Alhamdulillah.
Manusia itu tidak menanggung dosa orang lain, setiap manusia akan dihisab sesuai perbuatannya, Allah Ta’ala berfirman:
ولا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخرى
سورة فاطر: 18
“Dan seseorang tidak menanggung dosa dari dosa yang ditanggung orang lain”. (QS. Fathir: 18)
Namun jika seorang ibu atau ayah yang melakukan dosa, maka hal itu menjadi panutan buruk semua penghuni rumah. (Majmu Fatawa Syeikh Ibnu Baz: 2/610)
Namun bisa jadi buruknya kemaksiatan seseorang akan menimpa keluarganya sebagai hukumnya baginya dan ujian bagi keluarganya. Allah ‘Azza wa Jalla- akan menguji seseorang dengan musibah untuk mengampuni dosanya, dan bisa jadi Allah menguji dengan kenikmatan, Allah Ta’ala berfirman:
ونَبْلوكُم بالشَّرِ والخيْرِ فتْنَة
سرة الأنبياء: 35
“dan kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan”. (QS. Al Anbiya’: 35)
Yang penting, diwajibkan bagi seorang muslim untuk menjauhi kemaksiatan hingga tidak turun kepadanya murka Allah, wallahu A’lam.