Ahad 21 Jumadits Tsani 1446 - 22 Desember 2024
Indonesian

Apakah Diperbolehkan Tidak Menyelenggarakan Perayaan Hari Raya Karena Kesedihan Yang Melanda Umat Islam Di Falestina Dan Lainnya

222330

Tanggal Tayang : 02-07-2016

Penampilan-penampilan : 4560

Pertanyaan

Kita mengetahui bahwa pembunuhan sekarang berlangsung di bumi Palestina. Sementara umat Islam lainnya di dunia dalam kondisi sedih dan tidak mampu memberikan bantuan. Pertanyaanku apakah umat Islam (diperbolehkan) tidak mengadakan perayaan hari raya disebabkan apa yang terjadi kesusahan di Palestina secara khusus, dimana orang Islam merasa sedih dan susah disebabkan hal itu?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Tidak disyareatkan hari raya umat Islam sekedar senang-senang, permainan dan saling berkunjung. Akan tetapi ia termasuk syiar agama dan ibadah. Yang sesuai sunah adalah umat Islam memperlihatkan dan mengiklankannya.

Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Id (hari raya) termasuk kekhususan yang membedakan dalam syareat ini. Dan yang paling nampak dari syiar-syiar.” Selesai dari ‘Iqtidho Syirotol Mustaqim, 1/528.

Oleh karena itu, anda jumpai dalam setiap agama dan setiap mazhab. Mempunyai perayaan yang diperhatikan para pengikutnya serta menampakkannya. Karena ia termasuk bagian penting dalam agamanya. Ibnu Hajaz rahimahullah mengatakan, “Menampakkan kesenangan dalam hari raya termasuk syiar agama.” Selesai dari ‘Fathul Bari, (2/443).

Maka, menampakkan kesenangan dalam hari raya termasuk ibadah yang mana seorang muslim mendekatkan diri kepada Allah.

Diriwayatkan oleh Ahmad, (24334) daru Aisyah radhiallahu anha berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda waktu itu –maksudnya hari dimana orang Habasyah bermain di dalam masjid- :

( لَتَعْلَمُ يَهُودُ أَنَّ فِي دِينِنَا فُسْحَةً ؛ إِنِّي أُرْسِلْتُ بِحَنِيفِيَّةٍ سَمْحَةٍ )" وصححه الألباني في "صحيح الجامع" (3219) .

“Agar Orang Yahudi mengetahui bahwa dalam aagama kita ada kelapangan, sesungguhnya saya diutus dengan Hanifiyah yang penuh toleran.” Dinyatakan shoheh Albani dala ‘Shoheh Al-Jami’, 3219.

Kemudian tidak ada kontradiksi antara memperlihatkan kesenangan waktu hari raya dengan rasa sedih yang menimpa umat Islam serta Kesedihan pada kondisi mereka. Sesungguhnya orang Islam menampakkan kesenagan waktu hari raya untuk menampakkan agamnya dan meninggikan urusannya. Meskipun begitu dia bersedih karena kesedihan umat Islam.

Selayaknya seorang muslim menggabungkan dua perkara. Menampakkan syiar agama dan ibadahnya. Seperti shalat id, dan memperlihatkan sedikit kegembiraan dan kebahagiaannya. Pada waktu yang sama bersedih dengan apa yang menimpa saudara-saudaranya dan merasa sakit seperti mereka merasakan sakit juga.

Tidak diragukan lagi bahwa seorang muslim, setiap kali merasakan lebih terhadap kepedihan saudara-saudaranya dari kalangan umat Islam. Dengan sedikit melakukan mubah dari permainan. Meskipun pada dirinya akan meluangkan untuk keperluan dan tuntutan yang bermanfaat dengan memperlihatkan kesenangan waktu hari raya dan syukur atas nikmaat Allah padanya.

Wallahu a’lam

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam