Ahad 3 Rabi'uts Tsani 1446 - 6 Oktober 2024
Indonesian

Was was Dan Pengobatannya

Pertanyaan

Kalau saya was was dan tidak menjawab perkataan istriku ketika berbicara dengan diriku, hal itu disebabkan was was atau keyakinan bahwa dia sebagai sebab dalam was was. Apakah hal (tidak menjawab atasnya) termasuk talak? Atau ketika saya berbicara dengan keras dan tanpa kendali hal itu termasuk talak?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Tidak menjawab atas (perkataan) istri anda bukan termasuk talak. Begitu juga perkataan dengan keras dan tanpa kendali juga bukan termasuk talak. Pikiran apa saja tentang cerai atau bisikan dalam hati atau niatan dan keinginan kuat terkait dengan perceraian, maka cerai tidak jatuh sampai anda mengucapkannya. Hal itu berdasarkan sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam:

"  إن الله عز وجل تجاوز لأمتي ما وسوست به وحدثت به أنفسها ما لم تعمل أو تتكلم به "  رواه البخاري 6664 و مسلم 127

“Sesungguhnay Allah Azza Wajallah memaafkan untuk umatku apa menjadi was was padanya dan bisikan dalam dirinya selagi belum melakukan atau mengatakannya.” HR. Bukhori, 6664 dan Muslim, 127.

Perbuatan dalam hal ini menurut ahli ilmu adalah bahwa kalau seseorang ada bisikan dalam dirinya dengan cerai tidak terjadi apapun sampai dia mengatakannya. Bahkan orang yang terkena penyakit was was, tidak jatuh cerai meskipun dia mengatakannya menurut sebagian ahli ilmu. Selagi tidak bermaksud menceraikannya. Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Orang yang terkena was was tidak jatuh cerai meskipun dia telah mengatakan dengan lisannya selagi dia tidak ada niatan. Karena perkataan lisan terjadi dari was wasnya tanpa ada maksud (niatan) dan keinginan. Karena dia telah tertutup dan terpaksa karena kuatnya dorongan dan kecilnya penghalang. Sementara Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidak (jatuh) talak dalam tertutup (akalnya). Maka tidak jatuh cerai kalau dia tidak ada keinginan yang benar dengan tenang. Ini sesuatu yang yang terpaksa atasnya tanpa keinginan dan pilihan, maka tidak jatuh cerai.” Selesai dinukil dari ‘Fatawa Islamiyah, (3/277).

Kami memberikan wasiat kepada anda agar tidak melihat was was dan berpaling darinya. Menyalahi dari apa yang mengajak anda kepadanya. Karena was was itu dari syetan. Agar orang-orang beriman itu bersedih. Sebaik-baik obat adalah memperbanyak zikir kepada Allah Ta’ala. Berlindung kepada Allah dari Syetan yang terkutuk. Menjauhi dari kemaksiatan dan pelanggaran dimana hal itu sebagai sebab penguasaan Iblis terhadap Bani Adam. Allah Ta’ala berfirman:

( إنه ليس له سلطان على الذين آمنوا وعلى ربهم يتوكلون ) النحل/ 99 .

“Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya.” QS. An-Nahl: 99.

Yang bagus menukil disini adalah apa yang disebutkan Ibnu Hajar Al-Haitsami rahimahulah dalam mengobati was was di kitabnya ‘Fatawa Fiqhiyah Kubro, (1/149) ini teksnya:

‘Ditanya semoga Allah memberikan manfaat kepada anda tentang penyakit was was, apakah ia ada obatnya?

Maka beliau menjawab, “Ia mempunyai obat yang bermanfaat yaitu berpaling darinya secara keseluruhan. Kalau dari dalam diri ada keraguan seperti biasanya, maka ketika tidak menolehnya akan hal itu, tidak akan tetap. Bahkan akan hilang dalam waktu tidak lama. Sebagaimana pengalaman orang yang telah diberi taufik. Sementara kalau dia mengikuti dan mengamalkan isinya, maka dia akan senantiasa datang sampai mengeluarkannya seperti orang gila bahwa lebih buruk dari itu. Sebagaimana yang telah kami saksikan kebanyakan orang yang terkena cobaan itu dan mengikutinya dan mengikuti syetan. Dimana Nabi sallallahu alaihi wa sallam telah memperingatkannya dalam sabdanya, “Hati-hati dari was was itu yang dinamakan ‘Wilhan’ maksudnya karena sangat melengahkan dan berlebihan di dalamnya. Sebagaimana yang telah saya jelaskan hal itu dan yang terkait dengannya dalam ‘Syarkh Misykat Anwar’. Telah ada dalam dua kitab shoheh yang menguatkan apa yang saya sebutkan yaitu bahwa orang yang tertimpa was was hendaknya dia memohon perlindungan dengan nama Allah dan berhenti. Perhatikan obat bermanfaat ini yang diajarkan oleh orang yang tidak berbicara dari hawa nafsu untuk umatnya. Ketahuilah, siapa yang terhalangi, maka dia akan terhalangi dari semua kebaikan. Karena was was sepakat dari syetan. Yang dilaknat (syetan) tidak berkesudahan keinginannya sampai terjerumusnya orang mukmin dalam kubangan kesesatan, kebingungan, sengsara dalam kehidupan dan gelap dan galaunya jiwa sampai mengeluarkannya dari Islam. Semetara dia tidak merasa (Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu). QS. Fatir: 6 

Telah ada dari jalan lain bagi orang yang terkena was was dengan mengucapkan ‘Saya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

Tidak diragukan bahwa orang yang menghadirkan metode Rasulullah terutama Nabi kita Muhammad sallallahu alaihi wa sallam, dia akan dapatkan jalan dan syareatnya itu mudah, gamblang, terang, jelas dan mudah tidak ada kesulitan di dalamnya (Allah tidak menjadikan bagi kamu semua dalam agama ini kesulitan) QS. Al-Hajj: 78. Siapa yang merenungkan dan beriman dengan sebenarnya. Maka akan hilang penyakit was was dan mengikuti syetannya.  Dalam kitab Ibnu Sunni dari jalan Aisyah radhiallahuanha, “Siapa yang terkena was was ini hendaknya dia mengatakan, “Kami beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tiga kali. Maka hal itu akan menghilangkannya.

Al-Iz bin Abdus Salam dan ulama lainnya menyebutkan seperti apa yang telah saya ketengahkan. Mereka mengatakan, “Obatnya was was adalah meyakini hal itu adalah lintasan pikiran syetan. Bahwa Iblis yang mendatangkannya. Dia harus memeranginya sehingga dia mendapatkan pahala seperti orang berjihad karena dia memerangi musuh Allah. kalau dia merasakan seperti itu, maka dia akan lari. Dimana hal itu termasuk cobaan berbentuk manusia di awal zaman ini. Dan Allah timpahkan kepadanya sebagai ujian untuknya. Agar Allah memenangkan kebenaran dan menghancurkan kebatilah meskipun orang kafir tidak menyukainya.

Dalam Muslim di hadits no. 2203 dari jalan Utsman bin Abil Ash bahwa beliau mengatakan, “Sesungguhnya syetan menghalangi diriku dengan shalat dan bacaanku. Maka (Nabi) mengatakan, “Syetan itu dinamakan ‘Khinzib’. Maka berlindunglah dengan nama Allah darinya dan meludah sebelah kiri anda tiga kali. Maka saya praktekkan, dan Allah menghilangkan (penyakit itu) dariku.

Dari sini anda mengetahui benar apa yang saya ketengahkan bahwa was was tidak akan menguasai kecuali kepada orang yang telah dikuasai kebodohan dan kepanikan dimana dia tidak bisa membedakan.  Sementara orang yang benar-benar mempunyai ilmu dan akal. Maka tidak akan mengikuti dan condong ke bid’ah. Sejelek-jelek orang berbuat bid’ah adalah orang was was. Dari sini maka Imam Malik rahimahullah mengatakan tentang gurunya ‘Rabi’ah’ –Imam pada zamannya- Biasanya Rabi’ah itu orang yang paling cepat dalam dua hal, dalam berlepas diri dan dari berwudu. Sampai (saya katakan) yang lainnya tidak melakukannya. Mungkin maksudnya ‘tidak melakukannya’ adalah tidak berwudu. Dan Ibnu Hurmuz lambat dalam berlepas diri dan wudu. Dikatakan, “Dia terkena penyakit, maka jangan engkau semua meniruku.

Nawawi rahimahullah mengatakan dari sebagian para ulama bahwa dianjurkan bagi orang yang terkena was was dalam berwudu atau shalat hendaknya dia mengatakan ‘Lailaha Illallahu’ karena syetan ketika mendengar zikir dia akan lari dan menjauhi. Dan ‘Lailaha illallahu’ adalah pokok zikir dan obat paling bermanfaat dalam menolak was was melakukan dan memperbanyak zikir. Selesai perkataan Ibnu Hajar Al-Haitsami rahimahullah

Kita memohon kepada Allah agar menghilangkan apa yang anda dapatkan dari was was. Semoga kita dan anda ditambah keimanan, kebaikan dan ketakwaan.

Wallahu a’lam .

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam