Ahad 21 Jumadits Tsani 1446 - 22 Desember 2024
Indonesian

Jika Seorang Nasrani Memberikan Ucapan Selamat Kepada Seorang Muslim Pada Moment Tertentu, Maka Bagaimana Cara Menjawabnya ?

Tanggal Tayang : 13-06-2020

Penampilan-penampilan : 10186

Pertanyaan

Bagaimana cara membalas orang-orang nasrani atau non muslim secara umum jika mereka telah memberikan ucapan selamat pada hari raya kita ?

Salah satu dari mereka mengucapkan kepada kami:

“Semoga sepanjang tahun anda berada dalam kebaikan”, maka bagaimanakah cara membalasnya ?

Apakah boleh kami mengatakan kepadanya: “Dan Anda juga berada dalam kebaikan” ?

Sebagian mereka juga memberikan ucapan selamat pada kesempatan lain, seperti; peningkatan jenjang karir, keberhasilan, pernikahan atau yang lainnya, ia berkata kepada kami: “Semoga medapatkan keberkahan” atau dengan ucapan lain, maka apa yang seharusnya saya ucapkan kepadanya ?

Ringkasan Jawaban

Tidak masalah jika non muslim karena memberikan ucapan selamat hari raya atau ucapan selamat lainnya kepada seorang muslim diberikan jawaban kepadanya dengan doa yang sesuai sebagai balasan dari ucapan selamatnya, maka bisa dikatakan kepadanya: “Semoga Allah memuliakanmu” atau “semoga Allah memberikan taufik kepadamu” atau “semoga Allah memuliakanmu” atau “dan Anda juga baik” dan lain sebagainya. Dan jika ia berniat dengan doa-doa tersebut bahwa Allah akan memberikan taufik-Nya dan petunjuk-Nya kepada Islam maka hal itu lebih baik dan lebih sempurna.

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Membalas ucapan selamat adalah dengan yang serupa atau dengan yang lebih baik, tidakkah ahli kitab juga mengucapkan salam kepada kita dengan “Assalamu’alaikum” dan kita menjawabnya dengan: “Wa ‘alaikum”.

Hal ini berarti kita mendoakan mereka dengan keselamatan, maka hal tersebut bisa diambil pelajaran bahwa doa untuk orang kafir dengan manfaat duniawi dibolehkan, selama ia tidak memerangi umat Islam.

Hal ini menjadi tuntutan dalam mengamalkan firman Allah Ta’ala:

  وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَسِيبًا

سورة النساء / 86 .

“Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu”. (QS. An Nisa’: 86)

An Nawawi –rahimahullah- berkata:

“Ketahuilah bahwa tidak boleh ia didoakan untuk mendapatkan ampunan dan yang serupa dengannya dari hal-hal yang tidak perlu dikatakan kepada orang kafir, namun dibolehkan untuk didoakan agar mendapatkan hidayah dan kesehatan fisik dan yang serupa dengannya”. (Al Adzkar: 317)

Beliau juga berkata:

“Abu Sa’ad Al Mutawalli (beliau termasuk ulama besar dari Asy Syafi’iyyah, wafat tahun: 478 H.) berkata: “Jika ia menginginkan untuk mengucapkan selamat kepada seorang kafir dzimmi, maka hendaknya ia lakukan tidak untuk ucapan salam, dengan mengatakan kepadanya: “Semoga Allah memberikan hidayah kepadamu”, atau “Allah telah memberikan nikmat pada pagi harimu”.

Saya berkata:

“Yang dikatakan oleh Abu Sa’ad itu tidak masalah jika hal itu dibutuhkan, dengan mengatakan: “Semoga pagimu membaik”, atau untuk kebahagiaan, atau untuk kesehatan, atau semoga Allah menjadikan pagimu menggembirakan, atau dengan kebahagiaan, atau kenikmatan, atau yang serupa dengannya.

Adapun jika hal itu belum dibutuhkan, maka pilihannya agar tidak mengatakan sesuatu; karena (jika tetap dilakukan) maka akan memberikan kepadanya kesempatan dan kelembutan, menampakkan rasa cinta, padahal kita diperintah untuk berlaku keras kepada mereka, dan dilarang untuk mencintai mereka maka kita tidak menampakkannya, Wallahu A’lam”. (Al Adzkar: 254)

Atas dasar hal itulah maka, jika seorang yahudi atau nasrani mengatakan dalam ucapannya: “Semoga sepanjang tahun anda dalam keadaan baik”, maka tidak masalah jika dijawab dengan hal yang serupa: “Dan semoga anda juga baik” atau dikatakan kepadanya: “dan semoga anda juga dalam keadaan baik”.

Kemudian yang lebih utama dari pada hal itu agar orang yang menjawab ini berniat untuk mendoakannya mendapatkan hidayah, agar ia sampai pada keadaan yang terbaik dengan meninggalkan apa yang ada di dalam agama batilnya, dan memeluk agama Allah.

Abu Daud (5038) dan Tirmidzi (2739) telah meriwayatkan dari Abu Musa berkata:

  كَانَ اليَهُودُ يَتَعَاطَسُونَ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْجُونَ أَنْ يَقُولَ لَهُمْ: يَرْحَمُكُمُ اللَّه ُ، فَيَقُولُ: يَهْدِيكُمُ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ

وصححه الشيخ الألباني في "إرواء الغليل " (1277(

“Bahwa orang-orang yahudi seakan-akan sedang bersin di hadapan Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- mereka berharap agar Nabi mendoakan mereka: “semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada kalian”, lalu Nabi bersabda: “Semoga Allah memberikan hidayah kepada kalian dan memperbaiki keadaan kalian”. (Telah ditashih oleh Syeikh Albani di dalam Irwa’ al Ghalil: 1277)

Ibnu ‘Alan –rahimahullah- berkata:

“Nampaknya perbuatan mereka ini berlebihan, maksudnya mereka sedang menampakkan bersin dan bersuara dengan suara yang mirip dengan bersin atau sesuatu yang menyebabkan mereka bersin, seperti membuka tutup kepalanya.

  عند رسول الله يرجون  adalah kalimat yang menjadi haal (dalam gramatika bahasa Arab) dari huruf wawu, artinya mereka berharap agar beliau mengatakan: يرحمكم الله agar barakah doa beliau kembali kepada mereka, karena sungguh mereka mengetahui dalam batin mereka akan kenabian dan kerasulan beliau, meskipun mereka mengingkari secara dzahir karena hasad dan keras kepala.

 فيقول لهم  adalah termasuk tambahan keutamaan beliau dan tidak membatasi berkah kehadiran beliau di hadapan mereka dan buah dari duduknya mereka di hadapan beliau dengan kalimat:  يهديكم الله   yaitu; semoga Allah menunjukkan kepada kalian petunjuk yang menjadi petunjuk kalian, dan jika Allah akan menyampaikan mereka kepada petunjuk maka mereka akan beriman dan mendapatkan hidayah. Dan kalimat:  ويصلح بالكم   adalah apa yang penting dalam urusan agama, hal itu dengan memberikan petunjuk-Nya kepada Islam dan menghiasi mereka dengannya dan memberikan taufik-Nya kepada mereka”. (Dalil Al Falihin (6/361) baca juga: Fathul Bari karya Ibnu Hajar (10/604).

Ibnu Muflih –rahimahullah- berkata:

“Pengarang kitab Al Muhith dari kalangan Hanafiyah berkata: “Jika ia berniat di dalam hatinya bahwa Allah akan memanjangkan umurnya dan berharap suatu saat akan masuk Islam, maka tidak masalah dan kalau ia berkata kepada seorang kafir dzimmi: “Semoga Allah memberikan petunjuk kepada anda” maka bagus.

Ibrahim Al Harbi berkata:

“Imam Ahmad bin Hanbal pernah ditanya tentang seorang laki-laki muslim berkata kepada laki-laki nasrani: “Semoga Allah memuliakanmu” ?, beliau menjawab: “Iya, beliau berkata: “semoga Allah memuliakanmu, maksudnya adalah Islam”.

Hal ini sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya dari doa untuk tetap bisa hidup, seperti doa doa agar mendapatkan hidayah dan yang serupa dengan hal itu “semoa Allah memuliakanmu”. (Al Adab Asy Syar’iyyah wal Minah Al Mar’iyyah: 1/368)

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam