Kamis 6 Jumadil Ula 1446 - 7 November 2024
Indonesian

Bagaimana Malaikat Mengetahui Bahwa Manusia Akan Berbuat Kerusakan Di Muka Bumi

128573

Tanggal Tayang : 10-05-2015

Penampilan-penampilan : 134005

Pertanyaan

Apakah manusia diciptakan lebih dahulu atau malaikat? Jika malaikat lebih dahulu, bagaimana mereke mengetahui bahwa manusia akan berbuat kerusakan di muka bumi sebagaimana dinyatakan dalam surat Al-Baqarah ayat 30?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Pertama: 

Tidak diragukan lagi bahwa malaikat lebih dahulu diciptakan daripada penciptaan Adam alaihissalam. Allah Ta’ala memberitahukan kepada kita dalam berbagai ayat bahwa Dia memberitahu malaikat akan menciptakan manusia dari tanah. Kemudian Dia memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadanya ketika penciptaannya telah sempurna. Ini merupakan dalil yang nyata bahwa malaikat ada lebih dahulu dibanding manusia.

Allah Ta’ala berfirman,

إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَراً مِن طِينٍ ، فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ (سورة ص: 71-72)

“(ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: "Sesungguhnya aku akan menciptakan manusia dari tanah". Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadaNya". SQ. Shood: 71-72.

Kedua:

Allah Ta’ala telah mengabarkan dalam surat Albaqarah tentang percakapannya dengan para malaikat sebelum penciptaan Adam. Hal itu merupakan bukti yang kuat bahwa malaikat telah ada sebelum Nabi Adam alaihissalam.

Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً ، قَالُواْ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاء وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ، قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ (سورة البقرة: 30)

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." SQ. Al-Baqarah: 30

Akan tetapi, bagaimana malaikat mengetahui bahwa manusia yang akan menjadi khalifah di muka bumi ini akan melakukan kerusakan dan menumpahkan darah?

Para ulama berbeda pendapat dalam beberapa pendapat;

Pendapat pertama:

Mereka mengetahui hal tersebut berdasarkan informasi dari Allah Ta’ala kepada mereka, meskipun hal tersebut tidak disebutkan dalam redaksi ayat. Pendapat ini dinyatakan oleh Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Hasan, Mujahid, Qatadah dan Ibnu Qutaibah. Sebagaimana dikatakan dalam kitab Zaadul Masiir, Ibnu Jauzi, 1/60. Ini merupakan pendapat mayoritas ahli tafsir sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Taimiah dalam Majmu Fatawa, 7/382.

Ibnu Qayim rahimahullah berkata, “Dalam masalah ini terdapat dalil bahwa Allah telah memberitahu mereka bahwa Bani Adam akan melakukan kerusakan di muka bumi. Jika tidak, bagaimana mereka mengucapkan sesuatu yang mereka tidak mengetahui, sedangkan Allah Ta’ala telah berfirman dan firmanNya yang haq;

لا يسبقونه بالقول وهم بأمره يعلمون

“Mereka itu tidak mendahului-Nya dengan Perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya.” SQ. Al-Anbiya’: 27

Sementara para malaikat tidaklah mengucapkan atau mengerjakan sesuatu kecuali apa yang telah diperintahkan kepadanya, tidak ada lainnya.

Allah Ta’ala berfirman,

ويفعلون ما يؤمرون

“Mereka melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka.” (Miftah Dar Sa’adah, 1/12)

Pendapat kedua:

Mereka membandingkannya dengan kondisi makhluk sebelum Nabi Adam di muka bumi. Mereka adalah bangsa jin. Mereka telah lebih dahulu dari manusia di muka bumi dan mereka telah melakukan kerusakan serta menumpahkan darah. Maka malaikat mengetahui bahwa manusiapun keadaannya akan seperti para pendahulunya.

Pendapat seperti ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Abu Aliya dan Muqatil. Lihat Zaadul Masiir, 1/61.

Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata, “Ucapan para malaikat,

أتجعل فيها من يفسد فيها ويسفك الدماء

"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah." SQ. Al-Baqorah: 30.

Menguatkan bahwa mereka akan menjadi penerus yang telah mendahului mereka, yaitu bahwa di muka bumi telah ada makhluk sebelum itu yang menumpahkan darah dan melakukan kerusakan di muka bumi. Maka malaikat bertanya kepada Tuhannya Azza wa Jalla,

"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah." SQ. Al-Baqorah: 30.

Sebagaimana dilakukan pada pendahlu mereka.” (Tafsir Al-Qurnail Karim, QS 1:30)

Pendapat ketiga:

Mereka memahaminya bahwa demikianlah tabiat manusia. Pendapat ini tampaknya menjadi pilihan Syaikhul Islam Ibnu Taimiah rahimahullah dalam Kitab Minhajus-Sunah, 6/149

Al-Allamah Thahir bin Asyur berkata, “Mereka mengira demikian terhadap makhluk ini berdasarkan apa yang mereka perkirakan dari sisi ciri-ciri makhluk yang akan ditetapkan sebagai khalifah berdasarkan kemampuan mereka yang berasal dari cahaya terhadap susunan fisik, akal dan kemampuan berbicaranya. Apakah berdasarkan ciri-ciri yang telah Allah tetapkan terhadap makhluk ini atau berdasarkan penglihatan mereka tentang susunan makhluk ini sebelum ditiupkan ruh dan sesudahnya, yang lebih kuat setelah mereka melihatnya ditiupkan ruh, mereka mengetahui berdasarkan susunan penciptaannya bahwa dari makhluk ini dapat keluar sesuatu yang berasal dari bawaan dan upaya sendiri, memiliki potensi taat dan maksiat. Berdasarkan penglihatan malaikat saja terhadap makhluk yang unik ini dan yang akan dijadikan khalifah di muka bumi sudah cukup bagi mereka untuk mengetahuinya apa yang terdapat dibalik sifat-sifat makhluk yang unik tersebut.”

Beliau berkata, “Dengan kesimpulan seperti ini, anda tidak perlu lagi bersusah payah mencari penafsiran sebagaimana yang dilakukan sebagian ahli tafsir yang ingin mengetahui darimana malaikat mengetahui sifat-sifat manusia sebelum terjadi yang sebenarnya…” (disadur dari kitab At-Tahrir wa At-Tanwir, 1/230)

Pendapat keempat:

Mereka memahami dari firman Allah Ta’ala, (خليفة) yaitu bahwa dia yang akan memberi keputusan perkara-perkara kezaliman yang terjadi di tengah manusia serta mengancam mereka dari perbuatan haram dan dosa. Pendapat ini dinyatakan oleh Al-Qurthubi. (Al-Jami Li Ahkamil Quran, 1/302)

Maksudnya adalah, jika ada khalifah yang menetapkan hukum di tengah manusia untuk mengatasi kezaliman, maka sudah pasti bahwa di tengah manusia itu akan terjadi kezaliman.

Anda perhatikan wahai saudara penanya, terdapat beberapa pendapat yang berbeda-beda, tidak ada nash-nash yang jelas menunjukkan hal tersebut, akan tetapi merupakan kesimpulan para ulama. Boleh benar boleh salah. Sesungguhnya yang Allah Ta’ala kehendaki dari kisah ini adalah agar kita mengambil pelajaran darinya serta mengetahui kemuliaan yang Allah Ta’ala berikan saat menciptakan Adam, sehingga Dia memerintahkan malaikat untuk bersujud kepadanya. Adapun rincian kisah lainnya, tidak mengapa jika tidak diketahui karena Alquran tidak menjelaskan rinciannya. Wallahua’lam bishshawab.

Catatan: Pertanyaan para malaikat yang mulia ini kepada Tuhan Yang Maha Agung tentang penciptaan Adam dan keturunannya bukan merupakan penentangan atas hikmah atau penentangan langsung terhadap Allah Ta’ala. Sebab mereka terhindari dari semua itu. Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Ucapan para malaikat ini bukan merupakan bentuk penentangan terhadap Allah, juga bukan merupakan bentuk kedengkian terhadap anak Adam sebagaimana dengan keliru dipahami sebagian ahli tafsir, Allah telah memberikan mereka sifat sebagai makhluk yang ‘tidak mempertanyakan kepadanya sesuatu yang Dia tidak izinkan mereka untuk itu’.

Akan tetapi pertanyaan itu hanya sebatas mencari tahu tentang hikmah dibalik itu. Mereka bertanya, ‘Ya Rabb kami, apakah hikmah diciptakannya mereka, padahal ada di antara mereka yang akan membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah?!! Jika yang dimaksud adalah agar mereka beribadah kepadaMu, kami adalah makhluk yang selalu bertasbih dan memujiMu, tidak ada satupun dari kami yang melakukan perbuatan itu (membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah), apakah ada yang kurang pada kami?”

Maka Allah Ta’ala menjawab pertanyaan mereka, “Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang kalian tidak ketahui.” Maksudnya adalah Aku mengetetahui manfaat yang lebih besar dari penciptaan makhluk ini dibanding kerusakan yang kalian sebutkan, apa yang kalian tidak ketahui. Sesungguhnya akan Aku ciptakan diantara mereka para Nabi, Rasul dan terdapat diantara mereka orang-orang yang zuhud, orang-orang yang benar, para syuhada, orang-orang saleh, ahli ibadah, orang-orang zuhud, para wali mulai, para ulama, orang-orang yang khusyu yang mencintai-Nya dan mengikuti ajaran para RasulNya shalawatullahi wa salaamuhuh alaihim.” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/69)

Wallahua’lam..

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam