Alhamdulillah.
Perbuatan tersebut bid'ah, tidak dibolehkan.Itu termasuk mengkhususkan ibadah dengan cara tertentu yang tidak disebutkan dalam syariat.
Banyak bentuk bid'ah yang dilakukan orang dalam shalat istikharah.
Di antaranya: Membaca surat tertentu berulang-ulang dalam shalat istikharah, sebagaimana dalam pertanyaan. Begitu pula mengulang shalat istikharah yang sama selama sepekan. Pembatasan semacam ini merupakan penambahan syariat dalam agama dan seakan menambah kekurangan Nabi shallallahu alaihi wa sallam.
Di antaranya: Keyakinan sebagian orang tentang keharusan terjadinya mimpi setelah shalat istikharah, sebagaimana yang diminta oleh orang yang istikharah. Bahkan mereka menganggap bahwa jika istikharah tidak mendatangkan mimpi, berarti dia tidak sah dan tidak bermanfaat.
Para ulama telah mengingatkan kekeliruan ini:
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata dalam 'Fatawa Nurun Alad-Darb (Fatwa shalat/Shalat Istikharah)
"Tidak disyaratkan seorang yang melakukan istikharah dia bermimpi sesuatu yang menunjukkan pilihan yang lebih utama. Akan tetapi, kapan saja sesuatu dimudahkan setelah istikharah, hendaknya dia menyadari bahwa itu baik baginya jika dia berdoa kepada Allah dengan jujur dan ikhlas. Karena dalam doa istikharah, seorang laki-laki atau wanita yang istikharah berkata, 'Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku, sekarang atau yang akan datang, maka takdirkanlah dia untukku dan mudahkanah dia untukkku." Maka jika sebuah perkara dimudahkan setelah istikharah, ketahuilah bahwa itu merupakan yang terbaik baginya, karena dia telah berdoa kepada Allah agar dimudahkan apa yang baginya. Maka jika dia mendapatkan kemudahan, itu merupakan petunjuk bahwa hal tersebut baik baginya.
Kadang seseorang bermimpi menunjukkan bahwa sesuatu itu baik baginya, kadang dimudahkan baginya apa yang dia maksud, lalu dia melaksanakannya, maka itu yang baik baginya.
Yang penting, jika anda istikharah kepada Allah dengan jujur dan ikhlas, maka apa yang terjadi sesudah itu dengan sebab apapun, maka itu merupakan kebaikan baginya insya Allah Ta'ala. Adapun pendapat sebagian orang bahwa seseorang harus bermimpi untuk menentukan apakah dia akan terus melaksanakannya atau meninggalkannya, hal ini tidak ada landasannya. Akan tetapi sekedar dia istikharah kemudian perbuatan tersebut terasa mudah baginya atau mudah baginya untuk meninggalkannya, maka ketika itu kita mengetahui bahwa Allah Ta'ala telah memilihkan yang terbaik baginya. Karena dia telah memohon kepada Allah agar dipilihkan yang baik baginya."
Telah dijelaskan hal ini dalam jawaban soal no. 5882.
Wallahua'lam