Ahad 21 Jumadits Tsani 1446 - 22 Desember 2024
Indonesian

Adakah Cara Yang Terbaik Untuk Mendakwahi Kelompok Sufi Agar Kembali Kepada Jalan Ahlus Sunnah wal Jama’ah ?

Tanggal Tayang : 10-02-2017

Penampilan-penampilan : 10449

Pertanyaan

Bagaimana caranya berdakwah kepada kalangan sufi; sehingga mereka mendapatkan petunjuk kepada jalan kebenaran ?, Apa saja ayat-ayat dan hadits-hadits yang mungkin bisa dijadikan rujukan sebagai dalil kami untuk mengajak mereka ?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Ini pertanyaan yang bagus dan menunjukkan akan kecerdasan yang luar biasa dan bentuk kasih sayang kepada umat Islam, alangkah membutuhkannya kita kepada orang yang menunjukkan jalan yang sesuai dalam mengajak mereka yang menyimpang dari jalan yang lurus.

Istilah sufiyah masuk di dalamnya beberapa corak akidah dan manhaj, mayoritas pada era kita sekarang ini mereka tersesat dari jalan sunnah dan jatuh pada lembah bid’ah I’tiqadiyah (keyakinan), termasuk bid’ah amaliyah (perbuatan) dan sulukiyah (akhlak), kesesatan mereka dari jalan yang lurus bertingkat-tingkat tidak sama atau mereka terjebak pada beberapa bid’ah.

Mereka lebih membutuhkan untuk diobati dari pada mengobati penyakit fisik, dan kami kemukakan di sini apa yang menurut kami menjadi paling penting dalam beberapa poin di bawah ini:

1. Sebaiknya tidak seorang yang mendakwahi mereka orang-orang sufi kecuali orang yang mempunyai ilmu yang cukup dari syari’at ini, khususnya ilmu mengenai keadaan para sufi dan keyakinan mereka, hal itu dihawatirkan akan mengingkari kebenaran yang ada pada diri mereka atau menerima apa yang batil menurut syari’at, maka ilmu akan menjadi penjaga dari syubhat dan tidak terpengaruh oleh mereka dengan izin Allah.

2. Dengan ilmu yang cukup, seorang dai tersebut harus menghiasi dirinya dengan akhlak yang kuat, maka di dalam hatinya timbul kasih sayang kepada mereka yang menyimpang dan harus mempunyai keinginan kuat agar mereka mendapatkan petunjuk.

3. Jika dai tersebut telah mampu menghiasi dirinya dengan sifat-sifat tersebut, agar dakwahnya berhasil maka diwajibkan untuk mengajak mereka dengan baik, ucapannya tidak kasar, tidak membenci mereka pada saat bertemu, bahkan hendaknya berlaku lembut kepada mereka, menginginkan agar mereka mendapatkan hidayah dan kemulian sesuai dengan kemampuan mereka.

4. Sangat penting untuk diperhatikan pada saat mendakwahi mereka, tidak menyinggung yang menjadi simbol-simbol dan pemimpin mereka dengan celaan dan hinaan, akan tetapi dengan memuji para Nabi dan Rasul di hadapan mereka, memuji para sahabat dan tabi’in, menjelaskan keutamaan dan kedudukan empat madzhab dan ulama kibar (besar) dari generasi salaf umat ini. Diutamakan agar menyebutkan sebagian ulama yang dikenal mempunyai manhaj yang lurus yang dinisbatkan kepada kelompok sufi, seperti: Al Junaid, Ibrahim bin Adham, Abdul Qadir al Jailani, hal ini akan membentuk pada benak mereka kaidah adanya kesamaan cara pandang pada beberapa tokoh tersebut dari sisi keadilan dan keutamaan mereka, menjadi bagian yang tidak terpisah antara seorang dai dengan mad’unya, dan merujuk pada ucapan mereka yang bermanfaat dan keadaan mereka yang jujur akan memberikan pengaruh positif dalam mengajak mereka kepada sunnah dan berkomitmen dalam ucapan dan perbuatan.

5. Diutamakan bagi seorang dai agar menyebutkan kaidah-kaidah Islam yang umum, dan akidahnya yang jelas sejak awal mendakwahi mereka, menjauhi untuk mengkritik akidah dan manhaj mereka secara langsung; karena kaidah-kaidah kebenaran akan menghancurkan kaidah kebatilan dan kebodohan dengan sendirinya, setiap kali kaidah kebenaran menguat dan pengenalan mereka terhadap syari’at semakin bertambah, maka hal itu akan membebaskan mereka dari rendahnya kebatilan dan kesesatan.

6. Kami mengajak para dai yang mulia untuk memotong jalan di hadapan simbol-simbol orang-orang sufi, yaitu; dengan memperbanyak penyebutan Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, sejarah dan ciri-ciri beliau; karena banyak dari kalangan tokoh mereka mencederai ulama ahlus sunnah wal jama’ah bahwa mereka dianggap tidak mencintai Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan tidak bershalawat kepada beliau, hal ini merupakan bentuk kedustaan nyata namun –sayangnya- tetap diyakini bagi kalangan awam para ahli sufi, maka untuk mematahkan klaim tersebut adalah dengan kanyataan di lapangan.

7. Sebagaimana kami juga mengajak para dai yang mulia untuk memperbanyak –termasuk tidak hanya dalam rangka mendakwahi orang-orang sufi- muatan dakwahnya tentang hati dan keadaannya dan dengan ucapan yang lembut, maka alangkah butuhnya kita semua untuk memperlembut hati kita semua dengan nasehat-nasehat al Qur’an dan Sunnah dan pendapat ulama salaf. Metode seperti inilah yang digunakan oleh para ahli bid’ah dari kalangan sufi untuk mempengaruhi hatinya orang-orang awam, sehingga hati mereka bergantung kepada manhaj tersebut, jasad mereka pun rela untuk berkhidmat kepada para tokoh sufi tersebut.

8. Pada masa kita ini Allah –Ta’ala- telah mempermudah para dai yang mulia dari kalangan ahlus sunnah wal jama’ah, mereka semua muncul di dunia maya, ada banyak orang yang mencintai mereka, hati mereka pun terpaut dengan mereka, maka hal ini perlu dikembangkan dengan menyebutkan keyakinan para dai tersebut dan manhaj mereka, memberikan hadiah kaset dan karya para ulama tersebut kepada para pengikut sufi, hal ini merupakan cara yang mudah dilakukan bagi saudara-saudara kami para dai, buahnya pun akan bermanfaat dalam waktu dekat dengan izin Allah.

9. Para dai hendaknya tidak menunjukkan kepada para pengikut sufi tersebut buku-buku yang dengan jelas mencederai para imam tasawuf, atau dengan mengolok-olok manhaj dan karamah yang mereka klaimkan kepada para tokoh mereka; karena hal itu terkadang akan meninggalkan dampak negatif pada jiwa para mad’u (obyek dakwah) yang akan menjadikannya tidak mau mendengarkan kebenaran dan mendiskusikannya; karena telah mendapatan ucapan yang keras yang berkaitan dengan rasa cintanya di dalam hati. Jika seorang dai sudah merasa yakin dari mad’unya bahwa dia siap menerima kebenaran meskipun pahit, maka hendaknya dia tunjukkan buku-buku yang membatalkan akidah tasawuf yang menyimpang dari kebenaran, dan hendaknya dia memperdengarkan kaset-kaset yang menjelaskan kebenaran dengan dalil-dalilnya yang jelas.

10. Hendaknya seorang dai memperbanyak doa dengan jujur dan penuh keikhlasan agar Allah memberikan petunjuk kepada mereka yang sesat dari kalangan kaum muslimin, hendaknya dia bersungguh-sungguh dalam bermusyawarah dengan para pakar untuk mendakwahi pelaku bid’ah, selalu menjaga hubungan baik dengan mereka, sehingga tidak takjub dengan diri sendiri yang justru akan menghancurkan apa yang telah dibangun sebelumnya, atau agar dia dibantu untuk menyemai benih kebaikan.

Semoga Allah –Ta’ala- senantiasa memberikan taufik-Nya kepada kalian untuk mewujudkan perbaikan di tengah-tengah masyarakat dan semoga Allah memudahkan urusan kalian, dan semoga anda dijauhkan dari keburukan, ancaman dan bahaya.

Nasehat kami kepada anda adalah hendaknya banyak menyimak ceramah Syeikh Abdul Aziz bin Baaz –rahimahullah- dengan judul “Ad Da’watu ilallah wa uslubuhal Masyru’)

Baca juga jawaban soal nomor: 118693 disana dijelaskan tentang penjelasan thoriqot-thoriqat sufi dan sikap seorang muslim dari padanya.

Wallahu A’lam.

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam