Apa yang disebutkan dalam pertanyaan ini adalah sebuah permasalahan nyata, yaitu permasalahan menjaga pemikiran dan akidah anak-anak, sementara dalam kurikulum sekolah mereka mendapatkan pemikiran, keyakinan, dan teori-teori yang bertentangan dengan prinsip-prinsip agama mereka. Juga menjaga akhlak, adab, dan komitmen perilaku mereka, meskipun mereka menghadapi kondisi di sekolah-sekolah yang bercampur laki-laki dan perempuan (sekolah campuran) yang bertentangan dengan itu semua. Ini adalah permasalahan besar, yaitu menghadapi syubhat (kerancuan pemikiran) dan syahwat (godaan nafsu) dalam waktu yang bersamaan!!
Maka yang tampak benar dalam hal ini adalah wali (orang tua) wajib memilihkan sekolah terbaik bagi anaknya yang paling jauh dari kerusakan-kerusakan tersebut. Jika tidak memungkinkan (kesulitan) untuk mendapatkan sekolah yang benar-benar baik, maka carilah sekolah yang paling banyak kebaikannya dan paling sedikit risiko dan keburukannya.
Kewajiban Anda sebagai ayah adalah memilih sekolah Islam yang tidak bercampur antara laki-laki dan perempuan, meskipun harus mengeluarkan biaya lebih besar atau bersusah payah mengantarkan anak ke sekolah tersebut. Bahkan kami menyarankan, jika di kota Anda tidak ada sekolah Islam yang layak, maka pindahlah bersama keluarga Anda ke kota lain yang ada sekolah Islamnya, jika hal itu memungkinkan, meskipun harus melalui kesulitan dan pengorbanan.
Jika Anda tidak mampu melakukan itu, namun bisa menggantikan peran sekolah dengan pendidikan di rumah (Homeschooling), meskipun kualitasnya sedikit di bawah, maka lakukanlah. Utamakan penjagaan terhadap agama dan akhlak anak Anda, melebihi segalanya.
Namun jika Anda benar-benar tidak mampu, dan terpaksa menyekolahkan anak di sekolah umum, maka Anda harus menanggung beban lebih besar untuk mengawasi, mendampingi, dan mengobati kerusakan-kerusakan yang akan dihadapi anak Anda.
Sebagaimana syair mengatakan,
“Jika engkau selamat darinya, maka engkau telah selamat dari perkara yang besar.
Tapi jika tidak, maka aku tidak mengira engkau akan selamat.”
Kami melihat bahwa opsi terakhir ini (menyekolahkan di sekolah umum lalu mendampingi) sangat sulit dilakukan secara konsisten dan efektif. Karena itulah, pilihan-pilihan sebelumnya lebih realistis dan logis untuk ditempuh.
Lihat juga jawaban dari pertanyaan nomor 127946.
Kami memohon kepada Allah agar Dia memberikan petunjuk yang lurus kepada Anda dan membantu Anda dalam tanggung jawab terhadap anak-anak Anda.
Wallahu A’lam.