Kami memohon donasi dengan suka rela untuk mendukung situs ini, agar situs anda -islamqa.info – berkelanjutan dalam melayani Islam dan umat Islam insyaallah
Apa arti melagukan dengan Al-Qr’an?
Alhamdulillah.
Terdapat hadits yang shahih anjuran untuk melagukan Al-Qur’an, maksudnya adalah memperbagus suaranya. Bukan maksudnya itu melagukan seperti nyanyian. Akan tetapi maksudnya adalah memperbagus suaranya dalam tilawah. Di antaranya hadits yang shoheh:
مَا أَذِنَ اللَّهُ لِشَيْءٍ مَا أَذِنَ لِنَبِيٍّ حَسَنِ الصَّوْتِ بِالْقُرْآنِ يَجْهَرُ بِهِ
“Allah tidak menyimak sesuatu sebagaimana Dia menyimak dari seorang Nabi yang memperbagus suaranya dalam membaca Al-Qur’an dan mengeraskannya.”
Dan hadits:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنِ ، يَجْهَرُ بِهِ
“Bukan termasuk dari (golongan) kami orang yang tidak melagukan Al-Qur’an dan mengeraskannya.
Artinya memperbaiki suara akan hal itu seperti tadi.
Arti dari hadits tadi ما أذن الله maksudnya apa yang Allah mennyimak (كإذنه) maksudnya sebagaimana Dia menyimak. Menyimak disini maknanya adalah menyimak dengan pendengaran yang layak dengan kemuliaan Allah yang tidak sama dengan sifat makhluk-Nya. Seperti sifat-sifat lainnya. Apa yang dikatakan dalam masalah Allah subahanahu menyimak seperti apa yang dikatakan terkait dengan sifat-sifat Allah lainnya. Sesuai sifat yang layak hanya untuk Allah subhanhu ta’ala semata. Tidak ada sesuatupun yang sama dengan Allah Subhanahu wa ta’ala. Sebagaimana firman-Nya:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ
سورة الشورى: 11
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat.” (QS. As-Syura: 11)
Melagukan adalah dengan mengeraskan suara disertai dengan suara yang bagus dan penuh khusyu hingga menyentuh hati. Karena tujuannya adalah bagaimana Al-Qur’an dapat menyentuh hati agar menghadirkan kekhusyuan dan ketenangan sehingga dapat mengambil faedah.
Ada kisah Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu anhu ketika Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam melewatinya sementara dia sedang membaca Al-Quran, sehingga Nabi mendengarkan dengan serius kepadanya. Kemudian beliau berkomentar:
لَقَدْ أُوتِيتَ مِزْمَارًا مِنْ مَزَامِيرِ آلِ دَاوُدَ
“Sesungguhnya anda telah diberi seruling di antara seruling keluarga Dawud.”
Ketika Abu Musa datang dan diberitahu oleh Nabi sallallahu’alaihi wa salam akan hal itu. Abu Musa mengatakan, “Jika saya mengetahui anda mendengaran dengan seksama, akan saya buat lebih indah lagi untuk anda.”
Nabi sallallahu’alihi wa sallam tidak mengingkarinya akan hal itu. Sehingga hal itu menunjukkan bahwa memperbagus suara dan memperindah serta perhatian terhadap bacaan adalah perkara yang dianjurkan agar orang yang membaca dan mendengarkannya dapat kusyu dan dapat mengambil faedah.
Majmu Al-Fatawa Syekh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah 11/348-350.