Ahad 21 Jumadits Tsani 1446 - 22 Desember 2024
Indonesian

APA MAKNA SUJUDNYA PARA MALAIKAT DAN SUJUDNYA SAUDARA-SAUDARA YUSUF KEPADANYA

8492

Tanggal Tayang : 13-05-2012

Penampilan-penampilan : 15668

Pertanyaan

Kenapa Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam? Dan kenapa saudara-saudara Yusuf bersujud kepada Yusuf? Sepengetahuan saya bahwa sujud seharusnya hanya untuk Allah.

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Sujud ada dua sisi, (mengandung) pengagungan, pendekatan kepada orang yang disujudi. Dan sujud ini adalah ibadah tidak boleh kecuali untuk Allah saja pada semua syareat.

Bentuk kedua dari sujud, sujud selamat dan penghormatan. Sujud inilah yang Allah perintahkan kepada para malaikat kepada Adam, maka mereka bersujud sebagai penghormatan. Dan hal itu termasuk ibadah untuk Allah Subhanahu dengan ketaatannya kepada-Nya ketika mereka diperintahkan untuk bersujud.

Sementara sujud kedua orang tua Yusuf dan saudara-saudaranya kepadanya begitu juga termasuk sujud selamat dan penghormatan. Dahulu diperbolehkan dalam syareat mereka. Sementara ajaran yang dibawa oleh Nabi penutup Muhammad sallallahu’alaihi wa sallam, tidak dibolehkan bersujud kepada selain Allah secara mutlak. Oleh karena itu Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

" لو كنت آمراً أحداً أن يسجد لأحد ، لأمرت المرأة أن تسجد لزوجها "

“Kalau sekiranya saya memerintahkan seseorang untuk bersujud kepada seseorang. Maka akan saya perintahkan wanita bersujud kepada suaminya.’

Dan Nabi sallallahu’alaihi wa sallam melarang Muaz bersujud kepada beliau, ketika dia menceritakan bahwa Ahli Kitab bersujud kepada para pembesarnya. Dan menyebutkan hadits tadi. Pengharaman secara mutlak bersujud kepada selain Allah dalam syareat ini, itu termasuk merealisasikan ketauhidan yaitu syareat yang sempurna yang mencakup semua bentuk hukum. Allah Ta’ala berfirman, ‘Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.’ (QS. Al-Maidah: 3).

Refrensi: Ditulis oleh Syekh Abdurrahman Al-Barrok