Alhamdulillah.
Allah –subhanahu wa ta’ala- telah menyebutkan ciri-ciri yang dapat diketahui bahwa ia termasuk wali Allah: iman dan taqwa. Allah –subhanahu wa ta’ala berfirman:
( أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ . الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ) يونس / 62،63
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa”. (QS. Yunus: 62-63)
Dan tidak mungkin kita memastikan bahwa seseorang adalah wali Allah; karena hakikat iman dan taqwa adalah ranah hati yang tersembunyi, dan tidak mungkin orang lain mengetahuinya. Namun demikian yang bisa dilakukan adalah perkiraan saja bahwa seseorang ini adalah wali, namun tidak bisa memastikannya.
Syeikh Ibnu Utsaimin –rahimahullah- berkata :
“Diwajibkan bagi setiap umat Islam untuk menimbang perbuatan seseorang yang mengklaim dirinya sebagai wali dengan al Qur’an dan Sunnah. Jika sesuai dengan keduanya maka diharapkan ia adalah wali Allah, namun jika perbuatannya menyimpang dari al Qur’an dan Sunnah maka ia bukan wali. Allah –Ta’ala- telah menyebutkan dalam al Qur’an timbangan yang adil (penilaian yang obyektif) untuk mengetahui wali-wali Allah sebagaimana dalam firman-Nya:
( أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ . الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ) يونس / 62،63
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa”. (QS. Yunus: 62-63)
Barang siapa yang beriman dan bertaqwa maka ia adalah wali Allah, begitu juga sebaliknya jika tidak beriman dan bertaqwa maka ia bukan wali Allah. Dan jika dalam hatinya ada sebagian iman dan taqwa, maka ia masih berpeluang untuk mendapatkan perwalian Allah.
Namun demikian kita tidak boleh memastikan perorangan tertentu sebagai wali Allah, kita mengatakannya secara umum saja, bahwa bagi setiap orang yang beriman dan bertaqwa maka ia adalah wali Allah.
(Fatawa Muhimmah, hal: 83-84)
Wallahu A’lam.