Alhamdulillah.
Ungkapan semacam itu tidak layak ditujukan kepada Allah Azza wa Jalla, karena itu adalah sikap kurangajar terhadap Allah yang penuh campuran syahwat serta menunjukkan kebodohan pelakunya terhadap hak-hak Allah. Allah telah menetapkan, memutuskan dan menentukan berbagai urusan yang lebih agung dari sekedar penciptaan seorang wanita, seperti kewajiban mentauhidkan Allah dan menunggalkan-Nya dengan ibadah. Sementara kecantikan wanita yang bukan muhrim haram untuk dilihat lelaki yang bukan muhrimnya, sebagaimana firman Allah:" Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya.." (An-Nuur : 33)
Manusia itu biasa menikmati kecantikan isterinya yang dikaruniakan oleh Allah kepada-Nya dan menjadikannya sebagai penenang baginya. Selain ungkapan di atas masih banyak lagi ungkapan-ungkapan lain yang dilontarkan oleh para penulis yang mengklaim diri sebagai Ahli Sastra, yang menunjukkan kekurangajaran mereka, dan bahwa mereka memang tidak mengharapkan kemuliaan Allah serta tidak mengagungkan Rabb mereka Azza wa Jalla, sama sekali tidak beradab dalam berbicara tentang-Nya. Sudah kewajiban kita menasihati mereka dan memerangi kebatilan mereka. Wallahul muwaffiq.