di masjidku ini –masjid Nabawi- selama satu bulan, dan barang siapa yang menahan marahnya –kalau dia mau dia bisa saja melampiaskannya-, maka Allah akan mengisi hatinya dengan keridhoan-Nya pada hari kiamat, dan barang siapa yang berjalan bersama saudaranya untuk sebuah kebutuhan sampai menuntaskannya, maka Allah akan menetapkan kedua kakinya pada hari banyak telapak kaki tergelincir”. (HR. Ibnu Abi Dunya fi Qadha’ Al Hawaij dan dihasankan oleh Albani dalam Shahih al Jami’)

Adapun di dalam surga maka kami katakan: “Allah A’lam, sungguh perkara-perkara yang ghaib, termasuk yang berkaitan dengan Nama-nama Allah dan Sifat-sifat-Nya, tidak disampaikan dengan pendapat saja, bahkan ucapan terkait dengan hal ini bertumpu pada apa yang datang dari nash-nash yang ada.

Kedua:

Penduduk surga itu berbeda tingkat dan kedudukan, sebagaimana banyak nash-nash yang menunjukkan hal tersebut, di antaranya adalah apa yang telah diriwayatkan oleh Bukhori (3256) dan Muslim (2831) dari Abi Sa’id Al Khudri –radhiyallahu ‘anhu- dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

إِنَّ أَهْلَ الجَنَّةِ يَتَرَاءَوْنَ أَهْلَ الغُرَفِ مِنْ فَوْقِهِمْ ، كَمَا يَتَرَاءَوْنَ الكَوْكَبَ الدُّرِّيَّ الغَابِرَ فِي الأُفُقِ، مِنَ المَشْرِقِ أَوِ المَغْرِبِ، لِتَفَاضُلِ مَا بَيْنَهُمْ  قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ تِلْكَ مَنَازِلُ الأَنْبِيَاءِ لاَ يَبْلُغُهَا غَيْرُهُمْ، قَالَ:  بَلَى وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، رِجَالٌ آمَنُوا بِاللَّهِ وَصَدَّقُوا المُرْسَلِينَ .

“Sungguh penduduk surga mereka saling melihat penduduk tiap tingkat yang ada di atas mereka, sebagaimana planet yang bersinar di ujung ufuk dari timur atau dari barat; karena perbedaan tingkat di antara mereka, mereka berkata: “Wahai, Rasulullah, itu adalah kedudukan para Nabi tidak bisa dicapai oleh selain mereka”, beliau bersabda: “Iya, demi Dzat yang jiwaku ada di dalam tangan-Nya, orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan para Rasul”.

Imam Muslim (189) telah meriwayatkan dari Mughirah bin Syu’bah berkata: “Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

سَأَلَ مُوسَى رَبَّهُ مَا أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً؟ قَالَ: هُوَ رَجُلٌ يَجِيءُ بَعْدَ مَا أُدْخِلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ فَيُقَالُ لَهُ: ادْخُلْ الْجَنَّةَ فَيَقُولُ: أَيْ رَبِّ كَيْفَ وَقَدْ نَزَلَ النَّاسُ مَنَازِلَهُمْ وَأَخَذُوا أَخَذَاتِهِمْ؟ فَيُقَالُ لَهُ: أَتَرْضَى أَنْ يَكُونَ لَكَ مِثْلُ مُلْكِ مَلِكٍ مِنْ مُلُوكِ الدُّنْيَا؟ فَيَقُولُ: رَضِيتُ رَبِّ، فَيَقُولُ: لَكَ ذَلِكَ وَمِثْلُهُ وَمِثْلُهُ وَمِثْلُهُ وَمِثْلُهُ، فَقَالَ فِي الْخَامِسَةِ: رَضِيتُ رَبِّ، فَيَقُولُ: هَذَا لَكَ وَعَشَرَةُ أَمْثَالِهِ وَلَكَ مَا اشْتَهَتْ نَفْسُكَ وَلَذَّتْ عَيْنُكَ، فَيَقُولُ: رَضِيتُ رَبِّ.

“Musa telah bertanya kepada Tuhannya: “Apakah derajat terendah kedudukannya bagi penduduk surga ?”, beliau menjawab: “Dia adalah orang yang datang setelah semua penduduk surga dimasukkan ke dalam surga”, lalu dikatakan kepadanya: “Masuklah ke dalam surga”, lalu ia berkata: “Ya Rabb, bagaimana saya mau masuk, semua orang sudah mendapatkan kedudukannya masing-masing dan mengambil hak mereka”, lalu dikatakan kepadanya: “Apakah kamu mau, diberikan seperti kekuasaan seorang raja dari raja-raja di dunia ?”, ia menjawab: “Iya saya mau”, Dia berfirman: “Kamu mendapatkannya, dan yang serupa dengannya, dan yang serupa dengannya, dan yang serupa dengannya, dan yang serupa dengannya”, lalu pada kali kelima dia: “Saya mau Ya Rabb”, Dia berfirman: “Semua itu menjadi milikmu dan 10 kali lipatnya, dan bagimu juga semua yang kamu inginkan dan dinikmati mata anda. berkata: “Saya, ridha Ya Rabb”.

Adapun rasa cemburu, iri, dengki dan hasad, semua itu termasuk yang dicabut dari semua hati penduduk surga, mereka tidak lagi mempunyai rasa cemburu, hasad, iri dan kemarahan.

Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ * ادْخُلُوهَا بِسَلَامٍ آمِنِينَ * وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ * لَا يَمَسُّهُمْ فِيهَا نَصَبٌ وَمَا هُمْ مِنْهَا بِمُخْرَجِينَ

  الحجر/ 45 – 48

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam syurga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir). (Dikatakan kepada mereka): "Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman". Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya”. (QS. Al Hijr: 45-48)

As Sa’di –rahimahullah- berkata:

“Dan telah kami cabut dari dada mereka kedengkian, maka hati mereka menjadi sehat dari semua kecurangan dan hasad, semuanya jernih dan saling mencintai,

إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ

“sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan”. (QS. Al Hijr: 47)

Semua ini menunjukkan bahwa mereka saling berkunjung dan berkumpul, dan adab mereka baik di antara mereka, masing-masing dari mereka saling menerima berhadapan dengan yang lain, tidak saling membelakangi, bersandar di atas dipan-dipan yang dihiasi dengan kasur, mutiara dan macam-macam permata.

Mereka di dalamnya tidak merasa lelah, baik yang tampak dan yang tidak tampak, hal itu karena Allah menciptakan mereka dengan ciptaan dan kehidupan yang sempurna tidak menerima cacat sedikitpun”. (Tafsir As Sa’di: 431)

Allah Ta’ala berfirman:

وَسَقَاهُمْ رَبُّهُمْ شَرَابًا طَهُورًا 

الإنسان/ 21

“dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih”. (QS. Al Insan: 21)

Ibnu Katsir –rahimahullah- berkata:

“Batin mereka suci dari hasad, dengki, iri dan rasa sakit, dan semua akhlak yang buruk, sebagaimana telah kami riwayatkan dari Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib bahwa beliau berkata:

إذا انتهى أهلُ الجنة إلى باب الجنة ، وَجَدوا هنالك عينين ، فكأنما ألهموا ذلك ، فشربوا من إحداهما فأذهب الله ما في بطونهم من أذى، ثم اغتسلوا من الأخرى ، فَجَرت عليهم نضرةُ النعيم

“Jika penduduk surga sampai pada pintu surga, mereka mendapatkan dua mata air, seakan mereka mendapatkan ilham akan hal itu, mereka langsung meminum salah satu dari kedua mata air tersebut, lalu Allah melenyapkan semua penyakit dari perut mereka, kemudian mereka mandi dari mata air lainnya, maka mengalir pada mereka kilauan nikmat”. (Tafsir Ibnu Katsir: 8/293)

Imam Bukhori (3006) dan Muslim (5063) telah meriwayatkan dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- berkata: “Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

أَوَّلُ زُمْرَةٍ تَلِجُ الْجَنَّةَ صُورَتُهُمْ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ ، لَا يَبْصُقُونَ فِيهَا وَلَا يَمْتَخِطُونَ وَلَا يَتَغَوَّطُونَ ، آنِيَتُهُمْ فِيهَا الذَّهَبُ ، أَمْشَاطُهُمْ مِنْ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ ، وَمَجَامِرُهُمْ الْأَلُوَّةُ ، وَرَشْحُهُمْ الْمِسْكُ ، وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ يُرَى مُخُّ سُوقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ مِنْ الْحُسْنِ،  لَا اخْتِلَافَ بَيْنَهُمْ وَلَا تَبَاغُضَ ، قُلُوبُهُمْ قَلْبٌ وَاحِدٌ ، يُسَبِّحُونَ اللَّهَ بُكْرَةً وَعَشِيًّا

“Rombongan pertama yang mendatangi surga, gambaran mereka seperti bulan pada saat malam purnama, mereka tidak meludah di dalamnya, tidak membuang ingus dan tidak buang air besar, bejana mereka dari emas, sisir mereka dari emas dan perak, diffuser mereka dari gaharu, semprotan mereka dari minyak misik, setiap orang dari mereka mempunyai dua istri yang bisa dilihat sumsum betisnya dari balik daging (tubuhnya) saking indahnya, tidak ada perselisihan di antara mereka dan tidak ada saling membenci, hati mereka satu hati, mereka selalu bertasbih kepada Allah pada pagi dan petang hari”.

Yang terpenting adalah seorang hamba berusaha untuk masuk surga pertama kali, kemudian untuk mendapatkan derajatnya yang tertinggi.

Allah Ta’ala berfirman:

فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ 

 آل عمران/185

“Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung”. (QS. Ali Imran: 185)

Semoga Allah berkenan memberikan kepada anda dan kita semua surga dan menyelamatkan kita semua dari api neraka.

Wallahu A’lam

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam