Senin 24 Jumadil Ula 1446 - 25 November 2024
Indonesian

Injil-Injil yang ada saat ini ditulis setelah Isa alaihi as-salam, dan terdapat banyak distorsi di dalamnya

Pertanyaan

Kita umat Islam mengetahui bahwa Tuhan Yang Maha Esa menurunkan Injil kepada Nabi-Nya Isa alaihi assalam, tetapi ketika saya mempelajari beberapa hal tentang agama Kristen, mereka mengatakan kepada saya bahwa Injil tidak dibawa oleh Isa, tetapi ditulis oleh murid-murid Isa  setelah penyalibannya (atau setelah Allah mengangkatnya kepada-Nya seperti dalam Al-Qur'an). Bagaimana kita bisa menggabungkan kedua pernyataan tersebut ?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Tidak ada perbedaan atau pertentangan antara kedua pernyataan tersebut, sehingga kita perlu mempertanyakan tentang penggabungannya. Sebaliknya, yang menjadi masalah bagi si penanya adalah karena ia mencampuradukkan dua hal yang harus diyakini, dan keduanya benar.

  1. Adapun yang pertama adalah Injil yang diwahyukan oleh Tuhan semesta alam kepada Nabi Allah Isa alaihi  as-salam. Dan Keyakinan (iman) bahwa Tuhan Yang Maha Esa menurunkan suatu kitab kepada Nabi-Nya Isa, dan bahwa nama kitab itu adalah Injil, merupakan salah satu landasan keimanan dan rukunnya yang harus diyakini.

Allah ta’ala berfirman:

 آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

البقرة/285

(Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. [Mereka mengatakan]: "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun [dengan yang lain] dari rasul rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami ta’at". [Mereka berdo’a]: "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali" (Al-Baqarah: 285).

Dan Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam berkata kepada Jibril ketika dia bertanya kepadanya tentang keimanan, di haditsnya yang terkenal: ("Iman itu artinya engkau beriman kepada Allah, para malaikat-malaikat Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan kamu beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk." Muttafakun alaihi

Demikian pula kekafiran terhadap hal itu atau keragu-raguan terhadapnya adalah kesesatan dan kekafiran kepada Allah subhanahu wata’ala.

Allah subhanahu wata’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَقَد ضَلَّ ضَلالا بَعِيداً

النساء/136

(Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (An-Nisa/ 136)

Allah subhanahu wata’ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلاً أُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقّاً وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَاباً مُهِيناً

النساء/150-151

(Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakanantara [keimanan kepada] Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian [yang lain]", serta bermaksud [dengan perkataan itu] mengambil jalan [tengah] di antara yang demikian [iman atau kafir], merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan. (An-Nisa/ 150-151)

  1. Adapun yang kedua adalah Injil atau lebih tepatnya Injil yang ada di tangan umat Kristiani saat ini; Sekalipun salah satu landasan keimanan kita adalah keimanan kepada Injil yang diturunkan kepada Isa, namun kita juga meyakini bahwa di tangan manusia tidak ada lagi kitab sebagaimana diturunkan Allah, baik Injil maupun yang lain, kecuali Al-Qur'an. umat Kristiani sendiri tidak mengklaim bahwa kitab-kitab yang ada di tangan mereka diturunkan dari Tuhan. mereka juga tidak mengklaim bahwa Isa alaihi salam adalah orang yang menulisnya, atau setidaknya kitab-kitab tersebut ditulis pada masanya. Imam Ibnu Hazm rahimahullah dalam Al-Fisal fi Al-Milal (2/2)

Kita tidak perlu menunjukkan bukti bahwa Injil dan kitab-kitab Kristen lainnya tidak berasal dari Tuhan Yang Maha Kuasa atau dari Isa al-masih alaihi salam, sebagaimana kita perlu menunjukkan bukti tentang Taurat dan kitab-kitab yang dikaitkan dengan para nabi alaihim salam yang ada pada kaum Yahudi, karena mayoritas kaum Yahudi berpendapat bahwa Taurat yang ada di tangan mereka diturunkan Dari Tuhan Yang Maha Esa melalui Musa alaihi salam, maka kita perlu membuktikan ketidakabsahan klaim mereka dalam hal itu. Sedangkan terhadap orang-orang Nasrani kita tidak perlu melakukan itu, karena mereka tidak mengklaim bahwa Injil diturunkan dari Tuhan kepada al-masih, atau bahwa al-masih membawakannya kepada mereka. mereka tidak berbeda pendapat bahwa ada empat sejarah tentang injil yang disusun oleh empat orang terkenal di zaman yang berbeda:

  • Yang pertama adalah sejarah yang ditulis oleh Matius orang Lewi, seorang murid al-masih alaihi salam, sembilan tahun setelah kenaikan al-masih alaihi salam. Matius  menulisnya dalam bahasa Ibrani di negara Yehuda di Levant, berjumlah sekitar dua puluh- delapan halaman dengan tulisan tangan sedang.
  • Yang lainnya adalah sejarah yang ditulis oleh Markus , seorang murid Simeon bin Yunus, yang disebut Patriark, dua puluh dua tahun setelah kenaikan al-masih alaihi salam, markus menulisnya dalam bahasa Yunani di Negara Antiokhia Romawi, dan mereka mengatakan bahwa Simeon yang disebutkan adalah orang yang menyusunnya, kemudian dia menghapus namanya dari awal dan menghubungkannya dengan muridnya Markus, Terdiri dari dua puluh empat halaman dengan tulisan tangan sedang, dan disebutkan Shimon adalah murid al-masih alaihi salam.
  • dan yang ketiga adalah sejarah yang ditulis oleh Lukas, tabib Antiokhia, murid Kaisar Simeon, dia menulisnya dalam bahasa Yunani setelah Markus yang disebutkan di atas menulisnya, ukurannya sebesar Injil Matius,
  • dan yang keempat adalah sejarah yang ditulis oleh John Ibn Sidhai, murid al-masih alaihi salam, sekitar enam puluh tahun setelah kenaikan Kristus, dan dia menulisnya dalam bahasa Yunani, dua puluh empat halaman dengan tulisan tangan sedang.

Syekh al-Islam Ibnu Taimiyyah berkata dalam kitab ‘Al-Jawabus sohih’, (21/3): (Adapun Injil yang ada di tangan umat Nasrani, ada empat Injil: Injil Matius, Lukas, Markus, dan Yohanes. Mereka sepakat bahwa Lukas dan Markus tidak melihat Kristus, melainkan Matius dan Yohanes melihatnya, dan bahwa keempat pasal ini, yang mereka sebut Injil, dan mereka masing-masing menyebut Injil, ditulis oleh orang-orang ini setelah kenaikan Kristus; mereka tidak menyebutkan di dalamnya bahwa itu adalah firman Tuhan atau bahwa Kristus menyampaikan itu berasal dari Allah, melainkan mereka mengutip di dalamnya hal-hal yang berasal dari perkataan Kristus dan hal-hal yang berasal dari tindakan dan mukjizat-mukjizatnya.) .

Maka kitab-kitab yang ditulis setelah Kristus ini tidak tetap dalam bentuk penulisannya yang pertama kali. Salinan pertama tidak ditemukan, dan hilang dari tangan orang-orang untuk jangka waktu yang lama. Ibnu Hazm berkata: (Adapun orang-orang Nasrani, tidak ada perbedaan pendapat di antara mereka atau siapa pun mengenai fakta bahwa hanya seratus dua puluh orang yang percaya kepada Kristus selama hidupnya...dan bahwa setiap orang yang percaya kepada-nya tersembunyi dan ketakutan selama hidupnya. Mereka menyeru agamanya secara sembunyi-sembunyi dan tidak ada satu pun dari mereka yang menampakkan wajahnya. Agama yang diajarkan tidak berkembang bahkan semua orang yang menganutnya dibunuh. Jadi mereka tetap dalam keadaan ini, tidak muncul sama sekali, dan tidak memiliki tempat di mana mereka bisa aman selama tiga ratus tahun setelah kenaikan al-masih alaihi salam.

Pada masa itu Injil yang diturunkan Tuhan yang maha esa lenyap, kecuali beberapa surat yang Tuhan simpan sebagai bukti yang memberatkan mereka dan sebagai aib bagi mereka, sehingga tetap seperti yang kami sebutkan sampai Raja Konstantin memeluk Kristen. Sejak saat itu, orang-orang Kristen muncul dan mengungkapkan agamanya.

Dan bagi setiap agama yang seperti ini, tidak mungkin terjadi transmisi yang terus-menerus di dalamnya, karena banyaknya urusan internal yang terjadi di dalamnya yang seringkali diam-diam diselesaikan di bawah ancaman pedang, dan umatnya tidak mampu melindunginya atau mencegahnya dari perubahan isinya (Bab 2/4-5).

Selain terputusnya kitab-kitab mereka dalam kurun waktu yang lama (melebihi dua abad), kitab-kitab ini tidak tetap dalam bahasa pertama kali penulisanya, tetapi sudah diterjemahkan dari bahasa-bahasa tersebut, dan kemudian diterjemahkan lebih dari satu kali, oleh orang-orang yang tidak diketahui riwayat pengetahuan dan Kejujuran mereka.  dan perbedaan-perbedaan serta kontradiksi-kontradiksi dari kitab-kitab ini merupakan bukti terkuat adanya distorsi dan bahwa kitab-kitab tersebut bukanlah Injil yang diturunkan Allah kepada kita, Hamba dan Rasul-Nya Isa alaihi salam. Maha benar Allah subhanahu wata’ala ketika Dia berfirman: (Kalau kiranya Al Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya) An-Nisaa ' /82.

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam