Senin 22 Jumadits Tsani 1446 - 23 Desember 2024
Indonesian

Tidak Boleh Ada Yang Berihram Dari Mekah Kecuali Penduduknya Dan Siapa Yang Baru Muncul Niatnya Disana

173674

Tanggal Tayang : 05-09-2015

Penampilan-penampilan : 3128

Pertanyaan

Jika saya datang dari Jerman ke Jedah untuk menunaikan umrah, mengapa kami harus memakai ihram dari Jerman, mengapa kami tidak ihram saja cukup dari Mekah?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Kami mohon kepada Allah semoga anda mendapat taufiq untuk melaksanakan ibadah haji, sebagaimana kami mohon kepada-Nya semoga dia menerima amal saleh anda.

Pertama:

Anda tidak diharuskan memakai ihram sejak di Jerman. Anda dapat memilih untuk memakainya sejak di negeri anda atau dari miqat. Ini terkait dengan memakai pakaian ihram.

Adapun niat ihram, maka harus di miqat yang  dilewati atau sedikit sebelumnya. Hal ini dapat diketahui dengan bertanya kepada awak pesawat. Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah menjadikan miqat sebagai tempat mengawali ihram jika mereka berencana untuk menunaikan haji dan umrah. Maka siapa yang datang melalui jalan Madinah, dia ihram dari Dzul Hulaifah, yaitu Abyar Ali sekarang. Siapa yang datang dari arah Syam, Mesir, Maroko, maka dia ihram dari Juhfah, Rabig sekarang. Dan siapa yang datang dari arah Yaman, maka dia ihram dari Yalamlam, Sa'diyah sekarang. Siapa yang datang dari arah Najed atau Thaif, maka dia ihram dari Qarnal Manazil, yaitu Sail Kabil sekarang. Sedangkan bagi yang tinggal di dalam wilayah miqat, maka dia ihram dari tempatnya. Penduduk Jedah, ihram dari Jedah, dan penduduk Mekah ihram dari Mekah.

Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma, dia berkata,

إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَّتَ لِأَهْلِ المَدِينَةِ ذَا الحُلَيْفَةِ ، وَلِأَهْلِ الشَّأْمِ الجُحْفَةَ ، وَلِأَهْلِ نَجْدٍ قَرْنَ المَنَازِلِ ، وَلِأَهْلِ اليَمَنِ يَلَمْلَمَ ، هُنَّ لَهُنَّ ، وَلِمَنْ أَتَى عَلَيْهِنَّ مِنْ غَيْرِهِنَّ مِمَّنْ أَرَادَ الحَجَّ وَالعُمْرَةَ ، وَمَنْ كَانَ دُونَ ذَلِكَ ، فَمِنْ حَيْثُ أَنْشَأَ حَتَّى أَهْلُ مَكَّةَ مِنْ مَكَّةَ (أخرجه البخاري، رقم 1524 ، ومسلم، رقم 1181).

"Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah menetapkan Dzul Hulaifah sebagai miqat bagi penduduk Madinah, Juhfah bagi penduduk Syam, Qarnal Manazil bagi penduduk Najed, Yalamlam sebagai penduduk Yaman. Tempat-tempat itu (adalah miqat) bagi mereka (penduduk negeri-negeri tersebut) dan siapa saja yang datang lewat jalur tersebut, jika dia niat haji atau umrah. Adapun orang yang berada di dalamnya (di dalam wilayah miqat), maka (dia ihram) dari tempat dia berada. Termasuk penduduk Mekah, (ihram) dari Mekah." (HR. Bukhari, no. 1524, Muslim, no. 1181)

Al-Khathabi berkata dalam Ma'alim Sunan (2/147), "Saya katakan, maksud menetapkan miqat-miqat ini adalah tidak boleh melewatinya kecuali dalam keadaan ihram. Mereka (para ulama) sepakat bahwa seandainya seseorang ihram sebelumnya hingga sejajar dengan miqat, maka hal itu dianggap sah."

Kedua:

Tidak dibolehkan bagi selain penduduk Mekah untuk ihram dari sana, kecuali bagi yang baru muncul niatnya di sana. Karena syariat telah menetapkan miqat bagi setiap penduduk sebuah negeri, sebagaimana telah kami sebutkan sebelumnya. Di dalamnya terdapat hikmah yang sempurna, meskipun kita belum mengetahuinya.

Wallahua'lam.

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam