Ahad 21 Jumadits Tsani 1446 - 22 Desember 2024
Indonesian

MERASA BERKURANG KEIMANANNYA KETIKA BERPISAH DENGAN SAUDARA-SAUDARANYA YANG SHOLEH

8197

Tanggal Tayang : 26-08-2012

Penampilan-penampilan : 4898

Pertanyaan

Saya telah intiqomah di jalan Allah dalam beberapa bulan. Saya merasa konsisten ketika saya bersama beberapa ikhwah yang sholeh. Ketika saya berpisah karena kesibukan dan pekerjaanku, saya rasakan berkurang keimanan. Apa yang dapat anda nasehatkan untuk diriku?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Kami nasehatkan kepada anda untuk senantiasa konsisten berteman dengan orang-orang baik. Kalau anda berpisah dengan mereka karena kesibukan anda, maka bertakwalah kepada Allah dan ingatlah bahwa Dia Subhanahu mengawasi anda. Dan Dia lebih agung dari mereka. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” SQ. An-Nisaa’:1. Firman-Nya subhanahu, “Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang), dan (melihat pula) perobahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud.” SQ, As-Syu’ara’: 218-219. Dan firman-Nya, “Dan janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” SQ. At-Taubah: 40.

Maka Allah mengawasi anda, maka takutlah kepada Allah. Ingatlah bahwa anda diantara-Nya, Dia melihat anda dalam ketaatan dan kemaksiatan semuanya. Maka hati-hati akan siksaan Alah, hati-hati melakukan sesuatu yang menjadikan Dia marah. Allah Azza Wa’ala berfirman, “dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya.” SQ. Ali Imron: 30. Dan Beliau berfirman, “Dan hanya kepada-Ku kamu semua harus takut.” SQ. Al-Baqarah: 40.

Maka hendaknya anda jujur bersama Allah, konsisten pada agama Allah Subhanahu, baik dalam kesendirian maupun bersama teman-taman anda. Pada setiap tempat, maka anda dalam pendengaran dan penglihatan Allah. Mendengar ucapan dan melihat prilaku anda. Maka hendaknya anda malu kepada Allah Aza Wa’ala lebih besar dari kemaluan anda dari keluarga dan selain keluarga anda.

Samahatus Syekh Al-Allamah Abdul Aziz bin Addulullah bin Baz rahimahullah,

Refrensi: Kitab Majmu’ Fatawa Wa Maqolat Mutanawwi’ah Jilid/9 hal/39