Ahad 21 Jumadits Tsani 1446 - 22 Desember 2024
Indonesian

Apakah (Mendapatkan) Cobaan Itu Karena Ucapan

Pertanyaan

Apakah mendapatkan cobaan karena ucapan. Seperti anda mengucapkan saya tidak ingin menikah. Akan tetapi dia tidak menginginkan (ucapan) tersebut. Cuma sekedar basa basi ucapan saja. Apa yang perlu dilakukan bagi orang yang telah terkena dirinya karena ucapan semacam ini?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Pertama:

Ungkapan ‘Cobaan karena perkataan’ bukan ayat Qur’an, juga bukan hadits Nabawi. Akan tetapi ia atsar yang ada dari sebagian para shahabat dan tabiin. Sebagaimana permisalan yang ada di arab sejak dahulu.

Telah diriwayatkan hadits marfu’ dari nabi sallallahu a’alaihi wa sallam. Akan tetapi tidak shoheh. Ibnu Jauzi rahimahullah mengatakan, “Hadits ini tidak shoheh dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam. Selesai dari kitab ‘Maudhu’at, (3/83).

Diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dalam Mushonnaf , (13/130) dari jalan Ibrohim An-Nakho’I dari Abdullah bin Mas’ud berkata, “Cobaan itu dikarenakan ucapan. Dishohehkan sanadnya oleh Albany di ‘Silsilah Dhoifah, (7/395).

Diriwayatkan oleh Qodhi Abu Yusuf dalam Atsar, hal. 196 sanadnya dari Aisyah radhiallahu anha berkata:

 إِنَّ الْبَلَاءَ مُوَكَّلٌ بِالْكَلَامِ  

“Sesungguhnya cobaan itu dikarenakan perkataan.

Sakhowi mengatakan, “Dikuatkan isinya dengan sabda Nabi sallallahu alaihi wa sasllam kepada orang Badui ketika beliau menjenguknya. Sementara Qodhi Ibnu Bahlum mendendangkan syair

لا تنطقن بما كرهت فربما ** نطق اللسان بحادث؛ فيكون

“Jangan mengucapkan sesuatu yang anda tidak suka  #

Ucapan lisan bisa menjadi kenyataan

Selesai dari ‘Maqosidul Hasanah, hal. 242.

Sakhowi mengisyaratkan apa yang diriwayatkan oleh Bukhori, 5338 dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَى رَجُلٍ يَعُودُهُ، فَقَالَ: (لاَ بَأْسَ طَهُورٌ إِنْ شَاءَ اللَّه)،» فَقَالَ: كَلَّا، بَلْ حُمَّى تَفُورُ، عَلَى شَيْخٍ كَبِيرٍ، كَيْمَا تُزِيرَهُ القُبُورَ، قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (فَنَعَمْ إِذًا.

“Sesungguhnya Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam mengunjungi seseorang seraya mendoakan, “Tidak mengapa sembuh insyaallah. Maka orang itu menyela, “Tidak (sembuh) tapi badan panas yang menyerang, kepada orang yang telah tua agar segera mengunjungi kuburan. Maka Nabi sallallahu alai wa sallam bersabda, “Kalau begitu iya (seperti yang kamu katakan).

Abu Ubaid Qosim bin Salam mengatakan, “Dalam sebagian atsar dikatakan ‘Cobaan dikarenakan ucapan. Ungkapan ini dan semisalnya telah terjadi. Selesai dari ‘Al-Amtsal hal. 74.

Kedua:

Maksud dari ungkapan ‘Mendapatkan cobaan karena perkataan’ adalah seseorang berkata dengan suatu perkataan sampai dia mendapatkan cobaan sesuai dengan apa yang dikatakannya. Hal ini benar terjadi, banyak hal yang dikuatkan dengan dalil-dalil agama. Serta kejadian-kejadian yang lalu maupun sekarang (telah terjadi). Ibnu Qoyyim menyebutkan sedikit kejadian hal itu dalam kitabnya ‘Tuhfatul maudud Bi Ahkamil Maulud, Hal. 122.

Abul Khori Al-Hasyimi mengatakan, “Terkena cobaan karena perkataan. Maksudnya terkadang seseorang mengatakan yang manjadi sebab terkena cobaan. Selesai dari ‘Al-Amtsal’ hal. 91.

Zamakhsyari mengatakan, “Mengungkapkan suatu perkataaan. Sehingga seseorang mengatakan menjadi sebab terkena cobaan.” Selesai dari ‘Al-Mustaqsho Fi Amtsalil Arab, (1/305).

Ketiga:

Dari ungkapan tadi, hal itu bukan menjadi kaidah umum yang terjadi sehingga sampai dikatakan bahwa semua apa yang dikatakan seseorang, dia akan mendapatkan cobaan. Bukan seperti itu maksud dari ungkapan semacam ini. Realita yang menjadi penguat akan tidak benarnya pemahaman seperti ini.

Yang menjadi perhatian ungkapan seperti ini adalah agar seseorang berhati-hati dari perkataan buruk atau mencela dirinya dengan keburukan. Atau pesimis pada urusannya. Agar menjaga ucapan dan perkataannya sehingga tidak terkena cobaan. Hendakanya memilih perkataannya dan kata-kata baik yang memiliki arti indah mengandung optimis, harapan dan kegembiraan.

Ibnu Abid Dunya meriwayatkan dari Ibrohim An-Nakho’I beliau mengatakan, “Saya mendapatkan diriku akan mengatakan sesuatu, tidak ada yang menghalangi untuk mengatakan kecuali karena kekhawatitan terkena bencana.” Selesai dari ‘As-Somtu wa Adabul Lisan. Hal. 169.

Siapa yang terkena cobaan semacam itu, hendaknya dia memohon ampunan kepada Allah dari kesakitan dan cobaan yang menimpanya. Hendaknya berbaik sangka kepada Tuhan seluruh alam. Karena (Allah) sesuai dengan persangkaan hamba-Nya. Bertawakal kepada-Nya karena siapa yang bertawakal kepada Allah, maka Allah akan cukupkan baginya. Apa yang Allah kehendaki pasti terjadi dan apa yang Allah tidak kehendaki tidak akan terjadi.

Silahkan melihat pembahasan yang bermanfaat seputar perkataan ini dan sisi lainnya. Oleh doktor Haifah Ar-Rosyid semoga Allah memberi taufik kepadanya.

https://jias.psau.edu.sa/ar/research/1482036911

Wallahu ‘alam

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam