Senin 22 Jumadits Tsani 1446 - 23 Desember 2024
Indonesian

Orang yang Tidak Meyakini Kekafiran Orang-orang Yahudi dan Nashrani Serta Kaum Kafir Lainnya Maka Ia Juga Kafir

6688

Tanggal Tayang : 11-04-2002

Penampilan-penampilan : 26778

Pertanyaan

Apa benar, kalau seorang muslim tidak yakin bahwa orang kafir itu kafir, maka ia sendiri juga menjadi kafir? Meskipun ia shalat dan beriman kepada Al-Qur'an dan Sunnah? Kalau jawabannya memang benar, lalu apa dalilnya? Apakah mungkin bagi seseorang untuk mempercayai bahwa Yahudi dan Nashrani itu adalah orang-orang beriman dan akan masuk Surga setelah jelas hakikat kebenaran itu baginya, kemudian ia masih dikatakan sebagai muslim?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

1. Al-Hamdulillah. Memang benar, orang yang tidak yakin akan kekafiran orang yang kafir terhadap agama Allah, tidak mempercayai berita dari Allah tentang kekafiran mereka, tidak meyakini bahwa agama Islam itu telah menghapus seluruh ajaran agama sebelumnya, bahwa setiap orang harus mengikuti ajaran agama Islam ini apapun agamanya sebelum itu, maka ia telah kafir. Allah berfirman:

"Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi." (QS.Ali Imraan : 85)

Allah berfirman:

"Katakanlah:"Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua.." (QS. Al-A'raaf : 158)

2. Al-Qadhi Iyyadh menyatakan: "Oleh sebab itu, kita memvonis kafir setiap orang yang menganut agama selain dari agama islam, atau tidak menyikap agama mereka, atau ragu-ragu, atau membenarkan jalan hidup mereka, meskipun ia menampakkan keislamannya atau meyakini kebenaran Islam, dan meyakini kebatilan selain agama Islam. Ia tetap kafir, bila ia menampakkan juga yang berkebalikan dari keyakinan itu." Asy-Syifa Bit Ta'rifi Huquqil Mushthafa (II : 1071)

3. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab -Rahimahullah-menegaskan: "Ketahuilah bahwa di antara pembatal-pembatal keislaman yang terbesar ada sepuluh:

Yang pertama: Syirik kepada Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya.

Dalilnya adalah firman Allah:

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.. (QS. An-Nisaa' : 48)

Di antara bentuk syirik adalah menyembelih untuk selain Allah, seperti untuk jin dan kuburan.

Yang kedua: Mengambil perantara antara dirinya dengan Allah untuk berdoa dan meminta syafa'at. Hukumnya adalah kafir berdasarkan ijma' kaum muslimin.

Yang ketiga: Orang yang tidak menggap kafir kaum musyrikin atau ragu terhadap kekufuran mereka, atau membenarkan madzhab mereka. Orang ini juga kafir berdasarkan ijma'."

Setelah menyebutkan satu persatu sepuluh pembatal keislaman itu, beliau -Rahimahullah-- menegaskan: "Tidak ada bedanya dalam semua pembatal keislaman itu antara orang yang bercanda atau orang yang takut, kecuali orang yang dipaksa. Kesemuanya adalah perbuatan yang paling berbahaya namun juga paling banyak terjadi. Maka selayaknya setiap muslim mewaspadainya dan mengkhawatirkan hal itu terjadi pada dirinya. Kita memohon perlindungan kepada Allah dari hal-hal yang menimbulkan kemurkaan dan siksa-Nya yang pedih. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.
(Dari tulisan-tulisan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab -Rahimahullah--

4. Syirik dan kekufuran dalam hukum sama saja. Ibnu Hazm -Rahimahullah-- menyatakan: "Kekufuran dan kemusyrikan sama saja. setiap kafir itu musyrik dan setiap musyrik itu kafir. Itulah pendapat Imam Syafi'ie dan yang lainnya." (Al-Fishal III : 124)

5. Kaum Yahudi dan Nashrani adalah orang-orang kafir dan musyrik. Allah berfirman:

"Orang-orang Yahudi berkata:"Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata:"Al-Masih itu putera Allah". Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir terdahulu. Dila'nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling.. Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai rabb-rabb selain Allah, dan (juga mereka menjadikan Rabb ) Al-Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Ilah Yang Maha Esa; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS. At-Taubah : 30-31)

Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu diriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Demi Dzat yang Muhammad berada di tangan-Nya; setiap umat ini baik dari kalangan Yahudi maupun Nashrani yang mendengar ajakanku lalu mati dan belum beriman kepada ajaran yang diwahyukan kepadaku, pasti ia termasuk penghuni Neraka." HR. Muslim (153).

Orang yang mengatakan bahwa Yahudi itu tidak kafir, berarti ia telah mendustakan firman Allah terhadap Yahudi:

"Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya.." (QS. Al-Baqarah : 93)

Demikian juga terhadap firman Allah:

"Yaitu orang-orang Yahudi, mereka merobah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata:"Kami mendengar, tetapi kami tidak mau menurutinya". Dan (mereka mengatakan pula):"Dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan):"Raa'ina", dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan:"Kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka." (QS. An-Nisaa' : 46)

Juga firman Allah:

"Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan), disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan:"Hati kami tertutup". Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa), dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka:"Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putera Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa." (QS.An-Nisaa' : 155-157)

Demikian juga terhadap firman-Nya:

"Sesungguhnya orang-orang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan:"Kami beriman kepada yang sebahagian dan kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), (merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan." (QS. An-Nisaa' : 150-151)

Orang yang tidak menganggap kafir orang-orang Nashrani, berarti it tidak berikan kepada firman Allah:

"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata :"Sesungguhnya Allah itu adalah Al-Masih putera Maryam". (QS.Al-Maa-idah : 17)

Demikian juga dengan firman-Nya:

Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan:"Bahwanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Ilah (yang kelak berhak disembah) selain Ilah Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih." (QS.Al-Maa-idah : 73)

Demikian juga berarti orang tersebut telah mendustakan firman Allah tentang orang-orang Yahudi dan Nashrani sekaligus, tidak beriman kepada Nabi kita dan tidak mengikuti jalannya. Allah berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan:"Kami beriman kepada yang sebahagian dan kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), (merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan." (QS.An-Nisaa' : 150-151)

Setelah penjelasan yang sedemikian rupa dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, apa lagi yang perlu dijelaskan? Kita memohon hidayah kepada Allah, dan semoga shalawat terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Refrensi: Syekh Muhammad Sholeh Al-Munajid