Alhamdulillah.
Orang yang mengatakan hal ini tidak faham tentang keimanan, juga tidak faham aqidah. Seharusnya dia belajar aqidah kepada ulama dan mengambilnya dari sumber yang shahih (valid) maka dia akan mengetahui jawaban dari pertanyaan ini.
Ungkapan ‘Iman adalah ucapan, perbuatan dan keyakinan’ kemudian mengatakan ‘Bahwa amal adalah syarat untuk kesempurnaan dan sahnya iman’ hal ini bertolak belakang !! Bagaimana dia mengatakan amal itu bagian dari iman kemudian dia mengatakan amal itu sebagai syarat. Telah diketahui bahwa syarat itu adalah sesuatu yang berada diluar dari yang disyaratkan. Maka di sini terjadi kontradiksi.
Dia ingin menggabungkan antara pendapat ulama salaf dan pendapat ulama generasi terakhir sementara dia tidak memahami kontradiksi ini, karena dia tidak mengetahui pendapat ulama salaf, dan dia tidak mengetahui hakikat pendapat ulama generasi akhir. Dia ingin menggabungkan di antara keduanya. Maka iman itu adalah ucapan, perbuatan dan keyakinan, dan amal itu bagian dari keimanan. Itulah keimanan. Bukan syarat sahnya iman atau syarat kesempurnaannya atau pendapat lain yang sekarang banyak bertebaran. Maka iman adalah ucapan dengan lisan, keyakinan dalam hati dan amal dengan anggota badan, dia bisa bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan. Selesai.
(Al-Ijabat Al-Muhimmah Fil Masyakil Al-Mulimmah, hal. 74)
Fadhilatus Syekh Sholeh bin Fauzan Al-Fauzan hafidhohullah