Alhamdulillah.
Yang benar sesuai sunah adalah memberikan ucapan keberkahan terhadap seseorang -maksudnya mengucapkan doa keberkahan- ketika dia melihat sesuatu yang menakjubkan dan khawatir orang tersebut tertimpa ain (keburukan karena pandangan mata)
Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا رَأَى أَحَدُكُم مِنْ نَفْسِهِ أَوْ مَالِهِ أَوْ مِنْ أَخِيهِ مَا يُعْجِبُهُ فَلْيَدْعُ لَهُ بِالْبَرَكَةِ فَاِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ
“Kalau salah seorang di antara kalian melihat pada dirinya atau hartanya atau dari saudaranya apa yang mengagumkan hendaklah mendoakan dengan keberkahan karena penyakit Ain (keburukan akibat pandangan mata) itu benar adanya.”
Diriwayatkan oleh Ibnu Sunni dalam kitab ‘Amal Al-Yaum wal Lailah’ hal. 168, dan Hakim, (4/216 dan dinyatakan shahih oleh Al Albani dalam kitab ‘Al-Kalim At-Thayyib, 243, dari Abu Umamah bin Sahl bin Hanif, dia berkata:
مر عامر بن ربيعة بسهل بن حنيف وهو يغتسل فقال: لم أر كاليوم ولا جلد مخبأة ، فما لبث أن لُبِط به فأتي به النبي صلى الله عليه وسلم فقيل له : أدرك سهلاً صريعاً قال : مَن تتهمون به ؟ قالوا : عامر بن ربيعة ، قال : علام يقتل أحدكم أخاه ؟! إذا رأى أحدكم من أخيه ما يعجبه فليدع له بالبركة ، ثم دعا بماء فأمر عامراً أن يتوضأ فيغسل وجهه ويديه إلى المرفقين وركبتيه وداخلة إزاره ، وأمره أن يصب عليه
(رواه ابن ماجه، رقم 3509 وأحمد، رقم 15550 ومالك، رقم 1747)
2. Adapun ungkapan sebagian orang bahwa kalau melihat sesuatu yang menakjubkan dan khawatir terkena ain (penyakit pandangan mata) hendaknya berdoa dengan ‘Masya Allah La Quwwati Illa Billah (Sesuai dengan kehendak Allah dan tidak ada kekuatan melainkan dari Allah) terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam Musnadnya sebagaimana dalam kitab Al-Mathalib Al-Aliyah, 10/348 dan Tafsir Ibnu Katsir, 5/158, dari Anas bin Malik radhiallahu anhu, dia berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallalm bersabda:
ما أنعم الله عز وجل على عبد نعمة ، من أهل أو مال أو ولد ، فيقول : ما شاء الله لا قوة إلا بالله ، فيرى فيه آفة دون الموت . وكان يتأول هذه الآية : ولولا إذ دخلت جنتك قلت ما شاء الله لا قوة إلا بالله
“Tidaklah Allah memberikan suatu nikmat kepada seorang hamba baik berupa keluarga, harta atau anak kemudian dia mengucapkan ‘Masya Allah la quwwata illa billah’ sehingga dia melihat penyakit yang bukan kematian.” Beliau mentakwil ayat ini:
ولولا إذ دخلت جنتك قلت ما شاء الله لا قوة إلا بالله
“Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu "Maasya Alaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).” (QS. Al-Kahfi: 39)
Hanya saja hadits ini lemah, karena sanadnya berkisar pada Ali Abdul malik bin Zurarah dan periwayatan hadits beliau lemah.
Silahkan lihat kita ‘Al-Asma was Sifat’ karangan Baihaqi, diteliti oleh Abdullah Al-Hasyidi di catatan kaki peneliti, 1/417.
Sebagian ulama berpendapat dianjurkan mengucapkan zikir seperti ini kalau dia melihat seseorang yang mengagumkan dan khawatir dari penyakit ain (pandangan) dan penyakit lainnya atau takut pada orangnya itu menjadi sombong dan berbangga diri. Mereka berpendapat demikian karena menyimpulkan ayat tersebut sebagaimana disebutkan di akhir hadits tadi, bahwa beliau menyimpulkannya dari ayat (dalam surat Al-Kahfi: 39).
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan, ”Kalau ada seseorang melihat apa yang mengagumkan dan khawatir terkena hasad (sifat dengki) dari penyakit ain (pandangan mata), maka hendaknya dia mengucapkan ‘Masya Allah tabarokallah’ agar yang dilihatnya tidak terkena ain (penyakit pandangan mata). Begitu juga kalau seseorang melihat apa yang mengagumkan dari hartanya hendaknya dia mengucapkan ‘Masya Allah La quwwata Illa Billah, agar dirinya tidak sombong dan terlena dari harta yang dikagumi ini. Kalau dia mengucapkan ‘Masya Alla La Quwwata Illa Billah’ maka dia telah menyerahkan urusannya kepada yang lebih berhak, yaitu Allah Tabaroka wa ta’ala.” (Fatawa Nurun Aladdarbi)
Beliau juga mengatakan, “Yang lebih baik adalah, jika seseorang khawatir orang lain terkena ain karena kekagumanya hendaknya mengatakan ‘Tabarokallahu alaik (Semoga keberkahan terlimpahkan kepadamu). Karena Nabi sallallahu alaihi wa sallam mengatakan kepada seorang lelaki yang temannya terkena ain, “Kenapa anda tidak mengucapkan keberkahan kepadanya.” Atau mengucapkan ‘Masya Allah la quwata illa billaah’ (Atas kehendak Allah dan tidak ada kekuatan kecuali dari Allah semata) hal ini diucapkan bagi orang yang mengagumi miliknya sendiri, sebagaimana dikatakan pemilik kebun kepada temannya. Seraya Allah berfirman:
وَلَوْلا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ سورة الكهف :39
“Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu "maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).” (QS. Al-Kahfi: 39)
Dalam atsar dikatakan, ”Siapa yang melihat kekaguman pada hartanya hendaknya dia mengatakan, ”Masya Allah la quwwata Illa billah (Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah) maka hartanya tidak akan terkena kerusakan (atau perkataan yang semisal itu)” (Liqo Al-Bab Al-Maftuh, 19/235).
Dalam Fatawa Al-Lajnah, 1/547, dikatakan, “Adapun kata ‘Ain عين diambil dari kata aana ya’iinu عان يعين yaitu terkena pandangan mata. Ain itu benar adanya, sebagaimana terdapat dalam hadits yang shahih, sesungguhnya Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
العَيْنُ حَقٌّ وَلَوْ كَانَ شَيْءٌ سَابِقُ القَدَرِ لَسَبَقَتْهُ الْعَيْن، وَإِذَا اسْتَغْسَلْتُمْ فَاغْسِلُوا
“Ain itu benar adanya, kalau sekiranya ada sesuatu yang mendahului takdir, maka ain yang akan mendahuluinya. Jika kalian diminta mandi, maka mandilah.”
Hukum ain (karena dengki) adalah haram seperti sihir. Adapun cara pengobatan kepada orang yang memiliki ain, kalau dia melihat sesuatu yang mengagumkan hendaknya dia mengingat Allah dan mendoakan keberkahan baginya sebagaimana dinyatakan dalam hadits,
هّلاَّ إِذَا رَأَيْتَ مَا يُعْجِبُكَ بَرَّكْتَ ، فَيَقُول: مَا شَاءَ الله لاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِالله، وَيَدْعُو لِلشَّخْصِ بِالْبَرَكَةِ
“Semestinya jika engkau melihat sesuatu yang mengagumkan engkau doakan keberkahan seraya berkata, “Masya Allah la quwwata illaa billah, dan mendoakan keberkahan terhadap seseorang.” (Silakan lihat juga dalam Fatawa Al-Lajnah, 1/109)
Wallahu a’lam