Ahad 21 Jumadits Tsani 1446 - 22 Desember 2024
Indonesian

Apakah Seorang Muslim Mendapatkan Pahala Ketika Mendengarkan Pelajaran Agama Lewat kaset Rekaman??

Pertanyaan

Saya banyak sekali mendengarkan kaset rekaman anda semoga Allah menjaga anda, begitu juga kaset-kaset Pakar Hadits Syekh Al-Albani rahimahullah, dan dua Imam Syekh Ibnu Baz dan Ibnu Utsaimin rahimahumallah. Saya banyak sekali mendapatkan manfaat, apakah saya mendapatkan pahala terkait dengan mendengarkan (pelajaran) ini?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Mencari ilmu termasuk amalan terbaik, ia termasuk terbaik dalam menghabiskan umurnya seseorang, jalan terbaik yang dilalui orang muslim menuju surga. Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu berkata, “Belajar itu bagaikan shalat.” (Jamiul Bayan, 1/104).

Sofyan At-Tsauri rahimahullah mengatakan, “Tidak ada amalan setelah yang wajib yang terbaik dibandingkan mencari ilmu.” (Hilyatul auliaya , 6/361).

Az-Zuhri rahimaullah mengatakan, “Tidak ada yang menyamai orang beribadah seperti hal nya pakar fikih.” (Jami’ul Bayan, 1/119).

Dari Abdullah bin Wahb berkata, “Saya berada di sisi Malik bin Anas, kemudian datang waktu shalat Zuhur atau Ashar, sementara saya membacakan di hadapannya untuk mendapatkan ilmu di hadapannya. Lalu aku kumpulkan buku-bukuku dan berdiri untuk shalat. Malik mengatakan kepdaku, “Ada apa ini?” Saya menjawab, “Saya ingin shalat.” Maka beliau mengatakan, “Sesungguhnya ini sangat mengherankan. Apa yang anda akan lakukan sekarang ini tidak lebih baik dari apa yang kamu lakukan sebelumnya. Jika niatnya benar di dalamnya.”  (Jami Bayanil Ilmi, no. 122).

Tidak diragukan lagi bahwa mendengarkan pengajian para ulama dengan hadir secara langsung dan  dari rekaman, termasuk sarana terpenting dalam menggapai ilmu.  Allah telah membuat mudah bagi kita –alhamdulillah- pada waktu sekarang ini, berbagai sarana untuk mengambil faedah dari pelajaran yang disampaikan oleh para ulama. Di antara hal itu adalah pelajaran yang direkam di kaset rekaman dan program rekaman lainnya. Perhatian terhadap pelajaran-pelajaran yang direkam ini banyak faedah, di antaranya:

  1. Mendidik murid untuk mendengar dan diam, hal itu termasuk adab nan agung, dan akhlak yang mulia. Hendaknya pencari ilmu membiasakan mencari ilmu dan mengambil manfaat dari pembicara serta  memutus keinginan berbicara.

Sofyan At-Tsauri mengatakan seperti dalam buku ‘Raudhatul Uqala’ dengan sanadnya, (34):

“Ilmu yang pertama kali adalah diam kemudian mendengarkan, kemudian menghafalkan, kemudian mengamalkannya kemudian menyebarkannya.”

  1. Kemungkinan bisa mengulangi perkataan orang alim ketika seorang murid tidak memahami pada kali pertama. Karena terkadang seorang murid ada masalah pada sebagian ucapannya. Ketika dia mengulangi dan mendengarkan lagi, dia akan jelas dari sisi perkataannya.
  2. Memudahkan untuk mencatat beberapa faedah dan dia dapat mengatur akan hal itu.
  3. Dapat menghemat perjalanan jauh bagi pencari ilmu yang tidak mudah dalam perjalanan untuk mendapatkan langsung dari para ulama. Dimana sekarang perpustakaan suara Islam dipenuhi dengan ratusan penjelasan, pelajaran ilmiyah yang bermanfaat, dimana seorang murid dapat menghemat umur, semangat dan hartanya.
  4. Pelajaran ini bisa membersamai ketika mendengarkannya pada berbagai macam kondisi, di tengan jalan dalam mobil, atau disela-sela bekerja dan semisalnya. Hal itu dapat mempergunakan waktu dan mengisi waktu kosong yang kadangkala ada.

Faedah-faedah ini dan keutamaan-keutamaan lainnya bukan berarti tidak membutuhkan lagi untuk menghadiri majlis Ilmu dan mengahadiri secara langsung kepada para ulama. Karena setiap sarana ada faedah-faedah dan keutaman-keutamaannya. Dan pencari ilmu yang berhasil adalah yang bagus dalam mempergunakan kesempatan. Dan mengetahui bagaimana cara mengambil isi dari setiap bunga di dalam kebun.

Sebagaimana kita mengharap semoga Allah menulis pahala dengan keutamaan dan kemuliaan-Nya bagi setiap orang yang mendengarkan palajaran yang direkam. Semoga diturunkan ketenangan, Allah karuniakan rahmat-Nya sebagaimana yang ada dalam hadits mulia yang terkenal

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ ، يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ ، وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ ، إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ ، وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ ، وَحَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ ، وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ . رواه مسلم (2699

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah-rumah Allah, membaca kitab Allah, dan saling mempelajari diantara mereka kecuali (Allah) menurunkan ketenangan, dan menaungi rahmat dan dinaungi oleh para Malaikat. Dan  Allah akan menyebut-nyebut mereka pada makhluk yang ada di sisinya.” (HR. Muslim, no. 2699).

Wallahu a’lam

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam