Alhamdulillah.
Jika manusia sudah masuk surga, maka ia tidak keluar darinya, dan ia tidak menginginkannya meskipun hanya beberapa waktu –dia kekal di dalamnya sebagaimana yang kita ketahui- sebagaimana firman Allah Ta’ala:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا خَالِدِينَ فِيهَا لَا يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلًا
سورة الكهف: 107، 108
“Sungguh, orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, untuk mereka disediakan surga Firdaus sebagai tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin pindah dari sana”. (QS. Al Kahfi: 107-108)
Ibnu Katsir –rahimahullah- berkata di dalam tafsirnya (5/203):
“Allah Ta’ala mengabarkan tentang hamba-hamba-Nya yang berbahagia, dan mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, dan mereka telah membenarkan mereka dengan apa yang mereka bawa, bahwa bagi mereka adalah surga firdaus.
Dan firman Allah: خَالِدِينَ فِيهَا maksudnya adalah mereka tinggal dan bermukim di dalamnya, dan mereka tidak mau bergeser darinya selamanya.
لَا يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلا maksudnya mereka tidak memilih yang lainnya dan mereka tidak mencintai selainnya, sebagaimana ucapan seorang penyair:
فَحَّلْت سُوَيدا القَلْب لَا أنَا بَاغيًا ... سِوَاهَا وَلَا عَنْ حُبّها أتَحوّلُ ...
Dia telah menempat seluruh relung hati, sehingga aku tak lagi mencari selainnya dan cintaku tak akan berubah
Dan dalam firman-Nya: لَا يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلا adalah informasi tentang suka cita dan kegembiraan mereka di dalamnya, meskipun bisa jadi akan ada yang mengira bahwa siapa yang bermukim di satu tempat saja bisa jadi akan bosan dan suntuk, maka Dia (Allah) mengabarkan bahwa mereka dengan kekekalan dan keabadian ini tidak memilih untuk berpindah dan berpindah dari tempat mereka ini, juga tidak ingin berjalan-jalan dan juga tidak ingin mencari penggantinya.”
Namun penduduk surga Allah akan memberikan kepada mereka apa yang mereka inginkan, sebagaimana firman Allah:
الَّذِينَ آمَنُوا بِآيَاتِنَا وَكَانُوا مُسْلِمِينَ . ادْخُلُوا الْجَنَّةَ أَنْتُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ تُحْبَرُونَ . يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِصِحَافٍ مِنْ ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنْفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
سورة الزخرف: 69- 71
“(Yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan mereka berserah diri. Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan pasanganmu akan digembirakan.” Kepada mereka diedarkan piring-piring dan gelas-gelas dari emas, dan di dalam surga itu terdapat apa yang diingini oleh hati dan segala yang sedap (dipandang) mata. Dan kamu kekal di dalamnya”. (QS. Az Zukhruf: 69-71)
Oleh karena itu bagi yang menginginkan anak, maka ia akan diberi rizeki anak –menurut sebuah pendapat- dan barang siapa yang ingin menanam maka dia akan menanam.
At-Tirmizi telah meriwayatkan dalam kitab Sunannya, no. 2563 dari Abu Sa’id Al Khudri –radhiallahu anhu- berkata: “Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
الْمُؤْمِنُ إِذَا اشْتَهَى الْوَلَدَ فِي الْجَنَّةِ كَانَ حَمْلُهُ وَوَضْعُهُ وَسِنُّهُ فِي سَاعَةٍ ، كَمَا يَشْتَهِي (صححه الألباني في صحيح الجامع، رقم 6649(
“Seorang mukmin jika ia menginkan anak di dalam surga, maka dia mengalami kehamilan, kelahiran dan kedewasaannya dalam sekejab, sebagaimana yang dia inginkan”. (Dinyatakan shahih oleh Al-Albani di dalam Shahih Al Jami, no. 6649)
كَانَ حَمْلُهُ yaitu; mengandung anak, وَوَضْعُهُ وَسِنُّهُ sempurnanya usianya, yaitu 30 tahun, كَمَا يَشْتَهِي sebagaimana yang ia inginkan dari laki-laki atau perempuan dan lain sebagainya.
Al-Bukhari, no. 2348 telah meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَوْمًا يُحَدِّثُ، وَعِنْدَهُ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ البَادِيَةِ: أَنَّ رَجُلًا مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ اسْتَأْذَنَ رَبَّهُ فِي الزَّرْعِ، فَقَالَ لَهُ: أَلَسْتَ فِيمَا شِئْتَ؟ قَالَ: بَلَى، وَلَكِنِّي أُحِبُّ أَنْ أَزْرَعَ، قَالَ: فَبَذَرَ، فَبَادَرَ الطَّرْفَ نَبَاتُهُ وَاسْتِوَاؤُهُ وَاسْتِحْصَادُهُ، فَكَانَ أَمْثَالَ الجِبَالِ، فَيَقُولُ اللَّهُ: دُونَكَ يَا ابْنَ آدَمَ، فَإِنَّهُ لاَ يُشْبِعُكَ شَيْءٌ !!فَقَالَ الأَعْرَابِيُّ: وَاللَّهِ لاَ تَجِدُهُ إِلَّا قُرَشِيًّا، أَوْ أَنْصَارِيًّا، فَإِنَّهُمْ أَصْحَابُ زَرْعٍ، وَأَمَّا نَحْنُ فَلَسْنَا بِأَصْحَابِ زَرْعٍ
“Bahwa Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- suatu hari bersabda, sedangkan saat itu ada seorang badui, ‘Bahwa seseorang dari penghuni surga telah meminta izin kepada Tuhannya untuk menanam, lalu Dia berfirman kepadanya: “Tidakkah kamu (cukup) dengan semua yang kamu inginkan ?, ia berkata: ‘Ya, tapi saya ingin menanam.’ Lalu dia mulai menyemai dan dalam sekejap ujung tanamannya muncul, membesar dan siap dipanen, seperti gunung, lalu Allah berfirman: “Sudahlah wahai anak Adam, karena tidak ada sesuatu yang mengenyangkanmu”.
Orang Arab badui berkata: “Pastilah mereka orang Quraisy atau orang Anshar, karena mereka para petani, sementara kita bukanlah para petani”.
Lalu Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- tertawa !!
Dan atas dasar itulah maka bisa jadi dikatakan: Sungguh bagi siapa saja yang ingin melihat pintu-pintu langit atau melihat para malaikat, maka ia akan mendapatkannya.
Adapun planet-planet dan galaksi, maka bagaimanakah nilainya bagi surga hingga seseorang berfikir untuk melihatnya ?!
Adapun para Nabi maka semoga orang beriman akan melihat para Nabi Allah Ta’ala, dan bersama mereka, sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Thabrani di dalam Al Awsath 9477)
Dari Aisyah, dia berkata:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَاللَّهِ إِنَّكَ لَأَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي، وَإِنَّكَ لَأَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَهْلِي، وَأَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ وَلَدِي، وَإِنِّي لَأَكُونُ فِي الْبَيْتِ، فَأَذْكُرُكَ فَمَا أَصْبِرُ حَتَّى آتِيَكَ، فَأَنْظُرُ إِلَيْكَ، وَإِذَا ذَكَرْتُ مَوْتِي ومَوْتَكَ عَرَفْتُ أَنَّكَ إِذَا دَخَلْتَ الْجَنَّةَ رُفِعْتَ مَعَ النَّبِيِّينَ، وَإِنِّي إِذَا دَخَلْتُ الْجَنَّةَ خَشِيتُ أَنْ لَا أَرَاكَ؟ ! فَلَمْ يُرِدَّ عَلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى نَزَّلَ جِبْرِيلُ بِهَذِهِ الْآيَةِ: وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ (سورة النساء: 69)
“Seseorang telah datang kepada Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan berkata: “Wahai Rasulullah, demi Allah sungguh Engkau lebih aku cintai dari pada diriku, sungguh engkau lebih aku cintai dari keluargaku, dan lebih aku cintai dari pada anakku. Sungguh jika aku ada di rumah, lalu aku mengingamu, maka aku tidak sabar sampai aku mendatangi dan melihatmu. Dan jika aku mengingat kematianku dan kematian engkau, aku tahu bahwa engkau jika masuk surga anda akan diangkat bersama para Nabi, dan saya jika masuk surga saya khawatir saya tidak dapat melihat engkau. Nabi –shallallahu alaihi wa sallam- tidak menjawabnya sampai Jibril menurunkan ayat ini:
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ
سورة النساء: 69
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. QS. An-Nisaa’: 69
Dinyatakan hasan oleh Al-Albani di dalam Silsilah Shahihah, no. 2933
Secara umum, nikmat surga itu agung, di dalamnya apa yang tidak terbesit oleh hati manusia, dan sebaiknya bagi seorang mukmin hanya sibuk untuk berusaha bagaimana memasukinya, dan jika telah memasukinya maka bergembiralah, tidak ada satupun yang terlewat dan tidak akan merasa menyesal atas berbagai nikmat yang ada.
Wallahu a’lam