Alhamdulillah.
Firman Allah Ta’ala:
تلك الرسل فضلنا بعضها على بعض
“Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain”. (QS. Al Baqarah: 253)
Seperti firman Allah yang lain:
ولقد فضلنا بعض النبيين على بعض
“Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain)”. (QS. Al Isra’: 55)
Para Nabi dan para Rasul tidak diragukan lagi bahwa sebagian mereka lebih utama dari sebagian lainnya, para Rasul lebih utama dari para Nabi, dan para Rasul ulul azmi lebih utama dari selain mereka, dan para Rasul ulul azmi ada lima orang yang telah Allah Ta’ala sebutkan di dalam kedua ayat di dalam Al Qur’an, salah satunya di dalam surat Al Ahzab:
وإذ أخذنا من النبيين ميثاقهم ومنك ومن نوح وإبراهيم وموسى وعيسى ابن مريم
“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam”. (QS. Al Ahzab: 7)
Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa bin Maryam.
Dan ayat kedua di dalam Surat Asy Syura:
شرع لكم من الدين ما وصى به نوحاً والذي أوحينا إليك وما وصينا به إبراهيم وموسى وعيسى
“Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa”. (QS. Asy Syuro: 13)
Kelima mereka ini adalah yang paling utama dari pada selain mereka, dan adapun firman Allah Ta’ala terkait dengan orang-orang beriman:
كل آمن بالله وملائكته وكتبه ورسوله لا نُفرق بين أحد من رسله
“Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”. (QS. Al Baqarah: 285)
Artinya adalah kami tidak membedakan di antara mereka dalam keimanan, akan tetapi kami beriman bahwa mereka semuanya para utusan Allah yang sebenarnya dan bahwa mereka tidak berbohong, mereka jujur dan membenarkan, dan inilah makna firman-Nya:
لا نفرق بين أحد من رسله
“Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”. (QS. Al Baqarah: 285)
Yaitu; dalam keimanan maka kami beriman bahwa mereka semuanya -alaihimus shalatu was salamu- adalah para Rasul Allah yang sebenarnya.
Akan tetapi dalam keimanan yang mencakup untuk mengikuti, hal ini bagi orang setelah Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- secara khusus kepada Rasulullah Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam- karena beliau adalah yang diikuti; karena syari’atnya telah menghapus semua syari’at sebelumnya, dan dengan ini kita mengetahui bahwa keimanan bagi mereka semuanya, kita beriman kepada mereka dan bahwa mereka adalah para Rasullah dengan sebenarnya, dan adapun setelah diutusnya Rasulullah Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam- maka semua agama yang terdahulu telah dihapus dengan syari’at beliau -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, dan yang menjadi kewajiban semua manusia untuk menolong Mumammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam- saja, dan Allah Ta’ala dengan ke-Maha Bijaksanaan-Nya telah menghapus semua agama selain agama Nabi Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, dan karenanya Allah Ta’ala berfirman:
قل يا أيها الناس إني رسول الله إليكم جميعاً الذي له ملك السموات والأرض لا إله إلا الله هو يحيي ويميت فآمنوا بالله ورسوله النبي الأمي الذي يؤمن بالله وكلماته واتبعوه لعلكم تهتدون
“Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk.” (QS. Al A’raf: 158)
Maka semua agama selain agama Rasulullah Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam- semuanya dihapus. Akan tetapi beriman kepada Rasul dan bahwa mereka semuanya adalah benar adalah perkara yang wajib.