Senin 24 Jumadil Ula 1446 - 25 November 2024
Indonesian

Taurat, Injil dan Zabur adalah Benar-Benar Kalam Allah

Pertanyaan

Mohon anda memberikan tambahan pengetahuan kepadaku terkait sekitar kitab-kitab Allah subhanahu wa taala. Apakah kitab-kitab ini (Taurat, Injil dan Zabur) ketika diturunkan adalah kalamullah yang asli? Yang saya maksud bukan kitab-kitab yang dibaca oleh orang Kristen sekarang yang telah terjadi penyelewengan di dalamnya.

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Pertama:

Seorang hamba tidak beriman sampai dia beriman kepada Allah, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan para Rasul-Nya. Allah taala berfirman:

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ

سورة البقرة: 285

“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", (QS. Al-Baqarah: 285)

Diriwayatkan oleh Bukhari, (50) dan Muslim, (9) dari Abu Hurairah berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَارِزًا يَوْمًا لِلنَّاسِ ، فَأَتَاهُ جِبْرِيلُ فَقَالَ : مَا الإِيمَانُ؟ قَالَ : الإِيمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ ، وَكُتُبِهِ ، وَبِلِقَائِهِ ، وَرُسُلِهِ ، وَتُؤْمِنَ بِالْبَعْثِ

“Dahulu Nabi sallallahu alaihi wa sallam suatu hari nampak dihadapan orang-orang, maka Jibril mendatanginya seranya bertanya,,’Apa itu iman?’ Maka beliau menjawab, ‘Iman adalah engkau beriman kepada Allah, para Malaikat, kitab-kitab-Nya, dan pertemuan dengan-Nya, para Rasul-Nya dan engkau beriman dengan hari kebangkitan.

Al-Qur’an, Taurat, Injil dan Zabur semuanya adalah kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para Rasul-Nya salawatullah wa sallam ‘alaihim. Diwajibkan kita beriman dengannya. Dan siapa yang mengkufuri sesuatu darinya, maka dia telah kafir kepada Allah.

Kedua:

Tidak ada sedikit pun dari kalam Allah itu makhuk. Allah taala berbicara dalam kitab Taurat, Injil, Al-Qur’an dan Zabur secara hakekat (benar). Sebagaimana tidak ada satu huruf pun dalam Al-Qur’an itu makhluk, bahwa semuanya itu kalamullah secaya benar. Begitu juga Taurat, Injil dan Zabur. Kita tidak membedakan di antara para Rasul Allah dan kita tidak membedakan di antara kitab-kitab yang diturunkannya, maka semua adalah kalam Allah.

Allah taala berfirman:

أَفَتَطْمَعُونَ أَنْ يُؤْمِنُوا لَكُمْ وَقَدْ كَانَ فَرِيقٌ مِنْهُمْ يَسْمَعُونَ كَلَامَ اللَّهِ ثُمَّ يُحَرِّفُونَهُ مِنْ بَعْدِ مَا عَقَلُوهُ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

سورة البقرة: 75

“Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?” (QS. Al-Baqarah: 75)

Diriwayatkan oleh Muslim, no 2652 dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

احْتَجَّ آدَمُ وَمُوسَى ، فَقَالَ مُوسَى : يَا آدَمُ أَنْتَ أَبُونَا خَيَّبْتَنَا وَأَخْرَجْتَنَا مِنَ الْجَنَّةِ ، فَقَالَ لَهُ آدَمُ : أَنْتَ مُوسَى ، اصْطَفَاكَ اللهُ بِكَلَامِهِ ، وَخَطَّ لَكَ بِيَدِهِ - وفي رواية : كَتَبَ لَكَ التَّوْرَاةَ بِيَدِهِ - أَتَلُومُنِي عَلَى أَمْرٍ قَدَّرَهُ اللهُ عَلَيَّ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَنِي بِأَرْبَعِينَ سَنَةً ؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  فَحَجَّ آدَمُ مُوسَى، فَحَجَّ آدَمُ مُوسَى

“(Nabi) Adam mendebat (nabi) Musa. (Nabi) Musa berkata, ‘Wahai Adam, Anda adalah bapak kami, engkau kecewakan kami dan engkau keluarkan kami dari surga.’ Maka (Nabi) Adam berkata kepadanya, ‘Anda Musa, Allah telah memilih engkau sebagai orang yang diajak berbicacra dengan-Nya, dan anda dilepaskan dengan Tangan-Nya- dalam riwayat – menulis Taurat dengan Tangan-Nya untuk anda. kenapa kamu mencelaku dengan suatu perkara yang telah Allah takdirkan kepadaku sebelum aku diciptakan selama empat puluh tahun?” Maka Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, ‘(Nabi) Adam dapat mendebat (Nabi) Musa, (Nabi) Adam dapat mendebat (Nabi) Musa.”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Mazhabnya pada ulama salaf dan para imam dari kalangan shahabat dan tabiin yang mengikuti mereka dengan baik dan seluruh imam dari kalangan umat Islam seperti para Imam empat dan lainnya dan apa yang ditunjukkan oleh Kitab dan Sunah serta sesuai dengan dalil-dalil Akal dengan jelas bahwa Al-Qur’an adalah Kalamullah yang diturunkan dan bukan makhluk. Dari-Nya dimulai dan kepada-Nya akan kembali. Maka Dia berbicara dengan Al-Qur’an, Taurat, dan Injil dan kalam-Nya yang lainnya. Kalamullah bukan makhluk yang terpisah darinya dan Allah ta’ala berbicara dengan kehendak dan kekuasaan-Nya. Maka kalam-Nya itu berdiri sendiri bukan sebagai makhluk yang terpisah dari-Nya. Dan kalimat-kalimat Allah tidak ada ujungnya. Sebagaimana firman Allah taala:

قُلْ لَوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا

“Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)." (QS. Al-Kahfi: 109)

Maka Allah Taala berbicara dengan Al-Qur’an berbahasa Arab dan dengan Taurat dengan bahasa Ibrani. Sampai beliau mengatakan… “Siapa yang menjadikan kalam-Nya itu makhluk, maka mengharuskan dia mengatakan ‘Makhluk itu adalah yang berbicara kepada Musa:

إنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إلَهَ إلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QS. Thaha: 14)

Hal ini tidak mungkin dan tidak dibolehkan dikatakan sebagai kalam kecuali  disandarkan kepada Tuhan seluruh alam.

Kalau Allah telah berbicara dengan Qur’an dan Taurat dan kitab-kitab lainnya, dengan arti dan lafaznya yang teratur dari huruf-hurufnya, maka tidak ada sesuatu dari hal itu adalah makhluk. Bahkan semuanya itu adalah kalam Tuhan seluruh alam. (Majmu Fatawa, 12/37-41, silahkan lihat juga Majmu Fatawa, 12/355-356).

Syekh Ruhaibani rahimahullah mengatakan, “Bersumpah dengan kalam Allah ta’ala atau dengan Al-Qur’an atau dengan surat dan ayat darinya dianggap sebagai sumpah. Karena dia termasuk sifar-sifat Allah ta’ala. Maka siapa yang bersumpah dengannya atau dengan sesuatu darinya, maka dia termasuk bersumpah dengan sifat Allah ta’ala. (Begitu juga) bersumpah (seperti Taurat di antara kitab-kitab Allah ta’ala, seperti Injil, Zabur, maka dia termasuk sumpah yang di dalamnya ada tebusan atau kafarat (jika dilanggar). Karena ketika disebutkan secara mutlak  maka yang dipahami adalah apa yang diturunkan di sisi Allah ta’ala, bukan yang telah dirubah dan diganti. Kehormatan Al-Quran tidak gugur dengan dihapuskan ayat di dalamnya. Seperti dihapus hukumnya dalam Al-Qur’an. Karena, hal itu tidak membuatnya keluar dari Kalam Allah ta’ala. Kalau hal itu termasuk Kalam-Nya, maka dia termasuk di antara sifat-sifat-Nya seperti Al-Qur’an.” (Mathalib Ulin Nuha, 6/361).

Syekh Ibnu Jibrin rahimahullah mengatakan, “Telah diketahui bahwa Allah menurunkan kitab-kitab kepada para Nabi, Dia menurunkan Taurat kepada Nabi Musa, Injil kepada Isa, Zabur kepada Daud, Suhuf kepada Ibrahim sebagaimana dalam Firman-Nya :

صحف إبراهيم وموسى (سورة الأعلى: 19)

“(yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa.” (QS. Al-A’la: 19)

Tidak diragukan bahwa hal itu semuanya merupakan Kalamullah. Allah berbicara dengannya dan di dalamnya mengandung syariat, Perintah dan larangan-Nya.”

(Fatawa Syekh Ibnu Jibrin, 63/117 dengan penomoran Syamilah digital. Sebagai tambahan, silahkan merujuk no.  145665 .

Wallahu a’lam

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam