Jum'ah 26 Jumadits Tsani 1446 - 27 Desember 2024
Indonesian

NAMA ALLAH YANG AGUNG (ISMULLAH AL-A’DHOM) DALAM NASH NABAWI DAN PERKATAAN AHLI ILMU

146569

Tanggal Tayang : 19-03-2012

Penampilan-penampilan : 115755

Pertanyaan

Telah ada dari Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bahawa beliau bersabda, ‘Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, barangsiapa yang menghitungnya akan masuk surga.’ Diantaranya ada nama Allah yang paling agung (ismullah Al-A’dhom). Dikala seseorang berdoa denganya akan dikabulkan, kalau meminta akan diberikan. Pertanyaanku adalah, apa itu nama Allah yang agung kalau dia berdoa dikabulkan, kalau meminta akan diberikan? Bagaimana kita dapat mengetahuinya? Apakah ada salah seorang ahli ilmu dahulu mengetahuinya? Apakah para ulama’ telah bersepakat (ijma’). Terima kasih

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Telah ada nash-nash terkait dengan nama Allah yang agung dalam berbagai hadits, yang terkenal adalah:

1. عن أبي أمامة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : ( اسْمُ اللَّهِ الأَعظَمُ فِي سُوَرٍ مِنَ القُرآنِ ثَلاثٍ : فِي " البَقَرَةِ " وَ " آلِ عِمرَانَ " وَ " طَهَ " ) .

رواه ابن ماجه ( 3856) و حسنه الألباني فى صحيح ابن ماجه.

Dari Abu Umamah radhiallahu’anhu  sesungguhnya Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda, ‘Nama Allah yang agung ada di tiga surat AL-Qur’an, di AL-Baqarah, Ali Imron dan Toha.’ HR. Ibnu Majah, 3856 dihasankan oleh Syekh Al-Albany di shoheh Ibnu Majah.

2. عَنْ أَنَسٍ أَنَّهُ كَانَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسًا وَرَجُلٌ يُصَلِّي ثُمَّ دَعَا " اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدُ لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ يَا ذَا الْجَلالِ وَالإِكْرَامِ يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ " ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( لَقَدْ دَعَا اللَّهَ بِاسْمِهِ الْعَظِيمِ الَّذِي إِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى ) .

رواه الترمذي ( 3544 ) وأبو داود ( 1495 ) والنسائي ( 1300 ) وابن ماجه ( 3858 ) ، وصححه الألباني في " صحيح أبي داود " .

Dari Anas dahulu beliau bersama Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam duduk, dan ada seseorang shalat kemudian berdoa, ‘Ya Allah, sesunggunya saya memohon kepada-Mu. Sesungguhnya hanya milik-Mu seluruh pujian, tiada tuhan melainkan Engkau. Yang Maha Dipuji, pencipta langit dan bumi, wahai yang mempunyai kemulyaan dan kehormatan, wahai Maha hidup dan Mandiri. Maka Nabi sallallahu’alaihi wa salla bersabda, ‘Sungguh dia telah berdoa kepada Allah dengan nama-Nya yang agung, dimana kalau berdoa akan dikabulkan, kalau meminta akan diberikan.’ HR. Tirmizi, 3544. Abu Dawud, 1495. An-Nasa’i, 1300. Ibnu Majah, 3858 disohehkan Al-Albany di shoheh Abu Dawud.

3. عن بُرَيْدَةَ بنِ الحُصَيْب أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمِعَ رَجُلا يَقُولُ " اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ أَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ الأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ " ، فَقَالَ : ( لَقَدْ سَأَلْتَ اللَّهَ بِالاسْمِ الَّذِي إِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى وَإِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ ) .

رواه الترمذي (3475) و ابو داود (1493) ابن ماجه (3857) و صححه الألباني في صحيح أبي داود

Dari Abu Burdah sesungguhnya Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam mendengar seseorang berdoa, ‘Ya Allah, sesungguhnya saya memohon kepada-Mu. Sesungguhnya saya bersaksi bahwa Engkau  adalah Allah, tiada tuhan melainkan Anda Yang Maha Esa, Tempat meminta segala sesuatu. Tidak beranak dan tidak diperanakkan dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.’ Maka beliau bersabda, ‘Sungguh anda telah meminta kepada Allah dengan nama yang kalau diminta akan diberikan, kalau berdoa akan dikabulkan.’ HR. Tirmizi, 3475. Abu Dawud, 1493. Ibnu Majah, 3857 dishohehkan Al-Albany di Shoheh Abu Dawud.

Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata, ‘(Hadits) ini yang lebih kuat dari sisi sanad dari semua yang ada tentang itu.’ Fathul Bari, 11/225.

4. عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيدَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ( اسْمُ اللَّهِ الأَعْظَمُ فِي هَاتَيْنِ الآيَتَيْنِ : ( وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ ) ، وَفَاتِحَةِ سُورَةِ آلِ عِمْرَانَ ( الم . اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ) .

رواه الترمذي (3478) و ابو داود (1496) و ابن ماجه (3855)

Dari asma’ binti Yazid sesungguhnya Nabi sallallahu’alaihi wa sallam, ‘Nama Allah yang agung di dua ayat ini, ‘Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.’ SQ. Al-Baqarah: 163 dan Pembuka surat Ali Imron, ‘Alif laam miim. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya. SQ. Ali Imron: 1-2.’ HR. Tirmizi, 3478. Abu Dawud, 1496 dan Ibnu Majah, 3855.

Hadits ini lemah, karena ada perowi Ubaidillah bin Abi Ziyad dan Syahr bin Hausyab. Keduanya lemah.

Kedua,

Para ahli ilmu berbeda pendapat tentang ‘ismullah Al-A’dhom (nama Allah yang paling Agung)’ dari sisi keberadaannya menjadi beberapa pendapat,

Pendapat pertama,

Mengingkari akan keberadaannya dari asalnya. Karena keyakinan mereka tidak ada keutamaan antara satu nama dengan nama Allah lainnya. Mereka mentakwilkan hadits-hadits tadi dengan mamahami dari beberapa sisi,

Sisi pertama, barangsiapa yang mengatakan makna ‘Al-A’dhom (yang paling agung) adalah ‘AL-Adhim (Yang Maha Agung)’ bahwa tidak ada kelebihan diantara nama-nama Allah Ta’ala.

Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata, ‘Suatu kaum telah mengingkarinya seperti Abu Ja’far At-Tobari, Abu Al-Hasan Al-Asy’ari dan sekelompok setelah keduanya. Seperti Abu Hatim ibnu Hibban, AL-Qodhi Abu Bakar Al-Baqolany, mereka mengatakan, ‘Tidak diperkenankan melebihkan suatu nama dengan nama lainnya. Dan sebagian diantara mereka menyandarkan (pendapat ini kepada) Malik. Dan dimakruhkan mengulang-ulang sebagian surat tanpa surat lainnya, agar tidak disangka bahwa sebagian Al-Qur’an lebih utama dibanding dengan sebagian lainnya. Sehingga diizinkan (melakukan) hal itu, dengan keyakinan kekurangan yang tidak utamakan (mafdhul) dibandingkan yang diutamakan (afdhol). Mereka mengartikan yang ada terkait masalah itu bahwa maksud ‘Al-A’dhom (Yang Maha Lebih Agung)’ dengan ‘AL-Adhim (Yang Maha Agung)’ bahwa semua nama-nama Allah itu agung. Ungkpan Abu Ja’far At-Tobari ‘Atsar yang ada berbeda dalam penentuan nama Allah yang paling agung, menurutku adalah. Bahwa semua pendapat benar, dimana tidak ada hadits yang menyatakan itu nama Allah yang paling agung. Dan tidak ada yang lebih agung dari-Nya. Seakan-akan beliau mengatakan, ‘Semua nama diantara nama-nama Allah itu boleh disifati lebih agung. Sehingga kembali artinya ke yang agung (Adhim) seperti tadi.’ Selesai

Sisi kedua, bahwa maksud hadits-hadits tadi menerangkan tambahan pahala orang yang berdoa dengan nama itu.

Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata, ‘Ibnu Hibban berkata, ‘Pengagungan yang ada dalam hadits sesungguhnya maksudnya itu adalah tambahan pahala orang yang berdoa dengan (nama) itu. sebagaimana yang dibiarkan (hal itu) dalam Al-Qur’an. Maksudnya adalah tambahan pahala bagi orang yang membacanya.’ Selesai

Sisi ketiga, maksud dengan nama yang paling agung adalah kondisi orang yang berdoa. Yaitu mencakup semua orang yang berdoa kepada Allah Ta’ala dengan nama apapun juga. Kalau dalam kondisi seperti itu.

Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata, ‘Dikatakan maksud nama yang paling agung adalah semua nama diantara nama-nama Allah Ta’ala dimana seorang hamba berdoa dengan sepenuh (hati) yang dalam pikirannya tidak ada selain Allah Ta’ala. Maka barangsiapa yang melakukan seperti itu, maka akan dikabulkan. Dinukilkan makna seperti ini dari Ja’far As-Sodiq dan Al-Junaid dan selain dari keduanya. Selesai

Pendapat kedua,

Pendapat yang mengatakan bahwa Allah Ta’ala telah menyimpan ilmu penentuan nama-Nya yang paling agung (ismullah Al-A’dhom) meskipun tidak seorangpun dari makhluk mengetahuinya.

Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata, ‘Kelompok lain mengatakan, ‘Allah Ta’ala menyimpan ilmu ismullah al-a’dhom dan tidak seorangpun makhluk mengetahuinya.’ Selesai. Silahkan melihat ‘Fathul Bari, karangan Al-Hafidz Ibnu Hajar, 11/224.

Pendapat ketiga,

Pendapat yang menetapkan dan menentukan nama Allah yang paling agung. Mereka yang menentukan nama Allah yang paling agung berbeda pendapat menjadi empat belas pendapat. Al-Hafidz Ibnu Hajar telah sebutkan di kitabnya ‘Fathul Bari, 11/224, 225. Yaitu,

1.Huwa 2. Allah. 3. Allah Ar-Rahman Ar-Rohim. 4. Ar-Rahman Ar-Rohim AL-Hayyu Al-Qoyyum. 5. AL-Hayyu Al-Qoyyum. 6. Al-Hannan AL-Mannan Badi’u As-Samawati wal Ardzi Dzul Jalali Wal Ikrom AL-Hayyu Al-Qoyyum. 7. Badi’u As-Samawati wal Ardzi Dzul Jalali Wal Ikrom. 8. Dzul Jalali Wal Ikrom. 9. Allahu Lailaha Illa huwa Al-Ahad As-Somad Alladzi lam walid walam yulad walam yakun lahu kufuwan ahad. 10. Rabbi rabbi. 11. Doanya Dzun nun di perut ikan ‘Lailaha illa Anta Subhanaka Inni Kunta Minad dzolimin. 12. Huwallahu Allahul ladzi laila illa huwa rabbil Arsyi AL-Adhim. 13. Tersembunyi di asma’ullah al-husna. 14. Kalimatut tauhid ‘Lailaha illallahu’.

Syekh Al-Albany rahimahullah berkata, ‘Ketahuilah bahwa para ulama’ berbeda pendapat tentang penentuan nama Allah yang paling agung (asmaullah Al-A’dhom) menjadi empat belas pendapat. Yang mana disebutkan oleh Al-Hafidz di ‘Fath’ menyebutkan masing-masing dengan dalilnya. Kebanyakan dalil yang digunakan dari hadits. Sebagian dari pendapat hanya (berdasarkan) logika semata yang tidak perlu ditengok. Seperti pendapat kedua belas, maka dalilnya adalah bahwa seseorang memohon kepada Allah agar diajarkan kepadanya ismullah Al-A’dhom. Kemudian dia bermimpi waktu tidur yaitu ‘Huwa Allah, Allah, Allah Alladzi Lailaha Illa Huwa Rabbul Arsyi AL-Adhim’.

Diantara hadits-hadits itu ada yang shoheh, akan tetapi tidak jelas sisi pengambilan dalilnya. Diantaranya ada yang mauquf (hanya sampai ke Shahabat). Diantaranya ada yang jelas sisi pengambilan dalilnya, dan ini ada dua bagian.

Bagian (hadits) shoheh shoreh (jelas) yaitu hadits Buraidah ‘Allahu Laila Illah Huwa Al-Ahad As-Somad Lam Layid Walam Yulad’ Al-Hafidz berkomentar, ‘Ini adalah yang paling kuat dari sisi sanad yang ada dalam masalah ini. Ini seperti apa yang disampaikan beliau rahimahullah. Dimana ditetapkan oleh As-Syaukany di kitab ‘Tuhfatu Ad-Dzakirin, hal. 52. Dikeluarkan di kitab ‘Shoheh Abu Dawud, 1341.

Bagian lainnya adalah jelas (dalilnya) Cuma tidak shoheh. Sebagian telah dikatakan dengan jelas oleh Al-Hafidz sisi lemahnya, seperti hadits dari pendapat ketiga dari ‘Aisyah di Ibnu Majah, 3859 yaitu di kitab ‘Dhoif Ibnu Majah, no. 841. Sebagian beliau mendiamkannya tidak menghasankan seperti hadits pendapat kedelapan dari hadits Muadz bin Jabal di Tirmizi yaitu dikeluarkan di kitab ‘Ad-Doifah, no. 4520.

Disana ada hadits lain yang jelas (sisi dalilnya) dimana Al-hafidz tidak menyebutkannya, akan tetapi wahiyah (lembek), ia dikeluarkan di no. 2772, 2773, 27775. Silsilah AL-Ahadits Ad-Doifah Wal Maudhu’ah, 13/279.

Ketiga,

Mungkin yang lebih dekat  dari pendapat-pendapat tersebut bahwa ismullah Al-A’dhom itu adalah ‘Allah’ yaitu di dalamnya ada nama yang terkumpullan untuk Allah Ta’ala yang menunjukkan semua nama-nama dan sifat-sifat-Nya Ta’ala. Dimana nama yang tidak diperkenankan untuk selain Allah Ta’ala. Dan ini adalah pendapat kebanyakan ahli ilmu.

Ibnu Qoyyim rahimahullah berkata, ‘Nama ‘Allah’ menunjukkan semua nama-nama yang indah dan sifat yang mulya dengan tiga dalil. ‘Madarijus Salikin, 1/32.

Tiga dalil tersebut adalah almutobaqah (kesesuaian), tadhomun (kandungan) dan al-luzum (keharusan).

Ibnu Amir Hajj AL-Hanfi rahimahullah berkata, ‘Dari Muhammad bin Al-Hasan berkata, saya mendengar Abu Hanifah rahimahullah berkata, ‘Nama Allah yang paling agung adalah ‘Allah’ ini adalaha pendapat Tohawiyah dan kebanyakan dari para ulama’, serta kebanyakan ‘Arifin. Dari kitab ‘At-Taqrir Wa At-Tahrir, 1/5.

Abu Al-Baqa’ Al-Fatuhi AL-Hambali rahimahullah berkata, ‘Ada dua faedah, pertama bahwa nama ‘Allah’ adalah alam untuk Dzat. Khususs untuk-Nya maka menyeluruh untuk semua nama-nama-Nya yang indah.

Kedua, bahwa ia adalah Asmaullah Al-A’dhom menurut kebanyakan ahli ilmu dimana Dia mempunyai sifat untuk semua pujian.’ Syarkh AL-Kaukab AL-Munir, hal. 4.

As-Syarbini As-Syafi’i rahimahullah berkata, ‘Menurut para peneliti bahwa ia (Allah) adalah ismullah Al-A’dhom. Dan telah disebutkan dalam Al-Qur’an Al-Aziz 2360 kali. ‘Mugni Al-Muhtaj Ila ma’rifati Alfadzi Al-Minhaj, 1/88-89.

Umar As-Asyqar rahimahullah berkata, ‘Yang nampak dari perbandingan diantara nash-nash yang ada bahwa Ismullah Al-A’dhom adalah ‘Allah’. nama ini adalah satu-satunya nama yang ada pada semua nash dari sabda Nabi sallalahu’alaihi wa sallam yang ada terkait dengan ismullah Al-A’dhom. Diantara penguat bahwa ‘Allah’ adalah ismullah Al-A’dhom, bahwa nama ini terulang dalam Al-Qur’an sebanyak (2697) sesuai dengan penghitungan dalam kitab ‘Al-Mu’jam AL-Mufahros. Kata ‘Allahuma’ lima kali. Dimana nama lain yang merupakan kekhususna untuk Allah Ta’ala yaitu ‘Ar-Rahman’ tidak disebutkan kecuali lima puluh tujuh. Diantara yang menguatkan juga adalah isi dari nama ini mengandung makna yang agung dan banyak. ‘Al-Aqidah Fillah, hal. 213.

Kemudian pada jenjang kedua dari sisi kekuatan bahwa ismullah Al-A’dhom adalah ‘AL-hayyu Wal Qoyyum’ yaitu pendapat sekelompok para ulama’. Diantaranya An-Nawawi dan dikuatkan oleh Syekh AL-Utsaimin rahimahullah.

Wallahu’alam .

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam