Alhamdulillah.
Allah –Ta’ala- berfirman mengenai penduduk surga:
يَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُخَلَّدُونَ (سورة الواقعة: 17)
“Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda.” (QS. Al Waqi’ah: 17)
وَيَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُخَلَّدُونَ إِذَا رَأَيْتَهُمْ حَسِبْتَهُمْ لُؤْلُؤاً مَنْثُوراً (سورة الإنسان: 19)
“Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan”. (QS. al Insan: 19)
Ibnu Katsir –rahimahullah- berkata: “Anak-anak muda dari surga mengelilingi penduduk surga untuk membantu (mereka), yang tetap muda dan tidak berubah umurnya." Ibnu Abbas –radhiyallahu ‘anhuma- berkata: “Anak-anak muda yang tidak meninggal dunia”.
Ibnul Qayyim –rahimahullah- berkata: “Abu Ubaidah dan al Farra’ berkata: “مخلدون “ yaitu: Mereka tidak berubah menjadi tua (tetap muda). Orang-orang Arab berkata kepada seseorang yang sudah menua dan tidak disisir rambutnya dan giginya belum berguguran disebut: “مخلد “.
Allah –Ta’ala- berfirman ketika mensifati mereka dalam surat al Insan:
إذا رأيتهم حسبتهم لؤلؤا منثورا (سورة الإنسان: 19)
“Apabila kamu melihat mereka kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan”. (QS. Al Insan: 19)
Maksudnya adalah: Jika kamu melihat mereka bertebaran untuk memenuhi kebutuhan tuan-tuannya, dengan jumlah yang banyak, wajah mereka pun berseri dengan warna kulit, baju dan perhiasan mereka, maka kamu akan mengira mereka adalah mutiara yang bertaburan. Tidak lah ada perumpamaan yang lebih baik dari pada itu, tidak ada juga pemandangan yang lebih indah dari pada mutiara yang bertaburan di tempat yang baik.
Ibnul Qayyim –rahimahullah- berkata: “Allah –subhanahu wa ta’ala- menyerupakan mereka dengan mutiara yang bertaburan; karena cahaya putihnya dan indahnya penciptaan. Ada dua manfaat yang dapat diambil dari kata bertaburan:
1.Hal tersebut menunjukkan bahwa mereka tidak istirahat, akan tetapi mereka bertebaran untuk membantu menyediakan kebutuhan (penduduk surga).
2.Bahwa mutiara jika bertaburan, apalagi di atas permadani yang terbuat dari emas atau sutera, maka menjadi pemandangan terindah daripada terkumpul dalam satu tempat.
Para ulama berbeda pendapat tentang siapakah anak-anak muda yang tetap muda:
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib –radhiyalahu ‘anhu- dan Hasan al Bashri bahwa yang dimaksud dengan anak-anak muda itu adalah anak-anak kaum muslimin yang meninggal dunia pada waktu kecil yang belum memiliki amal kebaikan dan keburukan.
Dan diriwayatkan dari Salman –radhiyallahu ‘anhu- bahwa ia berkata: “Anak-anak orang musyrik, merekalah sebagai para pembantu penduduk surga”.
Al Hasan berkata: “Mereka belum memiliki amal kebaikan yang patut diberi balasan, dan belum memiliki keburukan yang patut mendapatkan adzab, maka mereka ditempatkan pada tempat tersebut”.
Syekh Islam Ibnu Taimiyah –rahimahullah- berkata: “Pendapat ini tidak ada dasarnya”. (Majmu’ Fatawa: 4/279)
Ibnul Qayyim –rahimahullah- berkata: “Ada hadits yang meriwayatkan hal tersebut namun tidak bisa di jadikan dasar”.
Pendapat lain mengatakan: “Bahwa anak-anak tersebut adalah memang Allah ciptakan tanpa dilahirkan untuk penduduk surga, mereka berkeliling diantara penduduk surga sesuai dengan kehendak-Nya.
Pendapat yang terakhir inilah yang pilih oleh Syekh Islam Ibnu Taimiyah –rahimahullah-. Beliau –rahimahullah- pernah ditanya tentang al wildan (anak-anak), apakah mereka adalah anak-anaknya penghuni surga?
Beliau menjawab: “Anak-anak yang bertebaran di sekitar penghuni surga adalah salah satu dari ciptaan Allah di surga, mereka bukan anak-anak dari penduduk bumi, akan tetapi anak-anak penduduk bumi jika mereka masuk surga maka ciptaan mereka sempurna seperti penghuni surga lainnya, yaitu; sebesar Nabi Adam yang berumur 33 tahun, dengan tinggi 60 hasta, dan diriwayatkan bahwa lebarnya 7 hasta. (Majmu’ Fatawa: 4/312)
Ibnul Qayyim –rahimahullah- menguatkan pendapat tersebut dengan berkata: “Jelasnya bahwa anak-anak muda tersebut diciptakan di surga, seperti bidadari yang melayani penghuni surga, mereka juga bukan anak-anak penghuni surga. Termasuk kesempurnaan karamah Allah bagi mereka, anak-anak mereka ketika di dunia mereka juga akan dilayani bersama mereka dan Allah tidak menjadikan mereka pelayan bagi mereka.
Baca juga jawaban soal nomor: 6496.
Wallahu a’lam.